Musik menggema di seluruh ruangan minim pencahayaan itu, hanya sepercik cahaya yang dihiasi lampu kelap kelip untuk meramaikan malam di sebuah bar ternama kota Thailand. Hanya orang-orang terpandang dan yang mampu membayar mahal hanya untuk secangkir minuman dingin yang bisa masuk ke dalam.
Disinilah Win sekarang.
Pria imut nan cantik tersebut berprofesi sebagai bartender, tidak hanya melayani pelangan dengan menyajikan minuman, Win juga bersedia sebagai teman dansa dan teman minum ketika pelanggannya meminta. Sebagai imbalan dia akan diberikan uang sebesar apapun yang pelanggannya berikan.
"Win, tolong layani wanita itu!"
Win mengangguk, ketika atasannya menyuruhnya. Dia tidak akan menolak selagi apapun yang dia lakukan tidak akan membahayakan masa depannya.
Dia segera meletakkan nampan berisi gelas dan botol yang kosong di meja bartender lalu merapikan bajunya dan berjalan ke arah wanita yang meminta Win untuk menemaninya minum.
"Nyonya Grace?"
Wanita yang bernama Grace itu mendongak ketika Win memanggilnya. Dia tersenyum dan mengangguk, Grace menepuk-nepuk sofa kosong di sebelah nya untuk mempersilahkan Win duduk. Hanya beberapa detik saat bokong Win menempel pada sofa, tangannya sudah dipeluk manja oleh Grace. Win hanya tersenyum namun senyumnya menjadi gelisah dikala tangan Grace menyusup ke dalam baju Win, hal itu tentu akan mengundang kegundahan di dalam hati Win. Dia tidak ingin melakukan hal yang akan ia sesali di kemudian hari.
"Maaf, nyonya apa yang anda lakukan?"
Win mencoba melepaskan tangan Grace namun Grace terus memberontak dan tak kunjung melepaskan tangannya. Win meringis ketika miliknya sengaja Grace remas hingga menimbulkan kekehan kecil wanita itu.
"Hanya bermain"
"Saya tidak ditugaskan untuk melakukan hal seperti ini, nyonya."
"Maka lakukanlah tanpa sepengetahuan bos mu."
"Saya tidak akan pernah melakukan hal yang membahayakan masa depan saya dan masa depan anda"
"Tenang saja, saya berpengalaman dalam hal ini."
Grace mencium Win secara brutal, namun Win mendorong wanita itu hinggga terjungkal ke lantai. Itu membuat perhatian semua orang tertuju pada mereka. Walau suara gaduh dari musik terus menggema, tetapi suara gelas yang pecah akibat senggolan dari Grace membuat perhatian semua orang teralihkan.
Grace merasa marah, tidak pernah ada seorang pria pun yang menolak atau berani mendorongnya seperti ini.
"Pria jalang sialan!"
"Maafkan saya nyonya, saya tidak sengaja"
Win menunduk dalam ketika wanita itu memarahinya, sangat malu rasanya ketika seorang pelayan bar sepertinya melakukkan hal yang akan membuat dirinya dipecat untuk yang kesekian kalinya.
"Lebih baik kau tidak bekerja disini kalau kau tidak ingin melakukannya!"
"Sia-sia saja bar semewah ini mempekerjakan pelayan murahan yang bahkan tidak ingin dibayar mahal untuk memuaskan hasrat ku!"
"Dengar yaa, pria seperti mu dapat ku beli dengan harga murah! Jika saja kau ingin melakukan nya aku sanggup membayarmu seharga rumah jutaan dolar, mengerti!"
Wanita itu tanpa henti menghina Win, sesabar apapun dia tetap memiliki emosi yang sewaktu-waktu akan meluap seperti api yang membara.
"Setidaknya saya memiliki harga diri, nyonya. Saya tidak akan pernah melakukan hal seperti itu apalagi dengan wanita yang berstatus istri orang lain! Saya tidak ingin merusak masa depan yang anda bangun bersama suami anda hancur akibat ulah saya! Dan saya bukan pria murahan yang berani anda bayar jutaan dolar hanya untuk memuaskan nafsu anda!"
Win pergi dari sana menghalau semua perhatian orang dengan mata menyalang, tersirat kemarahan akan penghinaan yang ia dapatkan. Jika hidupnya tidak bergantung pada bar ini, maka sudah lama dia pergi dan bersenang senang seperti remaja pada umumnya.
"Aaarhh!!"
Win memukul wastafel kamar mandi pria dengan nafas memburu. Jika besok ia akan dipecat maka tidak ada satu bar pun yang akan menerimanya lagi.
Di bar inilah dia akan mendapatkan ratusan dolar untuk memenuhi kehidupannya dan membayar pengobatan ibunya.
"Baiklah Win, kali ini jika kau dipecat maka berusahalah mencari pekerjaan lain walau pendapatannya lebih rendah"
Win berbicara dengan dirinya sendiri di cermin, dia menguatkan hatinya dan berani keluar dari toilet pria. Sesampainya di meja bartender, dia dikejutkan oleh bos nya yang tiba-tiba datang.
"Ikutlah ke ruangan ku!"
Win menganggguk, derdoalah semoga Win bisa menghadapi amarah bosnya. Dengan helaan nafas panjang akhirnya Win berjalan mengekori kemana bos nya akan membawanya. Sesampai nya di kamar VIP, Win dikejutkan dengan keberadaan pemilik bar tuan Chivaaree yang duduk dengan melipat tangannya di depan dada. Win hanya menunduk dan menunggu sang pemilik bar bersuara.
"Dengar Win, salah satu pelanggan mengeluh lagi tentang kau. Aku tidak ingin kejadian seminggu yang lalu terulang lagi"
Seminggu yang lalu seorang pelanggan pria mengeluh tentang pelayanan yang Win berikan, karena Win menolak diajak kencan berbayar untuk satu malam demi membuat pacar sang pelanggan pria itu cemburu. Jelas Win tidak ingin melakukan hal seperti itu karena bisa membahayakan harga dirinya yang akan diinjak ketika sewaktu-waktu pacar pria tersebut melabrak nya dan mengetahui kompromi antara dia dan pelanggannya. Dan benar saja, pelanggannya menggunakan nama Win untuk menipu pacarnya dan alhasil Wanita itu melabraknya di dalam bar dan mengundang perhatian orang banyak. Win sangat benci diperhatikan!
"Saya minta maaf atas ketidaknyamanan ini"
"Ini bukan soal ketidaknyamanan, Win. Ini soal martabat bar kita! Bar yang disebut sebagai bar ternama dan termahal di Thailand akan dirusak dengan kelakuanmu kepada pelanggan!"
Win tertunduk dalam, dia tidak akan berani menjawab ucapan tuan Chivaaree kalau dia belum diizinkan untuk menjawab.
Terdengar helaan nafas berat dari mulut tuan Chivaaree membuat Win semakin tidak berdaya dengan apa yang akan iya dengar selanjutnya.
"Baiklah Win, karena kau karyawan yang baru saja bekerja disini. Maka kesalahanmu itu akan aku maafkan untuk yang kedua kalinya. Kalau kau melakukan kesalahan yang ketiga, maka jangan salahkan aku jika kau akan kehilangan pekerjaanmu. Mengerti!"
Nafas lega baru saja Win hembuskan, dia segera mengangguk dan tersenyum. Tuhan masih sayang kepadanya sehingga dia memberi kesempatan untuk Win bisa terus berada di bar ini.
"Terimakasih tuan Chivaaree"
Win membungkukkan badannya tanda penghormatan kepada atasannya. Dengan satu anggukan Win dipersilahkan keluar dari ruangan itu diikuti bos nya.
"Huftt, baiklah Win. Berjuang terus demi ibu mu!"
Win menyemangati dirinya sendiri. Dia pasti akan membalas kebaikan tuan Chivaaree yang sangat tau tentang kehidupan pribadi Win. Jujur Win juga bingung darimana informasi tentang kehidupannya diketahui oleh tuan Chivaaree, tapi dia juga bersyukur akan hal itu. Maka dia berjanji akan terus mengabdi sebagai pelayan yang baik walau masalah selalu menimpanya ketika sedang bekerja.
Bbruk!!
Win terjatuh dengan bibir yang mencium lantai dingin itu, seseorang dengan perawakan tinggi dan kaki jenjang baru saja menabraknya dan pergi tanpa meminta maaf sekalipun. Samar-samar Win melihat pria itu masuk ke ruangan yang sama dengan ruangan Win masuki. Sayang sekali wajahnya tidak kelihatan karena minimnya pencahayaan disana. Untung saja tidak ada seorangpun yang melihat Win terjatuh hingga membuat bibirnya berdarah akibat terbentur lantai dengan keras.
Since :03.09.20
KAMU SEDANG MEMBACA
One Night Stand || BrightWin
Fanfic"Aku akan membayarmu untuk satu malam"-Bright "Aku bukan jalang yang setelah kau tiduri lalu kau hadiahi dengan segepok uang!"-Win Warning!! Bahasa baku 18++ Boyxboy Homophobic silahkan mundur! #brightwin #sarawattine #2gether #boyxboy #thailand