Chapter 2

923 102 24
                                    

Sebelum baca cek chapter nya dulu ya.

Maaf ini bukan update,hanya revisi kecil-kecilan.


Rhea yang sadar dipanggil hanya mendongak menatap Gin dan tiga temannya dengan tatapan heran.

Ditatap dengan mata dwiwarnanya Rhea, membuat Gin menjadi kikuk. Walaupun itu tatapan biasa, tetap saja terkesan dingin dan mengintimidasi, mirip Kita-san, senpai mereka di klub voli.

Orang yang ditunggu untuk berbicara masih setia diam seraya menggaruk pelipis nya, canggung.

Rhea pun sama bingungnya. Dia hanya melihat kertas soal yang berada di tangan Gin.

'Ah. Mungkinkah...'

Rhea ingat, Gin itu payah dalam bahasa inggris. Waktu kelas 1, Gin selalu gagal di ujian bahasa inggris.

Mungkin ia ingin bantuannya untuk mengerjakan soal tersebut?. Tapi, bagaimana dengan tiga temannya? Mungkinkah mereka juga.

Berpikir sejenak, mungkin dengan membantu mereka, mereka juga mau membantunya dalam memahami huruf kanji yang sulit Rhea mengerti.

"Jadi, apa yang sulit diterjemahkan?" ucapan Rhea membuat empat rubah itu kaget. Bagaimana bisa Rhea mengetahui tujuannya.

"Ah itu. Ya banyak. Temanku juga ingin kau membantunya. Kau ada waktu?"

"Apa yang harus ku bantu?"

Seperti mendapat lampu hijau, entah keberanian dari mana Atsumu langsung menarik meja Suna untuk di sejajarkan dengan meja Rhea.

Padahal sedaritadi ia hanya diam dibelakang punggung Gin. Dasar rubah!.

Osamu dan Gin menarik kursinya untuk duduk di depan meja Rhea dan Suna yang sudah jadi satu.

Berpikir mungkin Atsumu yang akan duduk disamping Rhea, melihat kelakuan seenaknya itu. Tapi dia malah memilih menaruh kursinya di paling ujung.

Jadilah Suna yang duduk disamping Rhea. Jika ditanya bagaimana perasaan Suna. Tentu saja, canggung.

Apalagi Rhea adalah tipe gadis yang cukup pendiam dan tenang.

"Rhea-san, kenalkan mereka temanku di klub voli. Osamu, Atsumu dan Suna"

Rhea hanya menanggapi dengan anggukan kecil, begitupun dengan mereka.

Setelah sesi perkenalan, Rhea mulai membantu mereka mengerjakan tugas, begitupun sebaliknya.

Setelah mengetahui arti kanji yang dibulatkannya. Ia pun menulis terjemahan di kertasnya.

"Hey, kau kidal?" ini Osamu, ia bertanya setelah melihat Rhea menulis dengan tangan kirinya.

Jarang sekali melihat Osamu kepo terhadap orang lain, padahal dia lebih cuek dibanding Atsumu.

Pernyataan Osamu itu menarik perhatian yang lainnya.

"Ya, begitulah" jawaban datar itu terkesan santai.

"Benarkah? Bukankah kau menulis dengan tangan kanan? Aku tidak pernah melihat kau menulis dengan tangan kiri" ini Gin, dia bertanya karna memang dia sering melihat Rhea menggunakan tangan kanannya.

"Waktu itu pergelangan tangan kiri ku sedang sakit"

"Enaknya, kalau pegal bisa gantian dengan tangan satunya" Atsumu berucap dengan mata berbinar. Entahlah kenapa dia bisa begitu.

"sou desu ka?" tanggapan datar didapat Atsumu. Tak ada respon berlebihan yang ditunjukan Rhea. Baru ingin membalas ucapan Rhea yang terkesan datar, suara Atsumu dihentikan oleh ucapan Tomohiro di depan kelas.

NI NENSEI!! [ INARIZAKI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang