8.Quality Time

124 22 1
                                    

Dont start something when you already know it will end badly~

Jeyyy harap kalian suka ya!

Happy Reading






"Aranessa."

Mata perempuan itu perlahan terbuka,mengangkat kepalanya.Mengerjap setengah sadar lalu menatap laki-laki di atas ranjang itu terkesiap. "Udah bangun?"

"Kebo banget kamu." Mendengar penuturan lembut Calvin, gadis itu bernapas lega.

Ara menyengir kuda, "Kamu gimana,udah baikan?Kenapa bisa kecelakaan sih?" Tanya nya menuntut sembari membenarkan rambut nya yang acak-acakan.

Laki-laki itu menghela napas pelan,terlihat sangat menggemaskan.Rasanya baru beberapa hari tidak berjumpa dengan Ara,namun ia menjadi seperti candu akan kebersamaan nya dengan gadis serba jingga itu.

"Kamu pulang dulu gih,bau tau!" Suruh Calvin tersenyum menggoda.

Gadis itu mengerucutkan bibirnya kesal,mengerutkan dahi nya menatap sebal Calvin, "Enak aja,wangi gini kok!" Ucap nya sembari mencium ketiak kanan dan kirinya bergantian.

Ia terkekeh pelan lalu mencubit pipi gadis itu gemas, "Kamu pulang ya?Bentar lagi mama aku kesini kok." Laki-laki itu berusaha membujuk gadisnya.

"Aku disini aja deh." Balas Ara dengan raut wajah yanh dibuat memelas.

Ia memalingkan wajahnya, "Gak!" lanjutnya ketus.

"Kamu tuh ditemenin pacar bukannya seneng malah ngusir,pokok nya aku mau disini!"

Lagi-lagi Calvin menghela napas panjang,tersenyum menatap gadisnya.Senyum yang membuat siapa saja menjadi terpesona dan terkagum oleh ketampanan nya meski sedang terbaring lemah di ranjang rumah sakit.

Ara sedikit salah tingkah ditatap semanis itu oleh Calvin,ia memalingkan wajah nya ke segala arah,mendorong kursi yang ia duduki lalu berdiri dengan gerakan gugup.

Laki-laki itu terus menatap setiap pergerakan Ara yang mati kutu,entah karena apa gadis itu merasa jantung nya berdegup kencang. "Y-yaudah aku pulang." Pasrahnya.

"Hati-hati pacar."

"Biasa aja dong liat nya,aku colok nih." Balas gadis itu mendapati Calvin semakin gencar menggodanya.

Calvin terkekeh geli, "Cium dulu sini!" Pinta nya menepuk-nepuk pipi kiri nya pelan.

Yang benar saja,kedua pipi gadis itu pun semakin bersemu merah.Lidahnya pun terasa kelu untuk sekedar membalas ucapan Calvin.

"A-apaaan sih!"

"Daripada muka nya makin merah,cepatan cium sini." Balas Calvin semakin menuntut.

Ara mengumpat pelan,kenapa perasaan nya bisa campur aduk seperti ini.Oh dia benar-benar akan menghajar laki-laki di depannya ini setelah pulih nanti.Lagipula semenjak kapan laki-laki tampan itu pintar menggoda.

"Gak!"

Mendengar gadisnya malah bersikap ketus,ia menarik pergelangan tangan Ara kuat yang tidak terlalu jauh darinya agar lebih dekat.

The Love Traitor : twilight admiresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang