"Senyum mu manis seperti pare"
-Satria-
*Satria Pov
Entah mengapa mama mengajak gue kerumah cewek judes itu lagi hari ini, awal pertemuan aja gue udah mau darah tinggi hadapin dia, tapi itu juga salah gue sendiri sih jalan kagak pake mata "Lah bego mana ada jalan pakai mata, dari dulu jalan tuh pakai kaki" ucap author sambil jitak kepala satria.
"Assalamu'alaikum Tante... " Salam satria saat sudah ada didepan rumah megah itu.
"Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh... " Ucapnya sambil membukakan pintu.
"Ehh nak satria dan naura... Ada apa? Mari masuk dulu, tante buatkan minum dulu". Sahutnya lagi sambil menuju ke dapur.
Saat tuan rumah sedang sibuk di dapur, Satria mau menanyakan ke mamanya alasan ia ikut kerumah ini lagi."Mam...?" Panggil Satria dengan menolehkan kepalanya kesamping kanan.
"Iya, ada apa?" Balasnya saat sang anak tiba-tiba memanggilnya.
"Emang ada apa sih kok mama ngajak aku kesini lagi?" Ucapku dengan nada kesal.
"Kan mama sudah bilang sebelumnya mau memperjelas perjanjian itu satria"
*Flashback On
"Satria, sini nak mama sama papa mau bicara serius sama kamu" kata mama saat gue mau ke arah kamar.
'Tumben-tumbenan mereka mau bicara serius sama gue, biasanya mah boro-boro mau makan malam aja harus gue paksa dulu baru mereka ada waktu.' Ucap gue dalam hati.
Dengan langkah ogah-ogahan gue pun turun lagi kebawah, dan menghampiri mereka. Setelah duduk disamping mereka gue pun mulai fokus dengan apa yang dibicarakan.
"Satria... Besok kita mau mengajak kamu kerumah teman lama papa dan mama... " Sahut papa, tapi belum gue respon kan.
"Nah, kita mau menjodohkan kamu dengan anaknya sahabat papa itu, jadi kamu harus mau" Lanjut papa yang buat gue menatap mereka tajam.
"Papa apa-apaan sih! Aku bukan mainan yang bisa diatur oleh tuannya pah! Aku punya perasaan! Apa papa gak mikirin perasaan ku gimana..." Balas gue kecewa dengan sikap mereka yang seenak nya main jodoh-jodohkan anaknya.
"Satria..!" Bentak papa.
"Ini demi masa depan kamu nak, mana mungkin kita mau menjerumuskan kamu ke hal yang tidak baik, mama yakin dia bakal jadi pasangan yang baik buat kamu nak"
"Kamu sayang mama,papa kan nak? Kamu mau jadi anak yang berbakti kan? Tolong turutin apa kata papa kamu nak" Lanjut mama dengan air mata yang membahasi pipinya, melihat itu gue jadi gak tega, mau gak mau gue cuma bisa menganggukkan kepala tanda setuju.
"Ya Sudah Satria Setuju, Tapi dengan satu syarat" Balas gue dengan senyum smirk.
"Iya Sudah apa itu?" Jawab Mama Papa kompak.
"Jangan bilang ke Dia kalau aku pasangan yang mau dijodohkannya, biar nanti aku sendiri yang bilang..."
"Lho... Tidak bisa begitu dong satria..." Belum selesai ucapan gue udah dipotong papa, gue balik potong ucapan papa walau terkesan gak sopan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu tuh Dingin tapi Ngangenin (HIATUS)
Ficção Adolescente📍Follow Author dahulu sebelum membaca, gampang kok tinggal tekan aja di profil Author part selanjutnya akan diprivate📍 Rank #114 - Dokter #560 - Jodoh #175 - Ice #116 - Cowok #571 - Dingin #141 - P...