Chapter 02# Stealing a Mission

62 7 1
                                    

"Jadi Hwa, sebenarnya apa tujuan kita ke Jinju? Misi macam apa yang kau maksud?" Hongjoong masih fokus mengemudi sembari menanyakan beberapa pertanyaan kepada Seonghwa sebagai rekannya.

Sementara itu, Seonghwa enggan menjawab dan hanya terfokus pada notes dan pena di tangannya. Mencatat apa saja yang ada di pikirannya agar tak melupakan satu hal pun. Ia terlihat enggan membuka suara sekalipun untuk menjawab pertanyaan Hongjoong. Padahal pemuda di sampingnya itu sudah menunggu sedari tadi. Namun bukan Hongjoong jika ia akan menyerah. Pemuda itu terus-terusan bertanya hal yang sama. Dan tentu saja dengan bumbu pelengkap, trik merajuk yang menjadi senjata utama yang akan membuat Seonghwa luluh.

Hongjoong melakukannya, merajuk. Membuat pemuda lainnya ikhlas menjelaskan semuanya pada pemuda itu. Meskipun itu hal yang paling tak ingin ia lakukan saat ini, berbicara panjang lebar. Seonghwa sangat tak menyukai hal itu.

Lantas Seonghwa pun menjelaskannya. Tentang kebenaran bahwa misi ini bukan milik mereka. Lebih tepatnya mencuri misi? Sebab, secara resmi, misi ini dipegang oleh Divisi Utama. Tempat kekasih Kim Hongjoong bekerja. Namun, ketertarikan dan rasa penasaran membuat Seonghwa maju walaupun itu melanggar peraturan.

Terlebih lagi kasus ini terjadi di Jinju, tempat kelahiran Seonghwa—tempat dimana ibunya meregang nyawa.

"Tapi Hwa, bukankah ini menyalahi aturan. Kalau kau dihukum bagaimana?"

"Joong, instingmu kurang peka, ya? Tujuanku datang adalah membalas kematian ibuku dan bisa saja itu berkaitan dengan misi ini. Lagipula, memangnya masuk akal belum ada satupun tersangka, padahal ini sudah lebih dari 14 tahun," jelas Seonghwa. Selayaknya mendengar cerita pengantar tidur, Hongjoong sangat antusias dan memperhatikan Seonghwa dengan seksama.

"Tapi Hwa, jika mereka saja tidak bisa. Kenapa sangat percaya diri? Kita yang hanya penyidik biasa memangnya bisa menyelesaikannya? Dan juga ada apa dengan Jinju? Apa kamu mendapatkan sesuatu di sana?"

"Jangan lupakan jika aku punya insting, dan aku jelas-jelas lebih hebat dari mereka." Seonghwa terkekeh setelah berkata begitu.

"Selalu insting tanpa bukti. Meskipun instingmu sering sekali benar, tapi untuk kasus ini aku tidak bisa yakin denganmu."

Seonghwa menghela napas perlahan dan menjelaskan kembali, "Kau tahu Hutan Selatan? Ini hanya mitos, tapi kakekku pernah bercerita jika kau pergi ke sana, tak akan ada kesempatan untuk kembali. Dan, karena tempat itu jarang dikunjungi orang, kupikir tempat itu adalah tempat yang strategis untuk melakukan kejahatan. Juga, korban pembunuhan seperti kasus ibuku banyak ditemukan di sekitar Hutan Selatan."

"Hutan Selatan? Aku baru mendengar cerita itu."

"Yah, itu cerita kuno yang cukup tabu untuk dibicarakan. Jadi jarang ada orang yang mengetahuinya."

"Hwa, apa maksudnya ini? Aku tak mengerti apapun tentang hal ini? Kenapa bisa berhubungan denganmu dan aku?"

"Joong, bukankah golongan darah adikmu adalah AB rhesus negatif? Ibuku juga memiliki golongan darah AB rhesus negatif. Mereka hilang pada hari yang sama. Kau tahu kan?"

"Aku tidak tahu hal itu, dan jika kamu tahu, kenapa tak mengusut kasus ini dari dulu?"

"Aku baru saja tahu. Itupun aku harus merelakan keselamatan demi meretas komputer milik Penyidik Khusus. Di sana aku mendapat data dari ibuku yang berarti, ia juga merupakan korban dari pembunuh yang sama."

"Bagaimana dengan adikku?"

Perlu diketahui, Kim Hongjoong hanya hidup bertiga. Dia, kakeknya dan adiknya. Namun, 14 tahun lalu, adiknya meninggal tanpa sebab yang jelas. Mungkin karena tak ikhlas, kakek akhirnya menyusul. Dan Hongjoong, ia menghabiskan hidupnya di panti asuhan sebelum bergabung dengan Eclipse.

Desty : The Hidden Things | JoonghwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang