Chapter 1

585 57 13
                                    


"Perbedaan itu pasti ada, karena setiap orang tercipta tidak mungkin sama"


~Anggara Zidane Mahardika~


*************

Kreeett... Suara pintu terbuka, dan seorang pemuda masuk kedalam rumah dan disambut seorang laki-laki paruh baya yang tengah duduk di depan tv.

"Eh, ternyata masih ingat pulang," ucap laki-laki itu.

"Bukan urusan Papa," sahut pemuda itu.

Laki-laki itu langsung berdiri dan menghampiri pemuda bernama Anggara Zidane Mahardika, pemuda itu hanya memutar bola mata malas.

"Mau jadi apa kamu? Kelakuan kayak berandalan, pulang pagi, keluyuran gak jelas, mau bikin malu keluarga ini, hah?" tanya laki laki itu.

"Itu urusan aku, apa peduli Papa?" sahut Anggara malas.

"Ini menyangkut nama baik keluarga kita," tegas Bayu sang papa.

"Terserah, Angga capek, Angga mau tidur," sahut Angga malas.

Anggara langsung berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.

"ANGGA, BERHENTI! PAPA BELUM SELESAI NGOMONG!" bentak Bayu.

"Apa lagi, Pa? Berlagak sok peduli sama Angga," sahut Angga yang terpancing emosi.

"Apa maksud kamu?" tanya Bayu.

"Papa tuh gak pernah peduli sama Angga, Papa cuma perduli sama anak kesayangan papa, Aletta!" Dengan suara agak tinggi.

"Kenapa kamu berpikir kayak gitu?" tegas Bayu.

"It's fine, Angga mati sekalipun Papa gak akan peduli," sahut Anggara.

Anggara pun melanjutkan berjalan menuju kamarnya, tanpa mereka sadari seorang gadis melihat pertengkaran mereka dari depan kamarnya di lantai dua.

Gadis itu bernama Aletta Nasyila Mahardika, putri kedua dari Bayu Mahardika dan Nindira Dwijaya.

"ANGGARA!" bentak sang papa.

Anggara tidak mempedulikanya dan terus berjalan, saat di depan kamar Anggara berpapasan denga Aletta yang tengah berdiri di depan kamarnya.

"Huh." Anggara mendengus kesal.

Langsung ia masuk kamar tanpa menoleh kepada Aletta sama sekali, dan membanting pintu kamarnya dengan keras.

"Kakak," panggil Aletta lirih hampir tak terdengar.

Didalam kamar angga langsung duduk di tepi ranjang, dan melempar jaketnya ke lantai.

"Aaargggghhh!" teriak Anggara.

Anggara berteriak dan mengacak rambutnya, berdiri dan memukul tembok dengan keras, darah segar mengalir dari tanganya. Ia frustasi.

"Kenapa hidup gue seperti ini? Aarrgghhh!" Anggara terus meracau dan berteriak.

Mendengar Anggara berteriak Aletta segera keluar kamar, dan menuju kamar Anggara.

Tok... tok... tok!

"Kakak, gak papa?" tanya Aletta di depan pintu.

Tak ada sahutan dari Anggara, Aletta mencoba membuka pintu dan ternyata tidak di kunci, ia pun segera masuk dan melihat Anggara tersimpuh di lantai dengan darah segar mengalir dari tanganya.

Captain AxellionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang