2.Cool Boy

238 33 20
                                    

Mungkin sekarang aku masih belum ingin berbagi denganmu.~




I hope you like it!




















Happy reading





Setelah membersihkan diri, Gibran berbaring di kasur kesayangan nya.Mengotak atik ponsel nya berharap ada kabar baru dari papa nya mengenai Ardina.Namun nihil,tak ada yang bisa ia korek.Gibran harus mendatangi papa nya langsung.

Tiba-tiba perut nya terasa lapar,ia beranjak dari kasur nya menuju ke bawah untuk menyantap makan malam,sendiri.Mama nya belum pulang,ia sudah terbiasa mengurus diri nya sendiri.Mama nya terlalu enggan untuk ikut campur dengan hidup nya.Seperti yang kalian tahu,Sena membenci Gibran.

Orang tuanya berpisah ketika Adara pergi.Papa nya pergi hidup sendiri tanpanya dan mama nya,Sena.Setiap bulan papa nya hanya mengirim surat dan uang untuk kebutuhan Gibran,Derian tahu bahwa Sena selalu menganggap Gibran anak pembawa sial.Sikap Sena yang kasar dan dingin semakin membuat Gibran tertekan.

Satu tahun kepergian Adara,Sena tetap tidak bisa menerima dan terus menghakimi Gibran tak berperasaan.

Laki-laki itu mengerti.Dia tahu semua penyebab keluarga nya hancur.

Gibran menghela napas pelan,sama seperti biasanya,tidak ada apapun di dapur luas itu.

Tiba-tiba ponsel yang sedari tadi digenggamnya bergetar,ia membuka layar ponsel dan ada notif dari papanya,Derian.

Kemari,papa tahu kamu sendiri dirumah.

Cowok itu mengembangkan senyumnya.Kemudian ia bergegas naik keatas mengambil jaket dan kunci mobilnya.

***

Mobil berwarna dark grey itu masuk ke halaman hijau luas milik Derian.

Melemparkan kunci pada pak Manto agar dimasukkan kedalam bagasi.

Perasaan cowok berambut dan berneta coklat itu perlahan membaik.Berlenggang masuk kedalam menemui papanya.Sudah lama ia tidak berkunjung,Gibran menjaga perasaan mamanya,Sena.Meskipun ia tahu bahwa wanita itu sama sekali tidak memperdulikannya.

"Halo pah." Seru cowok itu mengembangkan senyum nya pada Derian yang sibuk berkutat dengan laptop.

Derian refleks mendongak menatap putra sulungnya lalu balas tersenyum.

Gibran langsung duduk disebelah Derian.

"Udah makan?" Tanya Derian menutup laptop miliknya dan meletakkan kacamata yang ia kenakan.

"Belum pah." Cengir Gibran memberi kode agar papanya mengajak makan diluar.

Derian terkekeh."Ayo,kamu pasti ingin makan diluar." Balas nya sangat mengetahui tipikal putranya yang jauh berbeda dari kebribadian satu tahun lalu.

Keduanya beranjak dari sana,mereka tertawa bersama.Derian yang tidak berhenti menasehati putranya untuk melupakan dendam nya dengan Ardina.

The Love Traitor : twilight admiresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang