4. Tanggung Jawab

5K 151 23
                                    

Tinggalkan jejak kalian dengan cara vomment ya. Karena itu sangat berarti untuk author.

***
Saat perjalanan pulang dari rumah sakit Hero dan Windy sama- sama bungkam dan tidak membuka pembicaraan sama sekali. Mereka sibuk dengan pikiran yang berkecamuk di kepala.

Anna. Ia hanya bisa diam menunduk. Tangannya sudah basah karena keringat. Anna terlihat gelisah, takut dan perasaan bersalah tengah menyelimutinya secara bersamaan. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi setelah sampai rumah nanti.

Anna pasrah.

***

"Anna! Ayah sama Bunda mau bicara."

Deg! Anna menggigit bibirnya dengan perasaan tak menentu. Hati dan pikirannya semakin tak karuan. Kini mereka duduk di ruang tamu. Duduk berseberangan.

"Jawab Ayah dengan jujur. Siapa pelakunya?" Suara Hero terdengar dingin. Sedangkan Windy memegang bahu dan lengan Hero sembari mengusap lembut tangan suaminya. Berusaha menenangkan.

Anna meremas roknya. Apa yang harus Anna katakan.

Anna menunduk airmatanya merembes membasahi pipinya. Cewek itu bungkam seribu bahasa ia tak mampu mengeluarkan sepatah kata pun, ia hanya bisa menangis sesegukkan. Anna juga tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya. Ia takut orang tua angkatnya tidak mempercayainya.

"Anna bicaralah!" Ujar Hero mulai melembut. Ia tahu ada yang di sembunyikan oleh putrinya itu. Anna anak yang baik ia percaya itu.

Anna bangkit dari tempat duduknya, menghampiri Ayahnya. Dan bersimpuh di kaki Ayah angkatnya tersebut.

"Anna minta maaf."

"Maafin Anna. Anna udah ngecewain Ayah,Bunda." Kata Anna di akhiri dengan tangisan yang terdengar memilukan.

Hero menghela napas berat. Laki-laki paruh baya itu tidak bisa melihat putrinya menangis seperti sekarang ini ia pun langsung merengkuh tubuh mungil putrinya. Hero memandang putrinya.

"Anna. Kamu tahu kan Ayah sama Bunda sayang sama Anna?" Tanya Hero dan di angguki oleh Anna.

"Beritahu kami siapa yang melakukannya?"

Anna menggeleng lemah karena takut mengatakan yang sebenarnya.

"Anna...." suara lembut Windy membuat Anna terenyuh. Hatinya begitu sakit ketika melihat tatapan yang menyiratkan akan kecewa di kedua mata Bundanya.

"Kak...

***
BUGH!

BUGH!

BUGH!

"Siapa yang ngajarin kamu jadi bajingan seperti sekarang ini?!"

Terdengar suara teriakan sang Ayah dari luar. Anna yang sedang merenung di dalam kamar langsung bangkit dari posisi tidurnya dan berlari menuruni anak tangga. Ia tahu ini akan terjadi setelah kejujurannya tadi sore.

Azka tersungkur di lantai dengan sudut bibirnya yang mengeluarkan darah. Azka menyeka darah segar yang ada di sudut bibirnya

BUGH!

"Ayah! Berhenti Anna mohon!" Seru Anna yang menjerit melihat Ayahnya memukul Azka dengan membabi buta. Dan Azka sama sekali tidak membela diri cowok itu bahkan hanya diam menerima pukulan demi pukulan dari sang Ayah.

Windy langsung menghampiri Anna dan menahan Anna yang berniat melerai Ayahnya yang terus menghajar Azka.

Bukan ini yang Anna mau.

ANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang