Aya POV
Perkenalkan namaku Ayana Syawali Fajriah. Kata ayah namaku artinya wanita cantik yang lahir saat fajar di bulan Syawal, tidak sulit. Biasanya orang orang memanggilku Aya, aku bersekolah di SMA Negeri di Bandung kelas X MIPA 2. Usiaku 15 tahun tinggi badan 160 cm dan berat badan 56 kg, memang cukup bulat tapi aku cantik kata ayah, bunda, ka Bara, dan Saka tentunya. Aku mempunyai hobi membaca novel novel remaja juga menonton sepak bola, walau kadang dianggap aneh oleh sebagian orang karena aku perempuan tapi selama tidak menyalahi aturan tuhan dan orang tuaku membolehkan kenapa tidak.
Aku sekolah di SMA ini karena keinginanku sendiri yang akhirnya menjebakku untuk mempunyai sahabat usil yang bernama Arsaka Hassan Ranendra."Cepat baris, 1,2,3,4,5,6,7,8,...25. lama sekali kalian hanya disuruh baris saja"
Panas terik menyengat kulit ku yang dijemur di tengah matahari pukul satu siang, ditambah lagi dengan teriakan para senior yang sangat mengganggu gendang telinga. Aku tau tujuan mereka pasti baik, ingin mendidik kita menjadi disiplin, kuat, dan menghormati orang yang lebih tua, bahkan mungkin pendidikan untuk menjadi abdi negara lebih dari ini. Tapi badanku tidak bisa menerimanya kepala ku mulai terasa pusing, badan ku mulai lemas, dan dadaku rasanya sesak. Aku yakin tidak akan lama lagi aku akan limbung. Percakapan terakhir yang ku dengar...
"Hei kamu, jangan godain teman di depannya" senior itu menunjuk teman di belakangku yang sedang memegang pundak ku.
"Izin kang nama Arsaka Hassan Ranendra kelas X MIPA 2, emm izin apa ya?" Dengan bodohnya Saka menggaruk kepalanya yang tak gatal, berakhir ditertawakan teman teman yang lain.
"Izin apa yang benar"
"Izin kang ini teman saya mau pingsan" tepat kalimat terakhir Saka aku pun limbung ditahan oleh Saka.
Yang aku tahu aku pastinya dibawa ke UKS. Aku sadar, ketika masih ada orang yang mengipasiku.
"Eh udah sadar? Teh teh ini teh udah sadar" dia berteriak padahal Kaka kelasku juga masih berada di dalam UKS tapi sedang mengambil sesuatu sepertinya.
"Kamu kenapa? Pusing ya? Ini minum dulu" Kaka kelasku memberikan segelas air teh manis, bukannya sudah biasa kan ketika kamu sakit dan dibawa ke UKS teh manis dan kayuputih selalu jadi andalan.
"Makasih teh, tapi aku mau balik ke kelas aja teh" aku memaksa duduk walau kepalaku masih terasa sedikit pusing.
"Eh udah disini dulu aja" Kaka kelas itu menenangkan ku.
"Enggak teh udah sehat ko, makasih ya teh" Aku beranjak turun dari bangsal UKS.
"Iya hati hati ya, kayanya kamu kurang tidur. Eh kamu yang cowo sana temenin temennya" mendorongnya sedikit yang masih duduk di kursi pinggir bangsal.
"Iya teh" dia mengikutiku.
"Kamu ngapain sih malah mau ke kelas, kan enak di UKS tidur dikasih teh manis aku kipasin lagi" aku menghiraukan ucapannya tetap jalan menuju kelas yang cukup jauh dari UKS
"Jawab atuh, bisu kamu? Siapa sih nama kamu" entah dia yang tidak pandai membaca atau bagaimana, padahal nametag terpampang jelas menutupi dadaku.
"Arsaka Hassan Ranendra, kata papah sih arti nama aku teh cowo kuat, ganteng dan penyayang tapi kamu panggil aku Saka aja jangan sayang, nanti aku baper atau kamu mau aku sayang?" dia mengulurkan tangannya.
"Ayana Syawali Fajriah. Btw aku ga nanya arti nama kamu. Dan kamu ga jelas banget sih" menjabat tangannya dan mengecilkan suaraku saat kalimat terakhir.
"Kamu kan juga ga nanya nama aku hehe" dia memberi senyuman, cukup manis.
Kami berdua sampai di depan kelas. Mengetuk pintunya,
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle In Friendship
Roman pour AdolescentsKisah ini mungkin tidak seindah kisah Ayudia dan Ditto. Tidak semanis kisah Dilan dan Milea. Tidak juga serumit kisah Minke dan Annelies. Dan mungkin bukan kisah yang bisa mengukir sejarah seperti Habibie dan Ainun. Hanya kisah kami, kisah tentang...