BAB 5 . Terkadang hidup itu berat dan menyakitkan

19 3 0
                                    

Seberat apapun itu tetap harus ditanggung . Mustahil untuk lari dari kenyataan .

______________________________________

" DAN YANG MERAIH NILAI TERTINGGI . DENGAN RATA-RATA NILAI UJIAN NASIONAL ADALAH 97,5
DAN RATA-RATA NILAI UJIAN SEKOLAH 98,3 ATAS NAMA ...
EDWARD LEMUEL SALVAROS . DIMOHON KEPADA SISWA YANG TELAH DIBACAKAN NAMANYA DAN ORANG TUA ATAU YANG MEWAKILI UNTUK MAJU KE DEPAN ," ujar pak kepala sekolah .

Aula SMP ini diwarnai dengan suara tepuk tangan . Akhirnya aku bisa membuat ibuku bangga lagi . Usahaku untuk terus belajar dan menghiraukan perkataan orang-orang di sekitarku tentang siapa aku ini , akhirnya semua itu berbuah manis .

" Selamat yah Lemuel ," ujar David yang berdiri di samping kiriku .

" Kamu juga selamat yah ," balasku

" Eh... gue nggak nyangka bisa lulus dengan nilai tertinggi di urutan kedua ," ujarnya lalu tertawa

" Aku juga ," balasku sambil tersenyum

" Gimana Selly ?" ujar David

" Lumayanlah peringkat ketiga . Eh , David kamu nggak serius belajar , tapi kok juara terus yah . Pas ngikut lomba bareng Lemuel juga kamu selalu nggak serius ,"

" Gue kan beda . Nih gue beri saran , kalau nggak semangat , nggak usah belajar,"

" Buset , sarannya patut diragukan ," balas Selly

" Lah Lho kok ,"

" Aku juga nggak percaya ," tambahku

" Lho lah kok , kok lah lho ," David kebingungan

Setelah pembagian sertifikat dan trofi ... aku dan ibuku berjalan keluar dari sekolah .

" Sekali lagi , kau mengingatkan ibu pada ayahmu . Terimakasih nak , ibu bangga padamu," Kata ibuku dan membuatku tersenyum.
Aku berjalan agak cepat dengan memegang trofi itu dan langkahku terasa ringan .

Brukkk

Langkahku terhenti dan senyumku memudar
" Apa ini ? kenapa terasa sangat berat?" ucapku dalam hatiku .

Aku menoleh ke belakang . Dan yang kulihat adalah... Ibuku pingsan .

" I...ibu ? Ibu ... ,"

* * *

" Lemuel Salvaros " panggil seorang dokter

" Iya ," jawabku sambil berdiri

" Ibumu mengidap penyakit Leukimia ,"

Aku hanya bisa diam . Tidak ada kata-kata yang keluar dari bibirku.

" Parahnya lagi , ibumu juga menderita kanker hati dan memasuki stadium tiga . Jadi kami akan berusaha sebaik mungkin ,"

" Dokter...," panggilku dengan pelan .

" Iya ada apa nak ,"

" Apakah , ibuku akan selamat ?"

Dokter terdiam sesaat...

" Kira-kira 1 persen ," jawab dokter itu .

Aku berusaha untuk tersenyum sekali lagi dan mencengkeram erat trofi di tanganku .

" Lucu... konyol... keterlaluan.... Apakah aku hidup hanya untuk menangis ? Sementara aku tidak bisa mempersalahkan siapa pun . Ditinggalkan ayahku , Ibuku menderita sakit parah , dan lagi... aku harus menafkahi kedua adikku ," keluhku

" Jangan begitu . Biar aku beri tahukan sesuatu. Cairan infus tidak akan masuk dalam pembuluh darah bila cairan itu punya pemikiran sepertimu ," kata dokter itu lalu pergi

ARTI KEHIDUPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang