" Maaf nona, tapi kami tetap harus melakukan pencarian. "
Petra mengambil ancang-ancang untuk bertahan. Sebelum para polisi militer menerobos masuk, sebuah suara menginterupsi.
"Oi. Lewatkan saja. Aku akan membiarkan kalian memeriksanya nanti." perintah seseorang yang muncul di saat yang tepat.
" Tapi kami harus memastikan. "
" Apa kau orang cabul? Kau tidak mendengar perkataan gadis itu? "
Para polisi militer muda itu terlihat kesal dengan tuduhan Levi. Jadi mereka tidak punya pilihan lain selain menuruti perkataan sang prajurit veteran. Mereka melangkah ke ruangan lain. (Name) sedikit bisa bernafas lega setelah mendengar polisi militer tidak jadi memasuki kamar Petra. Menyingkap selimut dan duduk di ranjang untuk memakai kembali kemeja hitam pemberian Hanji. Kali ini ukurannya pas di tubuhnya.
(Name) berjalan mendekati pintu untuk keluar dari kamar Petra. Petra mengikutinya dari belakang tanpa disuruh. Lalu tidak disangka, salah satu prajurit polisi militer menoleh ke belakang, tepatnya ke arah (Name) dan Petra. Perempuan berambut pendek itu menyadari jika polisi militer itu memutar arah jalannya.
(Name) juga menyadari itu dan hanya bisa memikirkan satu cara. Segera ia lemahkan semua otot di tubuhnya dan menutup mata. Petra dengan sigap menahan tubuh (Name) agar tidak membentur lantai.
Eld yang baru saja tiba untuk menjemput (Name), meraih tubuh perempuan itu dan pergi dengan Petra yang berkedok panik. Kedua prajurit militer hanya bisa menghentikan langkah mereka yang tadinya ingin memeriksa siapa gerangan gadis yang beralasan sakit itu.
~~~~~
Setelah Levi dan Hanji mengurus polisi militer hingga mereka kembali ke sarang dengan tangan kosong, Levi segera melangkah ke ruang kerjanya diiringi oleh Hanji.
Wajah tegang semua orang yang ada di ruangan Levi langsung menyambut kedua orang yang baru saja membuka pintu. Setelah menyatakan situasi aman, barulah mereka bisa mengendurkan otot-otot yang tadinya menegang.
Nama (Name) terpanggil oleh Hanji untuk menyuruh perempuan itu kembali ke kamar bersamanya. (Name) mengangguk dan mengucapkan terimakasih pada Petra dan Eld yang telah membantunya. Sebelum (Name) melangkah mencapai posisi Hanji, Petra memegangi pergelangan tangannya.
"Tapi, kau siapa? Kenapa polisi militer mengejarmu?" tanyanya dengan sorot mata yang penuh kecurigaan.
"Petra, kau.." Eld mencoba menghentikan Petra yang ia rasa kurang sopan, walaupun sejujurnya dia sendiri merasa penasaran.
Perempuan berambut pendek itu memotong perkataan Eld, merasa tidak peduli. "Setidaknya aku harus tahu siapa orang yang aku selamatkan."
Suasana menjadi cukup tegang kembali. Sampai suara berat menyela di antara kecanggungan itu.
"Dia orang yang akan kupekerjakan di kedai tehku dan dia dari kota bawah tanah. Maka dari itu polisi militer mengejarnya."Jawaban dari Levi masih belum membuat Petra berhenti berargumen. "Tapi, kenapa anda malah mempekerjakan seorang buronan sedangkan banyak rekan dari juru masak markas yang lebih aman untuk anda pekerjakan?"
Dahi Levi mengerut. Ia tidak menyukai sikap curiga gadis itu di saat seperti ini. "Apa itu kesalahan? Kalau begitu, keberadaanku saat ini juga kesalahan?"
Petra membungkam. Begitu terkejut saat Levi melontarkan sarkasme seperti itu. Perempuan dengan rambut orange itu membasahi tenggorokan dengan salivanya. "M-maksud saya bukan begitu, heichou.."
Levi beralih menatap perempuan yang tampak bingung dengan situasi ini. Mata yang dibawahnya sedikit menghitam itu mengisyaratkan agar perempuan itu segera beranjak.
(Name) dengan kondisi tubuh yang mulai membaik itu menurut dan melepaskan genggaman lemah Petra dengan pelan. Meninggalkan anggota regu sang kopral yang terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Freedom (Levi x Reader)
Fanfic[HIATUS] Ratu Historia telah mengumumkan bahwa kebebasan dari ancaman Titan telah diraih. Tapi, situasi apa yang dialami (Name) sekarang? Kala malam hujan deras, dirinya tengah berusaha menyelamatkan diri dari kejaran Titan di belakangnya. ~~~~~~~ ...