22 : Spilled

9.4K 1.6K 410
                                    

Virus Detected ⚠️🚫

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Virus Detected ⚠️🚫

███████▒ 93%

Langkah kaki yang terburu terdengar diseluruh penjuru koridor, nafasnya tak beraturan, sesak, sesak sekali. Sepasang kaki itu berlari masuk kedalam salah satu bilik kamar mandi.

"Shit, shit, shit, where is it!?"

Tangannya bergerak mengacak isi tasnya, ditumpahkannya semua isi tasnya ke lantai hingga berceceran. Hatinya bagai ditimbun beribu-ribu batu, punggung yang ia sandarkan pada dinding bilik pun merosot, membuatnya terduduk dilantai kamar mandi, matanya tak lagi bisa menahan air mata yang mendesak keluar, Ia memukul kepalanya beberapa kali mencoba untuk menahan perasaan sedihnya.

 Hatinya bagai ditimbun beribu-ribu batu, punggung yang ia sandarkan pada dinding bilik pun merosot, membuatnya terduduk dilantai kamar mandi, matanya tak lagi bisa menahan air mata yang mendesak keluar, Ia memukul kepalanya beberapa kali mencoba ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lu tau Renjun dimana?" Tanya Habel pada beberapa teman kelas Renjun yang dibalas dengan gelengan.

Habel menghela nafasnya, ia sudah mencari Renjun sejak pagi tadi tapi tak kunjung membuahkan hasil. Bahkan teman-temannya mengatakan bahwa Renjun sudah tak masuk kelas sejak pagi.

"Juan!!"

Lelaki jangkung itu pun menoleh dan mendapati Habel yang berlari padanya, Juan menatap Habel bingung karena kakak kelasnya ini terlihat sangat panik saat ini.

"Liat Renjun, nggak?"

Juan mengernyit, "di kelasnya kali? Tadi pagi gua liat dia masuk kok."

"Nggak ada, gua udah cari ke semua tempat sampe ke toilet juga udah. Kata temen-temen Renjun, dia dari pagi nggak ada di kelas."

Raut remaja jangkung itu berubah seketika, wajah paniknya sangat terlihat saat ini. Tangannya bergerak meraih ponsel genggam yang ada disakunya, ia langsung mencari kontak Renjun.

"Nomor yang ada tuju tidak menj-"

Juan mengacak rambutnya,"Nggak dijawab..." ucapnya membuat kekhawatiran dalam Habel makin menjadi.

Hingga tiba-tiba ada seorang gadis yang berlari kearah mereka,

"HABEL!!"

Si pemilik nama menoleh, mendapati Salsa yang terlihat panik dan ketakutan. Habel menangkap kedua bahu sang gadis saat ia hampir terjungkal kedepan karena tak bisa berhenti berlari.

𝗞𝗹𝗮𝗻𝗱𝗲𝘀𝘁𝗶𝗻 | HyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang