.
.
.
Lucia melangkah gontai setelah sampai di sebuah apartemen studio miliknya. Setelah Lucia dinyatakan diterima di Universitas Columbia, Lucia menyewa sebuah apartemen studio yang letaknya tak jauh dari kampusnya.
Sebelumnya, Lucia pernah menyewa sebuah apartemen bersama Serena. Namun hanya bertahan selama satu hari saja. Mengingat tabiat Serena yang binal itu selalu mengundang laki-laki yang berbeda tiap harinya, membuat Lucia tak berpikir panjang untuk menyewa apartemen studio sendiri.
Lucia hanya memandang kosong arah siluet seseorang yang saat ini di dalam apartemennya. Lucia yakin itu adalah Serena.
"Lucia! Dari mana saja kau semalaman hingga pagi ini?!"
Lihat, kan? Baru saja Lucia membuka pintu, ia disuguhkan oleh teriakan membahana dari sahabatnya. Kepala Lucia kembali berdengung dan ia merasa pusing.
"... Maaf, aku...!"
"Don't ever say sorry, duh!!" ucapan Lucia terpotong karena Serena segera menerjang tubuh Lucia dan memeluknya erat.
"Aku bahkan tidak bisa tidur, dummy!!"
Lucia terkekeh dan menepuk punggung Serena yang bergetar dengan lembut. Hatinya menghangat mendengar kata tersebut dari Serena.
Serena menjauhkan tubuhnya namun kedua tangannya memerangkap pundak Lucia. "Dengan siapa kau semalam? Jangan bilang kau sudah melakukan seks...! Ark, sakiiit!!"
"Kau anggap aku apa?" Lucia meniup kedua jemari lentiknya setelah melayangkan sentilan andalannya.
Serena mengelus dahinya, "Kau menghilang setelah Alex mengatakan ada seorang pria yang mendekatimu. Kau pasti bersama pria yang menghampirimu. Apa saja yang kalian lakukan?"
"Apa maksud...!"
Lucia seketika mengingat semua kejadian setelah ia membuka mata dan bertemu seorang pria bermata elang yang misterius. Dan...
Wajah lucia merah padam.
Lucia hampir melupakan ciuman panas yang pria bermata elang tersebut lakukan kepadanya!!
Serena menaikkan satu alisnya, "Ohoho, nampaknya ada sesuatu diantara kalian, bukan?" Serena tersenyum jahil.
Tapi Serena menangkap wajah Lucia yang sebaliknya. Walau warna wajahnya merah menyala layaknya tomat, namun raut wajah yang ia tampilkan panik luar biasa. Lucia melepaskan tangannya yang sedari tadi ia tutupi ciuman dari pria bermata elang tersebut, sehingga serena dapat melihat kissmark yang masih terlihat baru itu.
"Serena... Bagaimana ini?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rowan's World
RomansaSelama hidupnya, Lucia Delilah tidak pernah meninggalkan dunia kecilnya. Dunia yang hanya ada kehangatan yang tiada akhir di sekitarnya, tidak ada marabahaya, dan ketentraman abadi. Berkat semua rasionalitas yang telah ia bangun, sehingga perempuan...