6. Secret room

3.8K 326 7
                                    

Feng Xian Wu perlahan membuka matanya, melihat kearah kucing putih, Bai Ze yang memandangnya dengan penuh rasa cemas.

"Meow!" Nona kau membuatku cemas setengah mati!

Melihat Bai Ze yang mengeluhkan kekhawatirannya tanpa henti kepadanya, tapi matanya dipenuhi kelegaan dan rasa syukur membuat Feng Xian Wu merasa manis dan bingung disaat yang sama. Kenapa ia terus mengeluh saat dia merasakan sebaliknya?

Tapi Feng Xian Wu memilih tuk tak menyuarakan pikirannya itu melihat Bai Ze yang tanpa henti mengoceh. Setelah beberapa saat Bai Ze masih terus berceloteh Feng Xian Wu mengerutkan keningnya, merasa terganggu.

"Berisik"

Mendengar nada dingin nonanya, Bai Ze akhirnya menutup mulutnya. Bai Ze membuka mulut kecilnya lagi ingin mengatakan sesuatu, tapi Feng Xian Wu melirik kearah Bai Ze dengan tak acuh.

"Aku ingat kau tak seberisik ini dulu."

Mendengar perkataan Feng Xian Wu, Bai Ze hanya bisa merasa sangat dirugikan, tapi tak berani membalas dan hanya bisa meminta maaf.

'Nona! Aku hanya tak memiliki topik untuk diperbincangkan dengan diri nona yang dulu...' teriak batin Bai Ze. Ia memang bukan pribadi yang pendiam seperti Feng Xian Wu, ia adalah kucing yang cenderung aktif daripada bersikap tenang seperti Feng Xian Wu. Saat Bai Ze pertama kali bertemu Feng Xian Wu, ia mengira Feng Xian Wu adalah anak yang bisu atau mungkin seorang autisme.

Ia memiliki kepribadian yang begitu mantap dan emosi yang terkendali sejak usia dini, atau mungkin itu lebih tepat untuk mengatakan bahwa Feng Xian Wu memiliki terlalu sedikit emosi dalam dirinya. Hal ini sangat berhubungan erat dengan kurangnya kasih sayang dan interaksi Feng Xian Wu dengan sesamanya. Diri Feng Xian Wu yang dulu sangat menghemat kata, Bai Ze bahkan bisa menghitung berapa banyak kalimat yang Feng Xian Wu ucapkan dalam setahun dengan kedua kaki depannya.

Saat memasuki organisasi pembunuhan, Feng Xian Wu mulai sedikit belajar berinteraksi dan mempercayai orang lain. Itu membuat ekspresi di wajahnya sedikit terlihat lebih bervariasi, paling tidak selain wajah datarnya ia sesekali menunjukkan senyum tipis yang hampir tak terlihat atau emosi marah. Walaupun sangat sulit di bedakan, Bai Ze dapat melihat hal itu dengan jelas dan ia senang dengan perkembangan tuannya. Paling tidak sampai ia kehilangan orang yang dikasihaninya satu per satu lalu terakhir dikhianati oleh kedua orang yang tersisa untuk dipercayai.

Mengingat hal itu, Bai Ze mulai merasa kesal tapi ia menahan dirinya untuk tak meledak dalam amarahnya. Bai Ze melirik ke wajah Feng Xian Wu yang masih memiliki ekspresi datar diwajahnya sedang merenungkan sesuatu dengan serius.

"Apa yang dipikirkan Xiao Wu hingga membuat wajah seserius itu? Hmm?"

Bai Ze melihat sesosok pria tampan yang tiba-tiba muncul entah darimana, hal ini membuat Bai Ze meningkatkan kewaspadaannya. Pria itu mencoba untuk memeluk Feng Xian Wu dari belakang, tapi sebelum ia bisa melakukannya dengan sempurna jarum berkilauan telah berada di ujung leher pria itu, hampir menusuk leher pria tersebut.

Melihat bahwa Feng Xian Wu begitu tanpa ampun, pria itu hanya bisa menjauhkan dirinya dari Feng Xian Wu dan duduk di berhadapan dengan Feng Xian Wu.

Feng Xian Wu hanya melihat pria itu dengan mata ungu indahnya yang sedalam lautan. Tak ada yang bisa menebak apa pikirannya, termasuk pria yang duduk didepannya sekarang, Feng Tian Yi.

Melihat sosok Feng Tian Yi yang berada di depan dirinya, Feng Xian Wu sedikit mengerutkan kening

"Aku benci bau darah," singkatnya.

Mendengar kata pertama yang dilontarkan Feng Xian Wu kepadanya, Feng Tian Yi sedikit terkejut, ia tak bisa membalas untuk beberapa saat. Sebelum datang ke kediaman Feng, Feng Tian Yi memastikan tak ada setitik darah pada dirinya dan apakah gadis ini menyebutkan tentang bau darah? Sungguh penciuman yang tajam.

The Good For Nothing Miss: Genius DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang