" Aku sudah mendengarkan laporan Hanji mengenai siang kemarin. Sepertinya mereka sedang mengawasi gerak-gerik kita. Jika prajurit yang akan memeriksa kamar Petra kemarin melaporkan secara rinci pada atasannya, kemungkinan besar mereka sudah tahu kalau kau ada di sini, (Name)." simpul sang komandan pasukan pengintai yang pagi ini baru kembali dari kerajaan.
(Name) hanya menghela nafas pelan. Ia sudah menduga hal ini dari awal. Tetapi saat ini pun sebenarnya dia tidak tahu harus bagaimana dan ke mana. Walaupun kemarin berkata pada Levi dan Hanji akan ke rumah sang ibu, dalam hatinya ia tidak begitu yakin itu adalah keputusan yang tepat.
Karena di satu sisi, ia tidak yakin rumah ibunya aman dari polisi militer yang entah sudah memberitahu ibunya atau belum. Di sisi lain, hanya di sanalah satu-satunya tempat yang bisa ia tuju. Semenjak (Name) berusia 15 tahun, ia sudah meninggalkan rumah untuk mengikuti pelatihan hingga menjadi kepala pelayan kerajaan dan hanya sesekali berkunjung ke rumah sang ibu untuk membantu masalah perekonomian.
" Lalu kenapa kau diperintahkan ke istana? " tanya Levi yang juga berada dalam ruangan Erwin saat ini.
Erwin bersandar ke sandaran kursi kebanggaannya dan menjawab, " Dari surat, tertulis bahwa ada rapat dengan ratu. Tetapi saat kami tiba di sana, salah satu pelayan perempuan mengatakan ratu hari itu sedang tidak terlalu sehat. "
" Ratu tidak sehat? " ulang (Name).
Erwin mengangguk. " Tetapi saat kami berkata ingin menjenguk sejenak, pelayan itu bersikeras bahwa ratu hanya kelelahan dan harus istirahat tanpa gangguan. "
Mendengar itu, perempuan itu bertanya-tanya dalam hati mengenai kondisi ratu. " Selama aku menjadi pelayan ratu, beliau sama sekali tidak pernah sakit apapun yang dapat membuatnya absen dari jadwalnya. Terlebih dia masih muda dan bugar. " gumamnya tanpa sadar.
Erwin yang mendengar gumamannya membuat pria beralis tebal itu ikut merasakan kejanggalan.
" Aku akan berusaha mengirimi surat rahasia untuk ratu dan mencari tahu lebih banyak lagi mengenai keadaan dalam istana. " putus Erwin. Kemudian ia melanjutkan,
" (Name), sepertinya ide yang diutarakan Levi kemarin cukup bagus. Sebaiknya kau bersembunyi dulu di sana. "Perempuan itu terkejut Erwin membahas hal itu. " Itu.. Aku tidak ingin merepotkan kalian. Diselamatkan dan diobati oleh kalian saja aku sudah sangat berhutang budi. Tidak bisakah aku bersembunyi di rumah ibuku saja? "
" (Name). Kaulah yang memberikan informasi penting yang melibatkan kerajaan. Lalu apa kau berencana kabur dari semua ini atau menyerah jika polisi militer menangkapmu? Semua informasi yang kau katakan belum sepenuhnya terbukti, (Name). Maka dari itu kau harus mempertanggung jawabkan semua perkataanmu itu. " Erwin menatap (Name) dengan tatapan yang penuh ketegasan.
Dia benar. Perempuan itu seolah baru sadar apa yang sudah ia lakukan beberapa hari ini.
' Tidak ada waktu untuk ragu. Ingat apa yang telah mereka lakukan! '
~~~~~~
Reader PoV
Kamu menyentuh rambut kuda hitam di hadapanmu. " Lembut.."
Kemudian tersentak saat seseorang tanpa aba-aba ikut naik ke atas punggung kuda dan memposisikan duduknya di belakangmu.
" Eh? Bukankah aku duduk di belakang saja? " tanyamu sambil menolehkan pandangan ke Levi, orang yang tadi sudah resmi menjadi pengawal -ah bukan-, sebenarnya untuk lebih jelasnya adalah 'orang yang meminjamkan tempatnya untuk kutinggali sementara'.
Levi melirikmu dengan ekspresi datarnya. " Aku tidak akan peduli jika kau terjengkang saat di perjalanan jika kau duduk di belakangku. Atau kau ingin menaiki kuda sendiri? " jawabnya dengan nada menyebalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Freedom (Levi x Reader)
Fanfic[HIATUS] Ratu Historia telah mengumumkan bahwa kebebasan dari ancaman Titan telah diraih. Tapi, situasi apa yang dialami (Name) sekarang? Kala malam hujan deras, dirinya tengah berusaha menyelamatkan diri dari kejaran Titan di belakangnya. ~~~~~~~ ...