Pertemuan antara Elen dan Ryuka telah memulai sejarah baru. Dan semua itu dimulai dari hal kecil.
Pagi hari yang cerah menggantikan malam yang sunyi. Terpaan angin menerpa jendela yang terbuka, menyalurkan udara pagi segar ke segala arah. Elen masih tertidur di atas ranjang. Baju zirahnya terpampang di pojok ruangan.
Dari kamarnya, Ryuka yang sudah bersiap, mengetuk pintu untuk mencoba membangunkan Elen. Namun tak ada jawaban sehingga Ryuka masuk tanpa izin.
"Hey, bangun. Ini sudah pagi," coba Ryuka untuk membangunkan Elen. Beberapa kali Ryuka mencoba membangunkan tapi Elen masih saja tertidur, Lelap sekali.
Entah apa gerangan, Ryuka terlintas ide yang bagus untuk membangunkan Elen. Ia lalu melaksanakan rencananya. Menunggu waktu yang tepat lalu, "Huaaa!" Teriak Ryuka hingga mengagetkan Elen yang sedang tertidur pulas.
Elen refleks untuk langsung membangunkan badannya. Hingga saat terbangun, ia tidak sadar ada panci yang tergantung tepat di depan wajahnya. Lalu, Buk! Kepala Elen membentur panci yang keras.
Seketika Ryuka tertawa terbahak-bahak sampai tidak menghiraukan Elen yang menyeringai karena sudah dikerjai.
"Seseorang yang menyelamatkan ku ternyata juga yang mengerjaiku." Cetus Elen sambil kembali membaringkan badan.
"Maafkan aku Elen," sembari masih menahan tawa.
"Ada apa kau membangunkan ku?" Elen beranjak dari kasur sembari meregangkan pinggangnya.
"Hari ini aku akan pergi ke Alvanora, apa kamu mau ikut denganku?" Tawar Ryuka.
"Alva- apa?"
"Alvanora. Itu adalah nama sebuah kota. Disana mereka menjual banyak benda yang aku butuhkan, Karena itu aku ingin mengajakmu." Jelas Ryuka.
"Baiklah, aku akan bersiap." Kata Elen dengan sedikit menguap.
"Ah, tapi sebelumnya aku ingin minta bantuannya sebentar," pinta Ryuka.
Elen menatap ryuka dengan penasaran apa yang ingin dia minta bantuannya. Ryuka lalu mengajak Elen untuk ke belakang rumahnya. Disana ternyata ada sebuah kebun yang diisi oleh berbagai macam tumbuhan.
Elen menatap dengan lekat. Ia memperhatikan setiap tumbuhan yang ada. Dengan seksama, membandingkan dengan yang ada di bumi. Ternyata Tidak terlalu berbeda.
Dari belakang Ryuka mengambil peralatan untuk bercocok tanam. Yang tidak lain Ryuka ingin menanam tumbuhan. Seketika itu juga Elen membantunya sebisa mungkin.
Ketika sudah selesai, dibalik tanaman, Elen melihat ada sesuatu yang berkilauan yang menyilaukan matanya.
Itu adalah kalung Ryuka yang terpantul sinar 'bintang pagi'. Kalung yang terbuat dari serat dan ditengahnya terikat sebuah batu kristal berbentuk heksagonal lonjong.
Indah sekali ketika bersinar. Berwarna hijau muda yang digunakan oleh sesosok baik hati nan ramah."Hey, apa yang kamu lihat?" Ryuka memandang Elen dengan wajah memerah yang sejak tadi melamun melihat kalungnya.
Elen tidak sadar jika ia melamun. Seketika ia memalingkan perhatiannya seolah olah sedang melakukan sesuatu. Ryuka memandang Elen dengan tatapan tersipu malu.
"Nah, ini sudah selesai. Sekarang apakah kita bisa ke kota?" Tanya Elen agar topik berganti.
"Baiklah, tapi kita hanya jalan kaki. Tidak apa-apa kan?"
"Bukan suatu masalah, ayo Ryuka." Ryuka mengangguk. Ia lalu mengambil tas nya dan bergegas berjalan di tanah setapak.
Kini mereka akan pergi ke kota yang bernama Alvanora. Selama perjalanan, pemandangan yang elok tak luput menemani mereka. tumbuhan dan rumput hijau bergerak mengikuti arah angin. Pegunungan yang megah menghiasi cakrawala. Sinar sang 'bintang pagi' menyinari seluruh kota yang sudah terlihat disana. Elen tak sabar untuk segera melihat-lihat isinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Altra's thunder knight
AdventureSeorang manusia yang menemukan sebuah peradaban baru di luar tata Surya. pertama dan satu-satunya yang akan menyaksikan revolusi di bidang astronomi. akankah dia yang akan menguak eksistensi mereka?