BAB 4 . Malam itu memang gelap

40 4 0
                                    

Jika siang hari adalah saat-saat indah bagimu . Maka aku bukanlah lampu .

Pagi yang cerah... sekali lagi aku diberi kesempatan untuk merasakan pagi yang sejuk ini . Matahari pun terasa hangat . Ya , hangat tapi tidak semua hal dibuatnya hangat . Tapi cuma sebentar datanglah sang malam yang gelap. Orang sepertiku yang mengharapkan akan mendapatkan siang yang panjang , justru mendapat malam yang jauh lebih panjang . Ya , aku teringat kata orang-orang yang pernah berkata kalau aku tidak pantas untuk bahagia . Tapi aku tidak terlalu mempedulikannya .

Jika dunia tidak ingin agar aku merasakan siang hari maka aku ingin menjadi sumber cahaya itu sendiri .

Dan malam seringkali diartikan sebagai saat yang menyedihkan dan masa-masa gelap dalam hidup . Tapi saat itulah aku menemukan . . .

" Woi anak haram ," beberapa anak kelas lain menyebutku seperti itu .

" Katanya nyokap lo itu pembuat roti yah ," tanya seorang dari mereka

" Iya ," jawabku ...

Lalu beberapa temannya memegang tas ranselku dan menariknya sehingga aku terpaksa melepaskannya .

" Woi , berat amat sih . Isinya apa sih ?"

Tunggu dulu , ini kan di sekolah . Setiap anak ke sekolah membawa buku dalam tasnya . Kecuali dia malas jadi cuman isi oksigen dalam tasnya .

" Isinya nuklir ," jawabku

Mereka membuka tasku dan membalikkannya sehingga semua isinya jatuh termasuk kotak bekalku .
Semua orang di sekitarku hanya menonton kejadian itu . Ya , dunia memang dingin . Mengapa menjadi baik itu susah sekali ?

" Nggak ada uang , cuman ada kotak bekal ,"

" Udah balik aja ke kelas , dia nggak guna juga ,"

" Tapi kotak bekalnya ,"

" Kenapa ? Palingan makanan rumahan ,"

" Aroma roti ,"

" Buset , kayaknya enak deh ,"

Aku mendengar bunyi langkah kaki yang keras dari sebelah kananku .

" Lain kali aku harus pasang gembok di tasku ," kataku .

Dan tiba-tiba ada seseorang yang berlari menuju kedua orang tersebut dan menabrak mereka .
Brakkk.... . kedua orang itu terpental .

" kembalikan kotak bekal itu ,"

Salah seorang dari mereka memberi bekal itu . Dia berjalan ke arahku dan memberikan kotak bekal itu padaku . Aku pun menerimanya . Orang itu berbadan besar tapi larinya sangat cepat . Namanya Paul .

" Terimakasih Paul ,"

" Yoi , sama-sama ,"

Paul adalah orang paling gemuk seangkatan . Dia tidak satu kelas denganku sih . Kami pun tidak akrab .
Nama lengkapnya adalah
Paulus Dian Harjo . Aku mengenalnya karena kami sama-sama mengikuti ekstrakurikuler Sains . Dulu saat kelas tujuh , Paul ini punya tubuh yang bisa dibilang kurus dan tinggi. Dan juga dia sering memenangkan lomba lari dan maraton . Ajaibnya sekarang badannya udah sangat gemuk tapi kecepatan larinya meningkat .

" Eh , isinya roti yah ?" tanya Paul padaku

" Iya ," Jawabku

" Bolehkah aku mencobanya sedikit ,"

" Ya tentu , "

Ada delapan potong roti dalam kotak bekalku dan Paul mengambil satu potong roti dan memakannya .
Lalu...

ARTI KEHIDUPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang