Chapter 8

114 5 4
                                    

(Anggara pov)

Hari ini siswa SMA Bakti akan berangkat camping, jam sudah menunjukan pukul 6.30 dan aku masih sibuk mengobrak-abrik kamarku.

"Arrghh! Dimana sih? Bisa ketinggalan bis gue," gerutuku kesal.

Aku masih bingung mencari barang pantingku yang harus dibawa, sampai membuat kamarku seperti kapal pecah.

"Akhirnya ketemu! Bisa mati gue kalo gak ini gak Ada," ucapku.

Aku buru-buru keluar karena takut ketinggalan bus, ternyata Aletta sudah berdiri di ruang tamu dengan kotak makan di tanganya.

"Kak ini bekal buat Kakak," ucapnya.

"Makasih."

Kuambil kotak makan itu dan segera berangkat ke sekolah.

***

Di sekolah semua peeserta camping sudah berbaris untuk apel sebelum berangkat, aku segera menyusul ke barisan untuk menghindari omelan pak Yusuf yang berdiri sambil menatapku.

"Anak-anak, untuk bus kita sesuaikan dengan kelompok jadi satu bus tiga kelompok, mengerti?" jelas pak Rudi.

"Mengerti Pak!"

"Bus 1 kelompok 1,2,3 dan untuk bus 2 dan 3 untuk kelompok selanjutnya, kalau begitu silahkan kalian masuk ke bus masing-masing."

"Iya pak."

Seluruh peserta segera masuk ke bus masing-masing, tiba-tiba aku ingin buang air kecil.

"Pak saya izin ke toilet sebentar," ucapku ke Pak Yusuf.

"Cepatlah! Kita harus segera berangkat," sahutnya.

"Baik pak."

Setelah selesai akupun bergegas menuju bus ku yang ternyata semua tempat duduk sudah penuh kecuali dua bangku di samping cewek lampir dan satunya di samping Rena.

"Hai Ga, duduk disini!" ucap Rena.

Aku hanya tersenyum dan lebih memilih duduk di kursi Natasya, ia terkejut saat aku duduk di sampingnya.

"Lo ngapain duduk disini?" sinisnya.

"Suka-suka gue dong, gue pengen duduk disini."

"Lo kan udah ditawarin sama tu cewek! Kenapa gak duduk disana?"

"Males."

"Gue juga males duduk disamping lo, pindah sana!"

"Gak!"

"Serah!"

Ia memilih menghadap ke luar bus dengan wajah kesal, aku hanya tertawa kecil melihat wajahnya.

"Gak usah liat-liat! Gue colok tu mata nanti!" sinisnya.

"Bodoamat! Gue lihat keindahan kog gak boleh," sahutku tersenyum.

Pipinya tiba-tiba memerah mendengar ucapanku.

"Ih apaan sih!"

"Apaan gak ada apa-

Ia berbalik memunggungiku, terpaan angin dari luar membuat rambutnya tersibak ke belakang memperlihatkan pipi yang masih memerah hingga membuatku tersenyum.

"Cantik tapi galak," gumamku pelan.

"Gue danger."

"Bodoamat!"

Aku mengambil headphoneku dan menyenderkan kepala ke kursi sembari memejamkan mata.

Natasya pov

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Captain AxellionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang