Bully = Membunuh.

57 12 13
                                    

"Aku menangis karna aku kasihan dengan diri kalian yang begitu menyukai cara kasar ini. Bukan karna aku menangis karna penderitaan hidupku, tapi karna aku sadar bahwa hidupku baik-baik saja." --Tasya Laodya.

🌸🌸🌸

Tasya masuk ke dalam rumahnya. Ia melihat rumahnya sepi dan sunyi. Tasya menghela nafasnya panjang, lagi? Sendirian di rumah tanpa ada suara di rumahnya?

Kakaknya kesya pasti sekarang sibuk, dan Tasya dirumahnya sendirian. Tak ada seorang pun disitu, hanya ada dirinya disitu. Entah kenapa semenjak bundanya meninggal, Kesya mulai jarang pulang dan sangat jarang ketemu Tasya.

Tasya melangkahkan kakinya menuju kursi sofa. Ia duduk di sofa ruang tamu, ia menyandarkan kepalanya ke sofa. Tasya ingin menjadikan yang lalu biarlah berlalu, dan yang sekarang? Biarkan saja itu berjalan, itulah yang dipikirkan Tasya.

Tasya menutup mata nya perlahan, berusaha melelahkan dirinya ke dalam mimpi. Membiarkan alam mimpinya menjadi tempat kesukaannya, dan membiarkan dunia menghujatnya tanpa lelah.

Ting! Ting! Ting!

Tasya membuka matanya ketika mendengar banyak sekali Notifikasi dari Instragram. Tasya membuka aplikasi Instagram itu, matanya tak bisa berkedip sekali pun ketika melihat ada postingan divana berada di berandanya. Bukan karna postingan divana yang muncul di berandanya, namun karna postingan divana menyajikan fotonya yang sangat berantakan karena di bully oleh divana tadi.

Divana julia Mellyn, orang yang paling membenci Tasya di SMA kejora. Entah apa penyebab divana membencinya Tasya. Yang jelas di postingan itu divana memberikan komentar hujatan untuk Tasya.

Diva_na_10
Siapa gadis yang paling buruk di dunia ini? Tentu saja Tasya laodya, si anak haram gak tahu diri!
#Anakharam
#TasyalaodyamatiajaLo!
#followIGnyasianakharam.
@Tasya_ldy17

Tasya tak tahu, kenapa divana bisa sejahat ini dengannya. Kenapa bisa divana memposting artikel itu pada publik?

Tasya memeriksa akun miliknya yang dibanjiri ujaran kebencian. Tasya tak tahu harus apa? Tasya tak bisa membalas mereka, karna itu sangat tidak mungkin Tasya membalasnya, ia hanya bisa membaca komentar-komentar yang semakin lama, semakin menjadi-jadi.

Mati aja Lo! Dasar anak haram!

Gak tahu diri banget sih lo?! Masih bisa-bisa nya Lo bikin akun? Dasar b*bi!

Siapa sih bapak Lo?! Kasihan gue sama Lo! Anak haram gak diakuin sih!

Jijik gue ngelihat postingan Lo di sini! Kenapa gak dihapus aja sih sama Instragram nih akun?!

Kok ibu nya masih mau ngelahirin dia sih? Kenapa dulu nggak di gugurin aja?

Oh, jadi Tasya anak haram? Baru tahu gue, pantesan dia kok di sekolah sok polos!

Munafik Lo Tasya!

Najis gue se-sekolah sama anak haram yang munafik plus gak tahu diri kek lu!

Itulah beberapa komentar yang sempat di baca Tasya. Tasya tak mampu membaca komentar-komentar jahat itu di akun Instagram nya. Mereka seolah gampang sekali termakan omongan dari divana begitu saja. Terlebih lagi, mereka tak tahu yang sebenarnya terjadi. Miris sekali mereka.

Bramastasya.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang