Epilog

2 0 0
                                    

Tahun demi tahun berlalu.

Aldi melanjutkan tugas almarhum kakeknya sebagai seorang pendeta kuil Shinto. Ia menjalani pelayanannya dengan tulus dan gembira.

Namun, Pemuda itu tidak begitu saja membuang mimpinya.

"Aldi, makan malam sudah siap!"

Suara perempuan terdengar dari luar ruangan tempat Aldi berada. Suara yang khas dan tidak asing lagi bagi pemuda itu.

Perempuan itu adalah Sae.

Dari belakang Sae, datang seorang gadis kecil menghampiri Aldi.

"Papa."

"Apa yang sedang Papa tulis?"

"Dari kemarin, Papa menulis terus."

Tanya gadis kecil itu penasaran.

"Papa sedang menulis cerita tentang kakek papa yang sangat hebat."

Jawab Aldi tersenyum ke arah gadis kecil itu. Sae yang mendengar ucapan suaminya pun tersenyum lemah, teringat kembali kenangan akan kakek. Gadis kecil itu pun terlihat bingung.

"Papa menangis?"

Aldi tertegun seraya menyentuh air mata yang tanpa ia sadari mengucur keluar. Pemuda itu pun tersenyum.

"Haha, bukan, ini cuma kelilipan."

Kisah hidup Aldi dengan almarhum kakeknya kemudian tertuang dalam bukunya yang kini sedang anda baca. Dalam biografinya, tertulis, "Identitas."

IdentitasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang