"Sepi? Udah biasa xixixi"
••••••
Sarah Eversanya, termenung menatap langit malam, badannya ia dudukkan di jendela kamar sementara hatinya dilingkupi rasa kesepian. Selalu begini setiap hari.
Ia tinggal menumpang di kediaman tantenya yang bekerja sebagai seorang wanita malam, kadang kala tantenya juga membawa lelaki ke rumah ini dan melakukan pekerjaannya juga di sini.
Tante Rika sangat cuek. Ia juga suka berkata ketus pada Sarah, namun bagi Sarah tante Rika adalah segalanya karena ia di dunia ini hanya tinggal bersama tantenya itu.
Tante Rika, adik dari Ayah kandungnya
Ini juga selalu memenuhi kebutuhannya.Malam semakin larut, namun tante Rika belum juga pulang menciptakan sebuah rasa khawatir dalam hatinya. Ia melangkahkan kaki pergi turun ke dapur, kemudian memasukkan makanan yang telah ia masak tadi ke dalam kulkas,
Lalu pergi tidur.'Pasti tante di rumah bordir lagi.'
•••
Pagi ini ia terbangun seperti biasa, kaki jenjang miliknya melangkah keluar kamar, dilihat nya kamar sang tante tampak tertutup, kemudian ia mengintip sedikit dan ternyata tante nya belum pulang juga.
Setelah bersiap untuk ke sekolah Sarah menyempatkab duIu memanaskan kembali makanan yang semalam ia buat, lalu menaruhnya di bawah tudung dan memberi sebuah sticky note.
'Tan dimakan ya, Sarah sekolah dulu.'
Bibirnya melengkungkan senyuman semangat menyambut pagi hari. Diseliokannya kunci rumah di bawah keset kaki lalu pergi menuju halte bus.
Halte bus hanya menempuh sekitar sepuluh menitan dari rumah jadi ia hanya berjalan kaki.
Saat di sekolah ia langsung mendapati sahabat baiknya berlari ke arah dirinya.
"Sa-rah!" teriak Rara dengan nafas yang ngosngosan.
"Apaan Ra? Nafas dulu dong." Sarah tertawa melihat kelakuan sahabatnya itu.
"Kamu tau ga Kak Athala bakalan pindah sekolah di sini," ucap Rara sambil merentangkan tangannya bahagia. Athala adalah lelaki yang disukai oleh Rara sejak dulu, bahkan mereka telah bersahabat sejak masih balita dan berpisah selama beberapa tahun karena Athala pindah mengikuti kedua orang tuanya yang pindah tugas.
Sarah yang melihat tingkah laku sahabatnya itu pun tertular rasa bahagia dari Rara.
"Bagus dong Ra, jadi kamu bisa nempel terus kan ama dia."
"Iya dong hehe, tapi ntar jangan bilang ama dia ya kalau aku sering nyeritain dia ke kamu."
"Siap bos, kuy ke kelas."
"Kuy."
Keduanya pun pergi bergerak menuju kelas, sesampainya di kelas pun mereka bergabung dengan dua teman dekat mereka yaitu Natisya dan Yuna.
"Hai guys," sapa Sarah kepada dua temannya yang tampak sedang bergosip ria.
"Sar, Ra sini deh kita nge-ghibah dulu mumpung belom bel," ajak Natisya kepada Sarah dan Rara. Dengan secepat kilat keduanya lari menuju tempat duduk Natisya dan Yuna.
"Giliran ghibah cepat klen," ucap Yuna yang membuat gelak tawa Rara tercipta.
Kini keempat sahabat itu tengah duduk saling berhadapan.
"Aku mau cerita bukan ghibah. Tau ga masa Kak Reza semalam minta jatah sama aku," ucap Natisya dengan polos.
"Hah gilak!" ucap mereka yang menjadi pendengar serempak.
KAMU SEDANG MEMBACA
SARAH EVERSANYA
Novela Juvenil"Apa aku bakal jadi penghalang hubungan Kakak sama Rara?" "Nggak Sarah." "Tapi Rara cinta sama Kakak." "Tapi aku cintanya sama kamu Sarah!" "Kak Athala yakin?" "Yakin!" Drrtt drrtt "Halo." "Hah? Rara masuk rumah sakit?" "Iya saya ke sana sekarang." ...