01| Ngeselin

228 32 66
                                    

Nanda terdiam sejak beberapa menit yang lalu dengan tatapan kosong tanpa mendengar kan obrolan ibunya Devan dan ibunya sendiri sambil memainkan tanaman bohongan yang berada di depan nya.

Bukan hanya Nanda yang tidak mendengarkan, Devan pun demikian, cowok itu justru memainkan ponsel nya tanpa memperdulikan obrolan yang sedang berlangsung.

"Jadi gimana?" Tanya Lena, merasa mereka ditanya, kedua sejoli itu mendongak menatap Lena.

"Gimana apa nya?" Tanya Nanda, gadis itu masih tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh ibunya dan ibu Devan, mengeskpresikan dengan mengerutkan dahi nya.

"Pernikahan kalian lah Nanda"

Nanda kembali bungkam, gadis itu masih belum sepenuh nya percaya ia akan dijodohkan dengan ketua osis sekolah nya, kakel nya sendiri, musuh besar nya sendiri, ajakan ribut nya sendiri .

"Nanda minta waktu bicara sama Kak Devan boleh gak ma? Tan? " Izin Nanda menatap Lena dan Diva - Ibu Devan.

Kedua orang itu setuju, mengganguk, Nanda mengajak Devan ketaman belakang untuk membicarakan sesuatu.

Saat berjalan melewati dapur terdapat bang Gio sedang merebus mie, ia menatap abang nya sebentar, yang justru dibalas dengan meletan lidah,mengejek adek nya.

"Sialan" Gumam Nanda kembali menuntut Devan ke taman belakang. Bang Gio tertawa kecil melihat tingkah laku adek nya itu.

Saat sampai di taman belakang, Nanda membalik kan badan nya menatap kesal Devan.

"Heh, lo gak ada niatan nolak apa?!"

Devan mengangkat sebelah alis nya. "Gua bukan elu yang gak nurut kata orang tua" Sindir cowok itu.

Gadis itu merasa jengkel dengan manusia satu ini, dia akan bersama dengan cowok sialan ini? Seumur hidup?!

Membuang nafas nya kasar sambil mengahlikan pandangan nya.

"jadi lo serius?! Mau nikah sama gua?!" Tanya Nanda dengan nada tinggi tapi tertahan.

"Perjodohan bukan pernikahan"

"SAMA AJA GEBLEK UJUNG UJUNG NYA NIKAH!!"
Gadis itu mengacak rambut nya frustasi,yang membuat penampilan rambut nya kini menjadi berantakan.

"Terserah lah,hidup mah bawa enjoy aja" gadis itu berjalan meninggal kan Devan sendirian, ia kesal dengan cowok satu ini,batu.

"Jadi gimana?" Tanya Lena yang melihat Nanda kembali dari taman belakang.

Gadis itu tak menjawab ia melewati kedua orang itu tanpa satu kata pun dan keluar rumah.

Devan kembali dengan tangan yang di masuk kan kedalam saku celana, ia sedikit tertegun melihat Nanda yang pergi keluar rumah.

"Kenapa Nanda, Dev?" Diva bertanya pada anak nya.Cowok itu hanya mengedik kan bahu nya,tak tau.Ia tak peduli.

"Mungkin dia butuh waktu?" Tebak Diva pada Lena,Lena hanya membalas dengan senyum tipis.

Nanda berjalan menuju tempat pembelanjaan pusat kota dengan taxi.

Sampai disana,ia mengambil trolli membeli banyak snack,meluap kan pikiran nya kepada makanan adalah hal yang sering ia lakukan.

Ia berjalan kesana kemari,tak terasa ia sudah 2 jam berada disana.

Drttt...Drttt...

"Yang ini apa ini?" Tanya Nanda pada diri nya sendiri.Gadis itu masih tidak sadar bahwa hp nya sejak tadi berdering.

Drtt...Drttt...

"Tapi yang ini juga enak-" ucapan gadis itu berhenti,ia akhirnya tersadar bahwa hp nya sejak tadi berdering.

Nanda storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang