°Prospecting°

1.2K 174 4
                                    

P.s.
Umur (Name) di sini 25 tahun yaa.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Kenapa kami harus mempercayai semua perkataanmu? "

(Name) tertegun mendengar pertanyaan sarkas dari pria berambut hitam di sana. Ia menghela nafas pelan sambil menatap punggung kakinya yang tidak mulus lagi.

" Aku juga mendengar sesuatu tentang rencana mereka mengenai keturunan Ackerman. Apa benar keturunan Ackerman ada di sini? " tutur perempuan itu. Sebelum Levi sempat menyela karena perkataan perempuan itu sama sekali tidak berhubungan dengan pertanyaannya, Erwin mengangguk sambil menjawab pertanyaan (Name).

Perempuan itu menatap Erwin dengan mata sayunya. " Kemungkinan tidak berapa lama lagi, para Ackerman itu akan diberi tugas khusus oleh mereka. Dan pastinya itu adalah jebakan. " Semua prajurit di ruangan itu tidak tahu harus bagaimana setelah mendengar semua perkataan perempuan yang baru saja sadar dari pingsan.

Kemudian (Name) melanjutkan, " Jujur, aku tidak memiliki bukti apapun sekarang selain jiwa dan ragaku sendiri. Tetapi setidaknya kalian sedikit mencari tahu tentang hal itu. Gadis kecil itu sudah berjuang keras dalam menjalani tugasnya sebagai ratu. Ia tidak pantas direndahkan oleh para bajingan itu. "

Erwin menautkan jemarinya dengan otak yang dipaksa bekerja malam ini. Ia menatap sebuah surat perintah dari pihak kerajaan yang terpampang di meja kerja.

~~~~~~

" Hai (Name)! Tidurmu nyenyak? "

Kamu menegakkan tubuh ketika wanita berkacamata memasuki ruangan yang telah kau tinggali selama 5 hari ini termasuk pada saat dirimu belum siuman. " Sepertinya iya. Berkat obat tidur yang selalu kau berikan. " jawabmu sambil mengulas senyum. Beberapa hari yang lalu kamu tidak bisa tidur hingga Hanji mengomel ketika melihat sedikit lingkaran hitam di bawah matamu.

Hanji meletakkan nampan di atas pahamu. " Tentu saja. Kau harus banyak makan dan tidur agar cepat pulih. Ah, tapi aku tidak akan memberi lagi. Hari ini yang terakhir. Aku tidak ingin kau menjadi ketergantungan. "

" Iya. Terimakasih, Hanji. Aku cepat pulih karena perawatanmu. Dan juga, aku minta maaf karena telah merepotkanmu dan yang lainnya. " sesalmu sambil tersenyum segan. Hanji menggelengkan kepalanya. " Kau itu saksi sekaligus korban. Sudah sepatutnya kau itu dilindungi. Jadi tenang saja, oke? " ucap wanita itu sambil tersenyum lebar. Kamu hanya bisa mengangguk sambil membalas senyumannya. 

" Wooo~~ ternyata kau memang sudah pulih, ya. Sekarang sudah bisa tersenyum. "

Kamu mengambil potongan roti dan menggigitnya. Sedikit keras hingga perlu sedikit tenaga untuk menggigitnya. Mungkin lain kali kamu harus mampir ke bagian dapur markas pasukan pengintai ini untuk memberikan beberapa tips memasak. Kemarin sup yang kau dapat juga terlalu hambar. Tapi untuk sekarang kamu memaksakan diri untuk mengkonsumsi apa yang diberikan di sini tanpa protes.

Kamu tidak tahu apakah orang-orang di sini sudah mempercayai perkataanmu atau belum. Tapi yang pasti mereka juga sedang menyelidiki tentang rencana jahat para pejabat terhadap ratu itu memang benar atau tidak. Saat kamu menyelesaikan makan siangmu, Hanji mengatakan bahwa Erwin pergi ke kerajaan setelah menerima sebuah surat tadi malam. 

" Mengenai keturunan Ackerman, apa mereka seorang prajurit di sini? " tanyamu tanpa maksud apa-apa. Hanya ingin mencari topik pembicaraan karena Hanji tidak mengatakan atau melakukan apa-apa setelah membahas Erwin. Ia tampak memikirkan sesuatu.

Hanji memperbaiki letak kacamatanya dan menjawab, " Tentu saja. Dan kau sudah melihat salah satunya, kan. " membuatmu menaikkan sebelah alis.

Hanji yang mengerti kebingunganmu, menjelaskan. " Ah, dia selalu memperkenalkan diri dengan nama depan saja. Salah satu Ackerman yang sudah kau temui itu adalah pria yang tampak membosankan, pendek, dan julukannya sejak dulu adalah 'prajurit manusia terkuat'. " jelasnya sambil membuat gerakan tanda kutip dengan jarinya.

" Ahh, maksudmu Levi-san? Itu cukup mengejutkan." 

Wanita itu merespon dengan mengangkat kedua bahu. Ia mengatakan bahwa Ackerman yang lain adalah seorang gadis yang lebih muda dari mereka dan juga diakui kekuatannya. Kamu mengangguk paham.

Teringat pria bermulut tajam dan tampak tidak ramah padamu. Tapi jika kau tidak salah ingatan, yang membunuh Titan waktu itu adalah Levi, bukan? Kamu hendak mempertanyakannya kepada Hanji. Tetapi sebelum pertanyaan itu terajukan, Hanji lebih dulu mengangkat suaranya.

" (Name), sebenarnya ada yang ingin kutanyakan. Ini hanya untuk memastikan. Kau-- "

Cklek!

"(Name)-san, kau harus ikut aku! Polisi militer ada di bawah!" 

~~~~~~

Prajurit yang kau ketahui merupakan salah satu bawahan Levi menarikmu ke bagian selatan lantai 2 markas. Di sana adalah tempat kamar para anggota pasukan pengintai berada. Kamu berusaha menyamai langkah lebar Eld dan berusaha untuk tidak tersandung kaki sendiri.

Suara langkah kaki kalian yang menggema di koridor, seolah menutupi suara degup jantungmu yang memberontak. Kamu tahu pasti bahwa hari ini akan datang. 'Kebetulan' bahwa polisi militer datang ke markas pasukan pengintai disaat sang komandan pergi memang cukup menjelaskan. Mereka memang sedang mencarimu. Tapi, apa mereka memang sudah tahu kau ada di sini?

Pria di depanmu menghentikan langkah di depan sebuah pintu kamar. Eld mengetuk pintu itu terkesan tergesa. Seseorang di balik pintu terdengar membuka slot pintu dan memutar kenop.

" Petra, sembunyikan dia. Perintah dari kapten Levi." serbu Eld ketika yang punya kamar baru saja menampakkan setengah badan.

Kamu memperhatikan perempuan yang dipanggil Petra itu. Raut wajahnya terlihat bingung dengan kening sedikit berkerut. Iris orange kecokelatannya senada dengan rambut pendeknya. Terkesan manis.

Walaupun belum mendapatkan penjelasan yang lengkap, Petra tetap membukakan pintu kamar lebar-lebar dan memberimu ruang untuk masuk.

Sedangkan di lantai bawah,

" Memangnya kalian sedang mencari apa atau siapa? Tentu saja kami harus mengetahui hal itu jika kalian ingin kami bantu. " tanya Hanji dengan nada tidak ramah pada 10 orang polisi militer yang tiba-tiba datang ingin menggeledah.

Prajurit di depan Hanji menghela nafas, " Kami mencari pencuri kelas kakap yang sudah meresahkan masyarakat belakangan ini. Dia baru saja melarikan diri dan kami kehilangan jejak di sekitar sini. Jadi mohon kerjasamanya. "

Hanji mengernyit, " Mana mungkin pencuri bisa dengan mudah memasuki bangunan ini. " ucapnya sambil memutar bola mata. Tetapi pemuda itu tetap bersikukuh dengan alasan memastikan.

" Kau berisik sekali, mata empat! Biarkan saja mereka melakukan apa yang mereka inginkan. Tetapi jika mereka memang berbuat aneh, serahkan padaku. " ucap Levi yang baru saja melangkah ke tempat kejadian. Melihat raut wajah Levi membuat para polisi militer yang masih muda-mudi terlihat gugup. Walaupun begitu, mereka tetap memasuki gedung markas pasukan pengintai dan memeriksa ke setiap ruangan.

~~~~~~

Petra melirik pintu kamarnya yang diketuk seseorang dari luar. Ia berdiri dan berjalan menuju pintu yang diketuk berulang kali. Petra membuka pintu kamarnya seukuran tubuhnya. Hal itu mengurangi pandangan mata orang-orang yang ada di depan kamarnya terhalang. " Ada keperluan apa, ya? "

"Kami sedang mencari pencuri yang kabur di sekitar markas ini. Mohon kerjasamanya." ucap pria itu singkat sambil mengambil ancang-ancang untuk memasuki kamar Petra. Tapi gadis itu lebih dulu menahan. " Aku ingin membantu, tapi teman sekamarku sedang tidak enak badan. Aku sedang merawatnya dan saat ini ia tidak memakai pakaian. Mohon dimengerti. "

Dua orang prajurit itu saling melirik tak yakin. Salah satu dari mereka mencoba untuk mempertajam penglihatan pada seseorang yang bergelung di dalam selimut. Tapi mereka hanya bisa melihat bahu telanjang perempuan itu.

Dia berdeham. " Maaf nona, tapi kami tetap harus melakukan pencarian. "

tbc.

******

La la la~~
Gua bosan dan butuh asupan Lipai 🤧

Ngomong-ngomong, gimana hari kalian? 😀

Freedom (Levi x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang