Chapter 3

199 39 3
                                    


......

Aku meluapkan semua kejenuhanku di rumah, dengan keluyuran, happy hapy di jalanan, balapan, karena itu yang bisa membuatku bahagia, hingga sekarang aku menjadi anak yang bandel, dan susah diatur.

"Woiiuuu, Angga dah sampe tuh," teriak Alex menunjuk ke arahku.

"He bro, gimana?" Tanyaku.

"Kita masuk dulu happy- happy."

Aku, Alex Dan teman temanya duduk di salah satu meja di pojok ruangan, suara musik yang keras Dan para cewek cewek cantik sudah biasa menjadi pandangan malamku.

"Halo Anggara," sapa salah seorang gadis.

"Hemm." Aku hanya melengos dengan segelas minuman di tanganku.

"Kog gitu sih?"

"Dah sana ganggu aja!"

Gadis Itu pergi dengan wajah kesal meninggalkanku Dan teman temanku.

"Itu Selena bro, cantik kek gitu lo Anggurin?" Celetuk David.

"Cantik juga kalo di tempat Ini mah gue ogah." Aku memutar bola mata malas.

"Iya juga sih, disini kan bekas orang semua."

"Gue ke toilet bentar," Ucapku yang hanya dibalas anggukan oleh mereka.

Aku pergi menuju toilet untuk melegakan tubuhku, saat menuju toilet aku terdiam dan tanganku perlahan mengepal Gigiku gemeretak menahan emosi.

"Hai sayang," panggil gadis itu pads seorang pria.

Mereka bercumbu mesra di pojok ruangan, yang membuatku jijik rasanya ingin muntah di depan mereka.

"Cuihh." aku meludah dan segera masuk ke toilet untuk menyelesaikan hajatku yang sudah tertahan.

Aku kembali menuju teman- temanku, tapi seorang pemuda menabrakku dan minumanya tumpah membasahi baju kami.

"Lo kalo Jalan liat- liat dong! Cari ribut lo?" Teriak pemuda Itu.

"Woi lo yang nabrak gue gak usah ngegas!" Teriakku tak mau kalah.

Melihat wajahnya aku ingat dia adalah orang yang kulihat bersama Lila tadi.

"Ngajak berantem? ayo!"

Sebuah pukulan mendarat di di wajahku, darah menetes dari sudut bibirku Dan wajahku mulai memerah menahan marah.

Buugg... sebuah pukulan melayang Dari tanganku, pemuda itu terjungkal menubruk meja dan club yang semula biding menjadi senyap, teman- temanku langsung menghampiriku dan membawaku keluar.

"Woii, awas lo ya!"

Aku hanya menatapnya Dan tersenyum sinis, dan keluar dari club.

"Gue mau pulang."

"Mau gue anterin?"

"Gak perlu, gue bisa kog,"

Aku menyalakan motorku dan melaju di jalanan, aku memilih untuk berhenti di sebuah taman di tengah kota dan aku melihat seorang gadis juga tengah duduk di kursi taman dengan isak yang ku dengar.

"Hei, kenapa?" Tanyaku.

Is tak menjawab dan terus memandang foto di tanganya dan menangis.

"Ini sudah malam, cewek kog jam segini masih di taman?"

"Gpp," jawabnya singkat.

"Boleh duduk?."

Ia hanya mengangguk dan aku pun duduk di sampingnya, aku melihat wajahnya Dan sedikit terkejut.

Captain AxellionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang