BAB 6 . Tapi aku tidak siap untuk kehilangan lagi

14 3 0
                                    

" Hai ibu , apa ibu akan segera bersama kami lagi ?"

Tet... tet... tet...
Suara dari elektrokardiogram yang teratur menghiburku tapi juga membuatku merasa sedih .
Ada sebuah album foto di tanganku .
Aroma dari album ini sudah seperti buku tua pada umumnya .

" Oh iya . Ibu , kemarin Samuel bilang ke aku . Dia sangat ingin merasakan masakan buatan ibu . Lalu... lalu Lyfia , akhirnya dia bisa memasak masakan yang lezat ,"

Setiap katanya terasa sulit untuk diucapkan

" Aku minta maaf . Bunga mawar milik ibu ada yang patah . Dan satu hal lagi . Aku punya kabar baik untuk ibu ,"

" A...aku diterima sebagai pelayan di restoran milik ibu Dewi . Jadi aku bisa bersekolah sambil bekerja . Aku tahu ibu pasti akan berkata kepadaku untuk tidak memaksakan diri . Tapi maaf ibu , aku sudah tidak peduli dengan diriku sendiri . Sekarang aku harus berusaha sekeras-kerasnya agar ibu bisa sembuh . Oh iya , doakan aku agar aku bisa diterima di SMA favorit yah ," kataku dan tersenyum lalu meletakkan album itu di samping ibuku .

" Aku membawa album foto keluarga . Kalau ibu sudah sadar , aku harap ibu melihatnya . Aku tahu , ibu selalu ingin melihatku tersenyum . Aku masih belum berubah . Aku tetaplah Lemuel yang dulu , yang seperti anak kecil dihadapan ibu ,"

" Aku hanya ingin berkata . Aku... tidak ingin kehilangan ibu . Agar kita semua bisa tetap bersama dan menunggu ayah pulang ,"

"Aku pulang dulu yah , ibu ,"

Kemudian aku berjalan keluar dari ruangan itu menuju lobi rumah sakit .

" Selamat malam nak ," sapa seseorang padaku dan aku langsung membalas salamnya .

" Selamat malam pak dokter ,"

" Ibumu akan menjalani operasi kanker , tapi kami butuh persetujuan dari pihak keluarga . Ikut dengan saya ke ruangan saya ,"

Lalu aku berjalan ke ruang milik dokter itu .

" Apa kamu ingin ibumu di operasi ?"

" Ya tentu ,"

" Tolong tanda tangan di sini ," kata dokter sambil memberikan kertas dan pulpen .

Aku membaca kertas itu dan terdapat perincian harga . Rp 50.000.000,00 .
Aku tidak tahu apakah aku bisa membayarnya . Tapi ini demi ibu .
Aku pun menandatanganinya.

" Tiga hari lagi , ibumu akan menjalani operasi kanker , tolong simpan ini baik-baik ,"

" Terimakasih dokter , tolong selamatkan ibuku ," balasku dan membuat dokter itu tersenyum

" Saya hanya menjalankan tugas saya sebagai dokter . Tapi bukan saya yang menyelamatkan ibumu . Jangan lupa untuk berdoa nak ," kata dokter itu padaku
Aku pun berdiri dan berpamitan dengan dokter itu , lalu pulang .
Sebelum aku keluar dari rumah sakit itu , aku sempat menatap jam dinding . Sekarang sudah pukul 22.42.
Aku pun melanjutkan langkahku ke luar .

Ditengah keramaian malam ini
Kendaraan-kendaraan terus melaju
Dari ketinggian akan terlihat seperti naga emas .
Tapi...
Ditengah keramaian malam ini
Ada mereka yang merasa sedih

Udara memang terasa dingin dan langitnya berawan . Aku bergegas ke rumahku . Jangan sampai ada hal buruk yang terjadi di rumah .

" Aku pulang ," ujarku saat membuka pintu rumahku , aku terkejut saat melihat Samuel tertidur di lantai ruang tamu . Aku pun menatap adikku itu sambil tersenyum .
" Kamu pasti menunggu kakak . Maaf , Kakak pulang terlambat ," bisikku .

Lalu aku meletakkan barang-barang bawaanku di atas meja dan mengangkat tubuh Samuel . Dan saat aku menggendongnya untuk membawanya ke kamarku . Saat menaiki tangga , aku bisa mendengar ucapan anak ini .
" Kakak sudah pulang yah,"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ARTI KEHIDUPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang