5

43 23 5
                                    


Masih di bulan yang sama, masih di tempat yang sama. Sekolah. Pesantren lebih tepatnya. Angin panas, ah lebih tepatnya angin terasa panas disebabkan suhu yang sedikit tidak normal seperti gadis yang berdiri dibalik dinding masjid hanya untuk melihat orang yang ia sukai lebih lama. Melihat? Sepertinya lebih tepat disebut memandangi. Natya, lagi lagi gadis itu. Sesseorang terlihat mendekati gadis itu perlahan "Nat!!" seru Dewi mengagetkannya.

"Ya Allah!!! Jantungan Nanat" latahnya.

Dewi tertawa terbahak-bahak "lagian ngapain sih ngeliatin orang je.."

"Jee?? Jelek ??? Eh, mulutnya dijaga yaa!" Natya mendengus.

"Emang kan? Jelek!!"

"iya sih, tapi ga usah disebut sebut kekurangannya napa? His lucky boy!!" Natya tersenyum lagi. Cepat sekali berubah mood nya ini bocah.

"Lucky boy?? Maksutee?? Karena dia hapis??"

"Astagfirullah Dew, Hafidz bukan hapis!! Maksudnya tuh ya dia lucky boy karena ada aku yang suka sama dia. Hahaha" Kata Natya dengan Kepedean tingkat akut.

"Ya Allah!! Pede banget lu, dasar bocah kepedean ew ew!!" Kata Dewi dengan wajah muaknya sembari berjalan menuju ujung masjid dengan niat mojok bareng Qur'an favoritnya.

­­__

Masih di atap yang sama. Seseorang bernama Dewi yang bersama Natya itu terlihat berada dipojokan masjid, di bawah kipas angin dengan mata tertutup dengan memeluk Qur'an yang masih terbuka. Natya geleng-geleng sembari membangunkan Dewi "Dewi bangun, katanya mau pacaran sama Qur'annya eh malah tidur"

"5 menit Nat"

"5 menit apa woi, dahlah aku duluan pergi wudhu dulu Fariz bentar lagi adzan terus aku gaada disisinya kan berabe tuh" ujar Natya berjalan menuju tangga.

"Bucin. Alay. Kampret. Dah bangun ini, tungguin!!"

"Mulutnya nak, Astagfirullah. Bulan puasa ini" gerutu Natya sambil mengikuti Dewi yang sudah berjalan didepannya.

Tes tes ...

Allahu Akbar Allahu Akbar.....

Natya buru-buru menaiki tangga, lalu mengintip dari balik tirai biru yang berada di tangga masjid itu " Nah kan, udah aku bilang tadi. Mau adzan, duluan aja kamu Dew! Aku shalat di asrama aja" Katanya tanpa memperdulikan Dewi yang kemudian pergi sambil menggerutu karena tingkah bucin Natya.

_­_

Saat ini Natya sedang duduk-duduk cantik sembari bergosip ria di gazebo dekat masjid. Karena bosan Natya mengajak Naissa keluar kampus, untuk mengantar laundry nya sekalian membeli buka puasa. Sebelumnya mereka pergi untuk meminta izin kepada Pembina asrama setelah mendapatkannya mereka keluar. Di perjalanan pulang, Natya merasa tidak enak badan yang membuat Natya ketika melihat Fariz tidak begitu bersemangat ia hanya melihatnya sekilas tidak memandanginya seperti biasa.

Sesampainya di asrama dan adzan pun telah berkumandang Natya langsung berbuka hanya dengan air putih, mengambil air wudhu, shalat maghrib dan mengambil bantal lalu memejamkan matanya dengan harapan rasa pusing yang dideranya berkurang.

Ketika Natya bangun jam telah menunjukkan pukul sebelas dan saat ia melihat sekeliling asrama tidak ada orang sama sekali yang membuat Natya memutuskan untuk ke kamar mandi lalu mengambil air wudhu untuk melaksanakan shalat.

Tepat setelah mengucapkan salam terakhir setelah tahiyat akhir, Natya melihat salah seorang adik kelasnya. Natya bertanya " Pada kemana manusia-manusia berkepala ? Kenapa kosong banget asrama?"

"Mana dimana, anak kambing saya??" bukannya menjawab Aisyah malah menyanyikan lagu anak kambing saya. Natya menggerutu sambil berjalan menuju pintu.

"Kak Nat udah sembuh? Mau kemana?" Tanya Aisyah dengan wajah menyebalkannya.

"Mau cari jodoh di bawah masjid, sempat dapat seekor" Jawab Natya asal sembari berjalan mencari manusia berkepala itu.

.

.

.

.

.

Tbc

Gimana gimana? Udah sedikit panjang gak sih? Makin ngawur ya?? Maafkan aku yang amatiran ini sayang :( 

Jangan lupa VOMENT! Aku gak maksa VOTE kalo emang gak suka, tapi COMMENT. Aku lebih suka kalian kritik aku kalo emang gak bagus. Thank you love.

Salam manis dari aku si amatir.

Akhir SegalanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang