11

418 87 2
                                    

Suasana hati yang baik, atau mungkin karena sikap akrab seorang Do Kyungsoo menciptakan atmosfer hangat di hati Jieun. Gadis itu menghela napas lega, tersenyum kecil sebelum membawa langkah menuju apartemen tempatnya tinggal. Berhenti di depan jalan utama, ia setidaknya membutuhkan waktu lima belas menit untuk sampai di rumah.

Gelap menyambut ketika ia membuka pintu. Jieun menautkan alis mendapati sesuatu yang sedikit berbeda. Biasanya Jisu akan membiarkan lampu dapur tetap menyala, tetapi tidak dengan malam ini. Menghidupkan lampu di ruang tengah, melepas sepatu, dan juga jaket yang ia kenakan, Jieun menghampiri kamar sang adik kemudian, mungkin saja Jisu tidak pulang ke rumah dan menginap di rumah temannya tanpa mengabari Jieun terlebih dahulu.


Cemas menggaris pada kerutan dahi, meluntur cepat setelah ia menemukan Jisu tertidur pulas di kamarnya. Jieun membawa langkahnya pelan mendekati ranjang. Ia tahu Jisu tidak akan menyukai hal ini, tetapi ia tetap membenarkan selimut dan membelai puncak kepala sang adik lembut.

"Semoga mimpi indah, adik kecilku," lirihnya sebelum meninggalkan kamar sang adik.

Ketika Jieun menyambangi dapur, pun ia kembali menuai heran. Apa mungkin suasana hati sang adik tengah kelewat baik hari ini, merapikan dapur dan mencuci semua peralatan makan yang biasanya akan ia tinggalkan begitu saja di bak cuci piring. Satu catatan kecil di pintu lemari pendingin pun terdengar seperti ajakan damai.

"Besok aku akan berangkat ke sekolah pukul 09.00 untuk latihan." — Jisu

Jieun mendapati dirinya tersenyum membaca pesan singkat tersebut, berjanji pada dirinya sendiri untuk menyiapkan sarapan pagi untuk sang adik. Berharap petunjuk kecil yang didapatinya hari ini menjadi awal perubahan sikap Jisu kepadanya.

***

Hari Minggu seharusnya menjadi waktu untuk beristirahat setelah bekerja keras. Namun bagi Jieun, perubahan kecil pada sikap sang adik justru membuatnya kembali bersemangat untuk bangun pagi dan menyiapkan sarapan seperti yang ia janjikan semalam.

Tepat pukul delapan gadis itu menata meja makan. Jieun tak menyiapkan banyak, menggunakan bahan seadanya karena memang ia belum mengisi lemari pendingin. Hanya ada sup tahu dan kecambah, telur kukus, ikan teri goreng, dan tentunya nasi putih hangat. Setidaknya Jisu akan mendapatkan lebih banyak tenaga untuk berlatih dibandingkan sekadar mengisi perutnya dengan selembar roti ataupun sereal.

"Kau sudah bangun?" Jieun mengalihkan perhatiannya begitu pintu kamar terdengar terbuka. Jisu sudah berpakaian rapi, pun mengenakan kaos yang ia belikan kemarin. "Ayo kita sarapan sama-sama," ajaknya penuh senyum. Tak menyangka jika Jisu akan menyukai pemberian kecilnya itu.

Jisu mengambil langkah ragu, menatap canggung ke arah Jieun sebelum menuruti. "Kau tidak bekerja hari ini?" tanyanya begitu mengambil duduk.

Jieun menggeleng kecil, meraih dua buah mangkuk untuk ia isi dengan nasi. "Kakak libur hari ini," balasnya, meletakkan mangkuk berisi nasi penuh di hadapan Jisu.

Keduanya pun memulai sarapan pagi mereka. Tak banyak interaksi yang mereka lakukan. Hanya Jieun yang sesekali menanyakan bagaimana persiapan sang adik mengingat ujian akhir semester semakin dekat. Tak begitu detail, tetapi setidaknya Jisu merespon keingintahuan itu.

"Yeji mengajakku makan malam di luar setelah latihan nanti," gumam Jisu begitu menyelesaikan sarapan paginya.

Jieun mulai merapikan meja, membiarkan sang adik untuk bersiap-siap berangkat. "Hmmm, bagaimana dengan makan siang? Apa perlu Kakak membuat sesuatu untuk kalian dan mengantarkannya ke sekolah?" usulnya, tiba-tiba mendapatkan ide.

Days of SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang