3. Kakek

4.9K 464 10
                                    

"T-tolong kasi..." sebelum bisa menyelesaikan kalimatnya, kepala pria itu sudah terlepas dari lehernya. Tubuh mayat itu langsung jatuh ke tanah, darahnya membasahi lantai dan bercampur dengan darah lainnya dalam ruangan tersebut.

Tumpukan mayat dimana-mana, dan bau darah yang pekat menyelemitu daerah sekitar.

Pelaku yang menyebabkan kekacauan ini hanya berdiam diri di tempatnya dengan ekspresi sedingin glester. Dia hanya menatap tumpukan mayat itu tanpa ekspresi, seolah yang dihadapannya bukanlah sebuah mayat tapi benda mati seperti meja dan sebagainya. Orang itu adalah Feng Tian Yi.

"Tuan, maafkan atas keterlambatan hamba dalam menemukan keberadaan tuan"

Tiba-tiba seorang pria berpakaian hitam penuh dari kaki sampai kepalanya muncul dibelakangnya dengan sikap berlutut sambil menundukkan kepalanya dengan hormat.

Melihat tak ada jawaban dari Feng Tian Yi, pria berbaju hitam itu mulai berkeringat dingin, dengan mempertahankan sikap hormatnya tak ada tanda-tanda dia akan berdiri sampai tuannya, Feng Tian Yi mengizinkannya.

"Feng San." Ucap Feng Tian Yi tiba-tiba.

Mendengar Feng Tian Yi mengucapkan namanya, Pria itu, Feng San langsung menjawab dengan sigap dan penuh rasa hormat"Ya, Tuan"

"Apakah kau pikir aku melemah?"

Mendengar pertanyaan tuannya yang dianggapnya maha kuasa itu mengajukan pertanyaan seperti itu, membuat Feng San mengalami dilema, yang membuat terdiam dan tak langsung menjawab.

"Jawablah dengan jujur!" Perintah Feng Tian Yi dengan nada datar yang membawa dingin sampai ketulang.

"Mohon maafkan hamba yang rendah ini, tapi... Y-ya tuan, kekuatan tuan menang sangat menurun drastis dari kekuatan tuan yang biasanya." Jawab Feng San dengan nada ragu, sedih dan marah. Ya, ia marah akan dirinya sendiri, walaupun ia adalah pengawal Feng Tian Yi. Ia tak bisa melindunginya dari bahaya yang menimpah tuannya.

"... Begitu" kata Feng Tian Yi singkat, sebelum mengangkat tangannya lalu sebuah cahaya kecil berwarna putih muncul di jarinya, sedetik kemudian darah yang berceceran di tanah mulai berkumpul di cahaya kecil tersebut, saat semua darah telah terkumpul cahaya itu berubah menjadi batu berwarna merah darah yang indah. Batu itu kemudian menghilang di tangan Feng Tian Yi.

Feng San hanya terus berdiri di belakang tuannya tanpa melakukan apapun, menunggu perintahnya.

"Ayo, pergi"

"Baik, tuanku"

Disaat berikutnya mereka berdua menghilang seperti tak pernah ada di situ sebelumnya, lalu api hitam besar datang dari udara hampa membakar tumpukan mayat dan bangunan sekitar hingga tak menyisahkan bahkan debu setitik pun.

Sosok dingin, kejam, jauh dan tak tersentuh adalah deskripsi yang tepat untuk tindakan Feng Tian Yi, tindakan yang benar-benar tak bisa dibayangkan dari sikap nakal dengan senyum simpul indah yang dimilikinya di depan Feng Xian Wu.

*****

Sedangkan diwaktu yang bersamaan

Kediaman Feng

Kamar Feng Xian Wu

Feng Xian Wu duduk dengan santai di tempat tidurnya sambil membalikkan buku yang diambilnya dari perpustakaan, dikakinya terdapat seekor kucing putih yang tidur dengan damai. Disampingnya terdapat tumpukan buku yang ia baca selama seharian, makanan yang dibawa pelayan untuknya sama sekali tak ia sentuh.

Tok tok tok

Mendengar ketukan pintu, Feng Xian Wu tak mengalihkan pandangannya sama sekali, masih dengan santainya membaca sambil berkata datar

The Good For Nothing Miss: Genius DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang