09

569 93 5
                                    

Kyungsoo berakhir duduk di salah satu meja ketika keduanya kembali ke dalam restoran. Menyetujui permintaan sang maskot ayam untuk menunggu sebentar saat gadis itu berjalan masuk ke ruangan staf untuk berganti pakaian. Mengedarkan pandangan, mendapati pengunjung yang telah menghiasi hampir seluruh meja di lantai satu. Senyum mengembang di sudut bibir menjadi jawaban bahwa usahanya tadi tak sia-sia.

Ketika Jieun kembali pun, gadis itu langsung berteman dengan sibuk, berlari ke sana kemari untuk mencatat pesanan. Kyungsoo menghela napas, ingin memaklumi itu. Namun, ia sendiri juga tak memiliki cukup waktu untuk tetap menunggu. Menilik jam tangan di pergelangan, terpaksa ia melambai ke arah salah satu pelayan di sana.

"Aku tidak memesan ini!" Pemuda itu mengerutkan alis, menatap segelas minuman dingin di hadapannya.

"Itu gratis. Jieun menyuruhku untuk memberikannya padamu," jelas salah satu pelayan yang menghampirinya. Meletakkan buku menu di hadapan Kyungsoo, pelayan tadi pun bersiap mencatat.

Kyungsoo berterima kasih, menyesapnya sebentar sebelum menyebutkan semua pesanan Sehun yang ia hapal betul di luar kepala. Ia tahu ia harus menunggu sedikit lebih lama lagi sebelum pesanannya datang, mengingat ramainya pengunjung saat ini. Memutar gelas minuman di hadapannya, pemuda itu bersyukur seseorang telah berinisiatif untuk memberikannya secara gratis.

Tiga puluh menit menunggu, akhirnya ia berdiri di depan kasir untuk melakukan pembayaran. Boks pesanan bertumpuk di dalam kantong plastik membuatnya sedikit menekuk hidung, mendapati jumlahnya yang terlihat berlebih. Kikihan kecil dari sang kasir menyita perhatiannya, Kyungsoo yakin pemuda yang tengah melayaninya ini adalah pemuda yang sama yang juga bertugas ketika ia dan Sehun datang berkunjung.

"Satu boks menu baru kami sebagai rasa terima kasih karena kau telah membantu Jieun membagikan seleberan tadi." Penjelasan Taeoh memperdalam kerutan hidung Kyungsoo. Tentu saja si maskot ayam yang ia tolong tadi tidak akan mengingkari janjinya.

Kyungsoo tersenyum canggung ke arah si kasir, lagi-lagi terpaksa berterima kasih karena kelakuan Jieun. Melakukan pembayaran, ia cukup kaget ketika Taeoh kembali menanyakan kupon gratis yang ia miliki. Heran sekali rasanya pemuda itu dengan cara yang mereka pakai. Memangnya mereka tidak akan merugi? Menerima uang kembalian untuk kemudian berpamitan pergi, Kyungsoo mengumbar pandangannya sejenak untuk mencari seseorang. Namun, sayangnya Jieun tidak terlihat berkeliaran di lantai satu. Menghela napas, mencengkeram kuat barang bawaannya sebelum melangkah keluar, berharap Sehun dan Heyul tak kelaparan sesampainya ia di sekolah nanti.

***

Sepasang tubuh malas melajur di lantai studio menyambut kedatangan Kyungsoo. Suara pintu terdorong terbuka mencuri perhatian dua sahabatnya yang kini tengah menekuk wajah ke arahnya. Kyungsoo tersenyum canggung, sedikit merasa bersalah atas pemandangan itu.

"Restorannya ramai sekali," kilahnya seraya mengangkat dua buah kantong plastik di kedua tangan, "tetapi aku membeli lebih." 

Heyul tersenyum mendengar hal itu, beranjak duduk untuk ia menyambut kedatangan sang sahabat. Well, mungkin keterlambatan Kyungsoo sedikit membuatnya kesal. Namun, tak memungkiri jika perutnya kini tengah mendulang protes. Tak sabar ingin mengisinya dengan makanan.

"Aku pikir restorannya tidak akan begitu ramai jika kau berangkat sebelum jam makan siang," protes Sehun mengikuti. Sama seperti halnya Heyul, pemuda tinggi itu pun tengah kelaparan sekarang.

"Maaf," Kyungsoo menyengir kecil, mengeluarkan makanan yang ia beli, dan menatanya di atas lantai. Duduk memutar, Heyul terlihat tak sabaran dengan gerakan lambat Kyungsoo, membantu sahabatnya itu mempercepat proses.

Days of SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang