Seorang pria berpakaian kasual berjalan dengan santai dan berwibawa dengan kedua tangan yang dimasukkan ke dalam saku celananya. Garis takdir menjadi seorang Billionare memang tidak mudah. Selalu ada saja tantangan yang melanda, naik-turunnya harga saham, emosi yang selalu saja berdatangan, bahkan kendala produksi pun masih sering ia sapa. Keluarganya memang sudah menjadi seorang Billionare sebelum dirinya, tapi bukan berarti usahanya sekarang hasil bantuan dari keluarganya. Tidak, ia berjuang sendiri tanpa campur tangan keluarganya.
Sudah tidak asing bagi seorang pria yang bernotebene sangat berkharisma itu tentang yang akan dihadapinya saat menjadi pengusaha sukses. Usahanya meningkatkan kinerja dan tidak ingin mengecewakan keinginan orangtuanya masih bercokol kuat didalam otaknya. Kini, langkah yang sedang ia lalui pun tidak terlihat sedikitpun rasa ragu. Aura positif yang mengelilingi presensinya membuat semua para pegawai dan siapapun yang melihatnya tercengang dengan ketampanan pria itu yang memang sudah di akui oleh para pegawai dan para rekan pengusahanya.
"Yak!!" teriak seseorang yang membuat ia ingin sekali menutup telinganya rapat-rapat.
Decih pria yang merasa dipanggil itu dengan pelan. Ia memutar bola matanya malas, berbalik menatap orang yang sebelumnya memanggil namanya dengan lantang. "Wae? Wae?"
Pria yang memanggilnya itu mendekat. "Ada schedule baru, dan kau harus datang."
"Schedule?" pria itu bergeming sejenak, "jangan katakan jika jamuan itu?"
"Yap, betul sekali! Kau benar-benar harus datang karena ada seseorang yang kau cari disana."
"N-nugu?"
"Seokjin Park."
"Lion Entertaiment? Waeyeo?"
"Kau bilang kau ingin membuat projek CF dengan Gold Entertaiment, mungkin saja kan kau bisa membuat pertemuan awal dulu dengan Seokjin Park."
"Yak, Yak!! Aku itu ingin bekerja sama dengan Gold Entertaiment, kunyuk!"
"Yak!! Kau juga perlu ingat kalau Seokjin Park juga putra sulung dari pemilik Gold Entertaiment!"
"Arraseo. Aku akan datang."
"Yesss!"
"Dalam mimpi." pria itu lantas berjalan menjauh dengan acuh.
Sempat tak terima karena dipermainkan, lantas lelaki yang disapa Bambam itu kembali meyakinkan dirinya sendiri. "Mollaseo. Intinya kau harus tetap datang dan menampakkan diri didepan para CEO yang lain, Jung Jaehyun."
.
.
.
.
.
.
.
✏
Hari ini adalah hari sibuk bagi Lisa karena ia harus pemotretan dibeberapa Magazine untuk majalah bulanan. Baru dua majalah yang sudah Lisa selesaikan untuk sesi pemotretan dihari ini.
Ditengah sesi pemotretan, suara dering ponselnya kembali terdengar ditelinganya setelah beberapa kali berbunyi. Ia pun memutuskan untuk menyelesaikan pemotretan terakhirnya terlebih dahulu sebelum mengangkat telepon itu.
Cekrek!
Cekrek!
Cekrek!
Akhirnya selesai, Lisa pun berjalan mendekati ruang make-upnya dan mengambil ponsel miliknya yang sempat berdering itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Clingy | Jaelice ✔
Fanfiction[M Contant] Jaehyun memang sengaja mengikuti Lisa untuk memulai semuanya, Tapi apakah dia akan memulai sebuah kisah? atau bahkan, sebuah luka? Silahkan dibaca untuk mengetahui jalan cerita mereka!❤ [ if u hate or don't like my story, just skip it. a...