Setelah pesawat mereka mendarat dengan sempurna beberpa saat yang lalu, mereka segera keluar dari bandara dan segera memasuki van yang tengah menunggu mereka sejak tadi.
"dimana kita akan menginap nuna?" Yoong memutar tubuhnya menghadap Tiffany yang duduk di kursi belakang bersama Yuri.
"kita akan menginap di villa saja, agar liburan kita lebih nyaman." Sebenarnya tujuan Yuri menemani Tiffany datang kesana untuk menghadiri pembukaan resort baru milik Tiffany.
"aahh.." Yoong mengangguk mengerti dengan keputusan wanita itu.
"Yuri-ah aku mengantuk." Yuri menarik kepala Tiffany untuk bersandar di bahunya
"tidurlah aku akan membangunkanmu saat kita sampai." Tiffany bergumam sebelum terbang ke alam mimpinya.
"Hyung, kau yakin akan menemani Fany nuna dengan wajah jelekmu sekarang?" Yoong menggoda kakaknya yang sedari tadi sibuk dengan dunia lainnya.
"yaaa.. wajahku masih terlihat tampan walau dengan luka bodoh ini." Suara Yuri yang sedikit keras membuat Tiffany kembali membuka matanya.
"kau terlalu penuh dengan dirimu Hyung." Yoong masih tidak ingin berhenti menggoda kakaknya.
"itu kenyataan Kwon Yoong, aku saaaangat tampan bahkan luka-luka bodoh ini tidak bisa mengalahkan ketampananku..haha" Tiffany tersenyum mendengar ucapan Yuri, ya dia mengakui ucapan laki-laki itu memang benar, Yuri masih terlihat tampan walaupun memar menghiasi wajahnya.
"baiklah kau tampan, tapi umma selalu mengatakan bahwa aku lebih tampan dari mu..haha" Yuri berdecak sebal pada adiknya.
"umma hanya mengiburmu, dia tidak ingin kau menangis karena suaramu sangat menggangu." Sejak kecil mereka selalu berdebat tentang siapa yang paling tampan mereka selalu meminta Tiffany untuk memilih dan Tiffany dengan polosnya akan selalu memilih Yuri dan membuat Yoong menangis, lalu dia akan berlari kepada ibunya untuk mengadu, tentu saja ibunya akan mengatakan Yoong yang paling tampan agar putranya berhenti menangis.
"Baby, menurutmu siapa yang paling tampan, aku atau hyung?" Yoong bertanya pada Krystal yang duduk di sampingnya.
"tentu saja oppa.." Krystal dengan malu menjawab kekasihnya.
"sudah aku bilang hyung, aku lebih tampan darimu umma dan kekasihku memilihku, hanya Fany nuna yang memilihmu, kurasa selama ini sesuatu menghalangi matanya." Tiffany benar-benar ingin tertawa mendengarnya tapi dia masih berpura-pura tidur.
"tentu saja dia memilihmu karena kau kekasihnya bodoh, jika dia bukan kekasihmu aku pastikan dia akan memilihku.." Yuri mencibir adiknya dengan sebal
"tetap saja aku mendapat vote terbanyak sekarang...hahaha" Yoong tertawa puas telah berhasil menggoda kakaknya.
"kau masih yang tertampan Yuri." Bisikan di telinganya membuat dia menoleh dan mendapati Tiffany yang tengah tersenyum menatapnya.
"berhenti cemberut, kau tidak tampan saat melakukannya." kecupan mendarat di bibinya tentu saja itu ulah Tiffany
"aku tidak cemberut lagi sekarang." Yuri menyeringai pada wanita di sampingnya,
"apakah sekarang aku tampan?" Tiffany mencubit pipi Yuri gemas,
"nee kau sangat tampan Yuri-ah.. jadi kalian berhenti berdebat sekarang agar aku bisa tidur." Dia kembali meletakkan kepalanya di bahu Yuri dan kembali memejamkan matanya.
Setelah perjalanan mereka yang cukup memakan waktu, van yang di tumpangi mereka akhirnya sampai di tujuan mereka. Yoong dan Krystal turun lebih dulu sedangkan Yuri masih berusaha membangunkan Tiffany.
KAMU SEDANG MEMBACA
Excellent Women
FanfictionTiffany adalah wanita berparas dewi dengan segala kesempurnaan dan kebaikan hatinya, dia di paksa merelakan cinta dalam hidupnya karena perjodohan konyol orang tuanya mengaharuskannya menjadi istri dari sahabat terbaiknya..