.
.
.
Walau saat ini wajah Lucia tertawa tanpa batasan, tubuhnya pun tidak segan menunjukkan kegemulaiannya, namun ada yang salah.
Lucia baru menyadari semua tingkahnya tadi setelah ia menenangkan pikirannya. Kedua tangannya terangkat dan menutupi wajahnya.
Lucia sangat malu!
Baru kali ini selama hidupnya, Lucia dengan berani memutarbalikkan ucapan yang sebelumnya tak pernah ia lakukan. Tapi karena amarah dan rasa dikhianati oleh Ken membuat Lucia tanpa sadar menunjukkan sisi baru yang selama ini Lucia tidak pernah lakukan.
Tapi, Lucia tidak menyesali apa yang ia perbuat tadi ke Ken.
Lucia meraba wajahnya sendiri yang mulai merona. Ia merasa panas pada wajahnya dan tubuhnya terasa sangat ringan.
Kini Lucia mulai susah menemukan kesadarannya. Kian lama, efek dari minuman alkohol yang ia teguk tadi mulai menyerang kesadaran Lucia yang semakin menipis.
Namun tanpa diduga Lucia, tubuhnya kehilangan keseimbangan karena seperti ada yang memaksanya untuk menghadap ke belakang, Lucia berpikir ia akan jatuh. Tapi nyatanya tidak. Lucia melihat di sekeliling pinggangnya terdapat sepasang tangan yang ukurannya dua kali lipat lebih besar dari tangannya sendiri. Lucia tahu itu tangan seorang pria.
Lucia mendongakkan kepalanya dan rasa pusing kembali menyerangnya. Lucia tidak dapat melihat wajah seseorang yang berani memeluknya kini. Tapi Lucia dapat melihat kedua mata tajam itu bersinar hanya kepadanya.
Siapa?
Lucia kembali ingat perasaan aneh itu. Perasaan yang mencengkam sebelumnya pernah terjadi kepadanya saat di taman malam itu.
Baru Lucia akan menegur pria itu, Lucia dibuat terkejut setengah mati karena pria itu tiba-tiba menciumnya.
"Ngh!"
Pria asing itu semakin memperdalam ciuman sepihaknya. Lucia tak bisa mengendalikan dirinya. Ciuman pria asing yang saat ini memeluknya membuat kepalanya pening luar biasa.
"... Hah... Siapa... hmph!?" Lucia duga pria itu menyudahi aksinya saat jeda ada pada mereka. Namun Lucia kembali dibuat tak berdaya karena pria itu kembali menciumnya namun kali ini lidahnya ikut melengsak masuk ke dalam mulut Lucia.
Saat itu juga Lucia kehilangan akal. Ciuman menggebu penuh gairah dari pria asing itu menjalar hingga seluruh tubuh Lucia bergetar. Lucia susah bernapas dan yang hanya ia dapat lakukan adalah menggenggam erat kemeja pria asing yang sedang melakukan pelecehan kepadanya.
Kesadaran Lucia kini hilang dan bersamaan dengan tubuhnya limbung di pelukan tubuh kokoh pria tersebut.
Pria asing itu menatap Lucia dengan senyum miring tercetak jelas di bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rowan's World
RomanceSelama hidupnya, Lucia Delilah tidak pernah meninggalkan dunia kecilnya. Dunia yang hanya ada kehangatan yang tiada akhir di sekitarnya, tidak ada marabahaya, dan ketentraman abadi. Berkat semua rasionalitas yang telah ia bangun, sehingga perempuan...