Pasar.

38 10 5
                                    

Assalamualaikum.

Nunggu update yak? Nunggu update apa nunggu part-nya banyak?😒 (Nyindir gue, bukan ngomong biasa)

Gue bikin lagi nih, tapi mana nih votenya? Kagak muncul-muncul juga, ah! Gua dah kek semutan nunggu votenya, tapi tetep aja gini-gini aja. Kagak ada kemajuan apa kemunduran (emangnya mobil, bisa di maju mundurin?) Vote dah! Makasih yang udah vote, gercep bener yang vote nih cerita! Makasih.

(Petasan, bukan bom ya?)

💥💥💥

"Bel-bella? I-ini kamu beneran?" Tanya gisna.

Tasya menatap gisna dengan tatapan mata biasa. Tasya melihat sedikit ada kerinduan di mata gisna. Namun kenapa kerinduan itu mengatakan 'bella'? Tasya sama sekali tak mengerti, siapa itu bella. Kenapa setiap orang yang melihatnya, mereka pasti salah mengira jika Tasya itu bella? Siapa itu orang yang bernama bella?

"Bella?" Gumam tasya.

Bramasta membuang nafasnya. Memang benar, jika membawa Tasya bertemu dengan orang-orang yang mengenal bella itu adalah kesalahan besar. Tapi, Bramasta tahu juga, kenapa Bramasta juga sama dengan apa yang dirasakan gisna, rindu dengan bella ketika bertemu dengan tasya.

"Tan... Dia temen ku, bukan bella. Emang mereka mirip, tapi dia itu temenku, namanya Tasya. Bukan bella adik nya Bramasta," jelas Bramasta.

Gisna memalingkan wajahnya, ia berpikir sejenak. Benar yang dikatakan Bramasta, dia bukanlah bella, namun temennya Bramasta. Bella sudah meninggal satu tahun yang lalu, dan tidak mungkin bella adalah Tasya, karna bella sudah meninggal. Namun yang disini membuat gisna bingung adalah, kenapa wajah Tasya sangat mirip dengan wajah bella? Postur tubuh dan cara Tasya menatap seseorang itu benar-benar sangat mirip. Seakan mereka adalah kembar identik, namun tak diketahui secara pasti.

"Mm, Bramasta, Tante mau istirahat dulu ya? Tante butuh waktu dulu, maaf." Ijin gisna, lalu meninggalkan Bramasta dan Tasya di ruangan luas itu.

Bramasta hanya bisa diam dan mengangguk. Tasya yang melihat itu hanya bisa Menyaksikan tanpa bisa berkomentar sedikit pun.

Bella. Siapa itu bella? Kenapa semua orang mengira jika dirinya adalah bella? Seberapa miripnya bella dengan dirinya?

"Hm... Kak--" gantung Tasya.

"Oi! Diem-diem Baek Lo!" Sahut gio yang baru saja datang.

Bramasta dan Tasya menoleh. Ketika Bramasta melihat wajah gio, ia baru ingat kalau tujuannya kesini adalah untuk bertanya ke gisna, sayur kangkung itu bentuk bagaimana? Namun gisna malah ke kamar, jadi Bramasta harus bagaimana dong sekarang?

"Aduh! Lupakan gue!" Ucap Bramasta yang membuat gio dan Tasya menoleh.

"Lupa apa?" Tanya gio.

"Tanyain sayur kangkung kek gimana ke emak Lo o!" Ucap Bramasta yang membuat gio mengangguk paham.

Gio berjalan menuju sofa ruang tamu, lalu duduk dan melepaskan jaketnya. Bramasta dan Tasya pun duduk, mengikuti langkah gio.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bramastasya.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang