"Semoga segalanya akan baik."
♡♡♡
Setelah membenahi diri serta perasaanya, Sarah minggat dari toilet pergi kembali menuju kelas, namun saat baru tiga langkah keluar dari pintu toilet perempuan badannya tiba-tiba menabrak sesuatu hingga ia terjatuh.
Brugh.
"Aw!" Sebuah tangan terulur meraihnya saat ia berteriak kesakitan, diraihnya tangan tersebut dan kemudian ia berdiri.
"Sorry," ucap lelaki yang tak lain adalah orang yang bertabrakan dengan Sarah, ia menatap lelaki itu bingung, ia rasa tak pernah melihat lelaki itu.
"Iya," ucap Sarah lalu ia pergi melenggang meninggalkan sang lelaki tanpa nama dengan mata elangnya memandang Sarah serta sebuah senyuman tipis di wajahnya.
"Lucu," lirihnya kemudian iapun pergi menuju ruang kepala sekolah.
•••
Sesampainya di kelas Sarah langsung duduk di samping Rara.
"Ada tugas nggak Ra?" tanya Sarah pada Rara yang terlihat asik membaca komik kesayangannya.
"Em enggak, nih buktinya aku lagi baca komik, jangan ganggu aku ya Sarah ku, Rara mau baca komik terbaru ini dulu. Oke?" ucap Rara dengan memberikan lengkungan senyum memohon pada Sarah.
"Oke Rara anak pak Mantok."
"Eh jangan sebut nama ayah aku dong, ntar orangnya keseleo."
"Hahaha bisa aja kamu Ra."
Sarah kemudian menunduk menyembunyikan wajahnya di lipatan tangannya, ia ingin tidur saja dari pada malah kepikiran sang ayah. Rara melihat lagak dari sahabatnya itu sebenarnya ingin memberinya deretan pertanyaan, namun ia tahan terlebih dulu sebab ia ingin memberi waktu dulu kepada Sarah agar gadis itu tenang dulu dari apapun masalah yang dihadapi. Senyumnya mengembang melihat Sarah.
•••
Alunan bel pertanda pulang sekolah telah berbunyi, memberi rasa bahagia kepada beberapa murid yang menunggu-nunggu waktu itu tiba.
Sarah mengemasi buku-buku yang berada di mejanya, kepalanya menoleh melihat Rara yang tengah duduk menatap Sarah dengan kedua tangannya memegang tas bahunya.
"Kenapa?" tanya Sarah.
"Em ngapapa, mau main gak hari ini?"
Sarah menatap keadaan kelas, mata coklatnya mencari dimana keberadaan dua sahabat lainnya, Rara seakan mengerti. "Mereka udah balik duluan, ayo kamu ikut nggak? Ntar mereka nyusul kerumahku," ucap Rara.
Dengan tatapan tidak enak Sarah hanya menjawab. "Maaf Ra aku gabisa aku lagi pengen sendiri, Ayahku meninggal beberapa hari lalu."
Rara terkejut mendengar itu dipeluknya Sarah. "Kenapa baru bilang sih Sar? Kamu selama ini nyimpen semuanya sendirian ya ampun Sarah," ucap Rara ia mengusap punggung Sarah.
Sarah berusaha mempertahankan air matanya, bola matanya menatap lantai putih kelasnya.
"Ngapapa Ra aku udah ikhlas kok, jadi maaf ya aku gabisa ikut kalian," ucap Sarah.
"Yaudah nggak masalah kok Sar, semoga kamu bisa nenangin diri kamu."
"Iya, yudah ayok pulang," ajak Sarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
SARAH EVERSANYA
Novela Juvenil"Apa aku bakal jadi penghalang hubungan Kakak sama Rara?" "Nggak Sarah." "Tapi Rara cinta sama Kakak." "Tapi aku cintanya sama kamu Sarah!" "Kak Athala yakin?" "Yakin!" Drrtt drrtt "Halo." "Hah? Rara masuk rumah sakit?" "Iya saya ke sana sekarang." ...