12. PENGAKUAN

7.8K 2K 1K
                                    


AKU NGGAK BISA TIDUR JADI UPDATE DAH

AKU NGGAK BISA TIDUR JADI UPDATE DAH

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BTW ak bercanda aja guys,,,,, :(
















H A P P Y     R  E A D I N G



■ ■ ■



Aku nggak ngerti kenapa tiba-tiba aku ada disini, bersama Mark yang sekarang sibuk pilih menu minuman padahal semua isinya cuma kopi. Asli, aku bahkan nggak bilang anak-anak kalau aku mau pergi sama orang lain. Bahkan kepada Lucas, karena pada dasarnya bersama cowok itu aku pergi ke tempat ini. Bodo amat lah ntar juga nelepon.

"Mau pesen yang mana?" tanya Mark. Aku bingung banget, kok dia bisa sesantai ini? Padahal aku udah gemeteran, rasanya semua jenis keringat sudah keluar dari pori-poriku. Iya juga mana mungkin dia deg-degan, orang aku bukan Lily. Di otaknya sudah di program bahwa Nyenyi itu Lily.

Tapi selain itu, kebingungan lain yang datang berbondong-bondong ke dalam pikiranku adalah tentang dia yang mengajakku kesini. Kenapa? buat apa? Mau apa? Aneh banget. Tapi ... oh bisa jadi dia panik, mungkin karena aku kawannya Lily dan hari ini aku malah ngegep dia sama cewek lain sehingga Mark merasa nggak enak. Wow, apaan sih kayak pacaran aja?

Mark memetik jarinya di depan wajahku, menyadarkanku dari duniaku sendiri. Ternyata aku kebanyakan diskusi sama diriku sendiri.

"Mau pesen apa?" tanya cowok itu mengulang. Aku menoleh ke arah belakang dan mendapati beberapa orang yang tengah membuat miniatur kereta alias mengantre.

"Mocachino aja deh gue," jawabku kemudian setelah arah pandangku aku jatuhkan kembali kepada menu minuman yang tertera di layar. Kemudian setelah mengantre dan mendapatkan minuman kami masing-masing, kami mencari tempat duduk yang kosong. Aku mengekor Mark ketika dirinya memilih tempat duduk di samping jendela kaca.

"Abis darimana?" tanya Mark. Asli, konyol banget ini cowok, emang outfit aku kelihatan kayak habis judi? Nggak lama, dia ketawa.

"Oh sorry hahaha ... pertanyaan gua nggak mutu banget, udah tau lu abis latihan," katanya sebelum aku menjawab. Aku senyum lebar, merasa kikuk karena merasa kalau dia tidak seperti Mark yang pertama aku jumpai di Kafe Ons.

"Lo sendiri? Habis darimana?" kutanya dia.

"Gua ... nggak darimana-mana, gua ... habis nganterin, temen," jawabnya. Aku membulatkan bibirku ber-oh ria. Aku iya-iya aja meskipun sebetulnya nggak terlalu percaya ketika dia bilang temen.

"Habis ini mau kemana?" kutanya dia lagi. Mark menjawab setelah menyeruput kopinya, sedangkan aku belum menyentuh sedotanku sama sekali.

"Hah? Nggak kemana-mana ...,"

Sumpah, aku mau protes rasanya.

"Serius? Nggak akan kemana dulu, gitu?" tanyaku dengan bertujuan untuk mengingatkan dia bahwa harusnya dia ada ketemuan sama Nyenyi. Aku melirik jam yang melingkar di pergelangan tanganku. Petemuanku dengan Udon yang seharusnya berada di Kafe Ons itu tersisa empat puluh menit lagi. Tapi karena takdir Tuhan yang menentukan, rupanya aku ketemu dia satu jam lebih awal.

(✓.) Midnight StrangersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang