prolog

66 6 2
                                    

Aya POV

Hallo, emm bagaimana kalau kita siapkan dulu secangkir susu hangat dan mungkin beberapa kue coklat untuk menemani di keheningan malam ini. Maaf jika sapaanku terlalu kaku.

Malam hari, ditemani secangkir susu hangat dan kue coklat. Aku rela duduk sambil mengangkat kaki dan menggenggam cangkir berisi susu hangat ditemani dinginnya malam. Menunggu seseorang yang mungkin hanya ingin bercerita tentang pengalaman putusnya lagi. Aku memutar bola mataku. Sudah mulai bosan menunggu, aku cek ponselku, lalu mengiriminya pesan singkat.

"P"

"Waalaikumsalam, bentar lagi nyampe"

"Ko waalaikumsalam? Kamu nyetir sambil main ponsel?"

"P kan artinya assalamualaikum. Ya lah main hp gara gara kamu ngechat juga."

"Ih. Udah jangan main hp cepet, dingin nih nungguin"

Jam menunjukkan pukul setengah delapan malam. Selesai sholat isya aku langsung keluar rumah, menunggu "sahabatku" yang katanya ingin bercerita. Sudah 15 menit aku menunggunya, tapi tidak sampai juga.

"Biip" klakson mobil berbunyi di depan rumah, aku turun lalu membukakan pintu gerbang agar mobilnya masuk ke dalam. Dia memang anak seorang pengusaha, dia membawa mobil milik papanya. Tenang ia sudah punya SIM A ia tidak akan berani membawa kendaraan tanpa punya SIM setelah aku memarahinya saat hari pertama MPLS.

Setelah menutup kembali pagarnya aku duduk di kursi.

"Ko tadi waalaikumsalam?"

"Kan kamu bilang P, P kan artinya assalamualaikum"

"Ih mana ada kaya gitu, belajar dimana kamu?"

"Bercanda Aya" dia duduk di kursi kosong sebelahku.
"Lama banget sih, dari tadi aku nungguin"

"Ya elah, aku kan harus mandi dulu biar wangi mau ketemu cewe cantik" ucap Arsaka Hassan Ranendra

Ya dia sahabatku yang dari tadi ku tunggu.

"Halah cewe cantik cewe cantik aja, ada apaan si? Putus lagi?" Ucapku langsung, dia senyum menunjukan giginya.

"Iya, lagian ya masa si Hana mutusin aku buat anak SMK 6 coba. Katanya aku terlalu baik buat dia alasan klasik" Saka mulai mengambil kue coklat ku.

"Ah udah biasa juga kan kamu putus nyambung sama cewe, ga heran aku. Bosen banget aku tiap kamu cerita itu itu mulu putus lagi putus lagi gajelas emang" aku menyesap susu yang mulai dingin ini.

"Tapi kan ini beda ya" Saka meminum susu yang sudah ku siapkan untuknya.

"Tiap putus juga kan kamu bilang, 'ini beda Ya' bosen" aku mengejeknya dengan meniru caranya bicara.

"Ah kamu, ga asik" melipat bibirnya, menggemaskan sekali wajah anak ini ketika cemberut.

"Udah lah ka, besok atau lusa juga kamu udah gandeng cewe lagi. Aku yakin banget ini mah" aku sudah tak heran, memang sahabatku yang satu ini playboy. Dia salah satu most wanted di sekolah kami, tak salah lagi penggemar garis kerasnya banyak apalagi perempuan perempuan yang suka menjerit jerit kalau melihat dia lewat.

"Iya juga ya. Eh tapi kalau aku dapet cewe baru lagi nanti kamu temenin kita nonton ya"

"Ogah"

"Kenapa?"

"Ya mau ngapain juga? Mau jadiin aku nyamuk lagi? Lagian pasti cuma nonton film film romantis yang banyak drama nya itu kan"

"Aya, kan udah biasa juga kamu nemenin aku nonton bareng pacar baru aku ayolah" Saka memang menyebalkan. Selalu ketika dia punya pacar baru aku harus mengikutinya untuk nonton bareng pacar barunya itu. Aku bukan orang yang suka menonton apalagi film film romantis, biasanya aku senang menonton film film bertema sejarah atau paling sering aku menonton sepak bola, bukan film.

Miracle In FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang