part 13

165 15 11
                                    

ولا تهنو ولا تهزنو

Dan janganlah kamu merasa lemah, dan jangan pula bersedih hati
(Ali 'Imran:132)





"Bagian dekorasi mana.? Seksi acara mana.? Mic udah di siapin.? "

"Hei kalian yang bagian ngelatih santri yang mau tampil, mereka udah di mantapkan bukan.? "

"Oke semuanya kita kumpul dulu di sini" Ketua marhalah(angkatan) dan sazra yang sejak tadi berdiskusi kini bersuara. Teman teman seangkatan langsung berkumpul.

Ketua marhalah membuka perkumpulan dengan beberapa patah kata, ya, ini bisa di katakan sebagai rapat atau meeting

"Malam ini akan menjadi malam yang sangat sibuk, setelah beberapa minggu kesibukan kita, ini adalah puncaknya, jika kemarin kita sudah mematangkan segala susunan acara, mulai dari pertunjukan yang akan di tampilkan para santri, gladi kotor sampai gladi bersih, Alhamdulillah sudah maksimal, ini semua berkat kerjasama tim kita yang hebat walaupun kita mendapat banyak sekali kendala, terutama dari keegoisan kita, tapi saya bangga bisa satu marhalah sama kalian, egois itu wajar tapi kita lebih mengutamakan solidaritas, baik mari beri tepuk tangan untuk kita semua " Ketua marhalah mengangkat tangannya dan bertepuk tangan, ruangan menjadi riuh dengan tepukan tangan.

"Dan sekarang adalah puncak dari lelahnya kita, jadi malam ini kita semua akan mulai dirikan panggung mewah yang sudah di rancang oleh bagian dekorasi kita, dan memasang panggung di tugaskan kepada sebagian laki laki, dan laki laki yang lainnya membantu angkat ngkat barang, perempuan bagian dekorasi akan menata kawasan panggung dengan secantik mungkin dan sederhana tapi terlihat akan mewah, dan yang lainnya berpencar, menyiapkan tempat untuk prasmanan, kursi, sound, mic, lampu, dan lain lain.oh iya, undangan untuk keluarga sudah kalian sampaikan ke orang tua kan.?" Serentak di jawab dengan hebat

"Oke kita sudahi perkumpulan kita, nabtadi bil basmalah."

"Bismillahirrahmanirrahim" Ucap serentak bersemangat sambil mengepalkan tangannya ke atas.

Semuanya sudah berhamburan keluar hanya tinggal sazra dan si Ketua marhalah yang masih dalam ruangan, mungkin sedang mendiskusikan sesuatu fositif thingking saja.

Shasya yang memang bagian dekorasi sekarang berada di kalangan pria, tapi shasya tidak menjadi satu satunya perempuan yang di kalagan pria tapi masih banyak lagi. Sazra keluar dari ruangan, ia melihat shasya yang sedang membawa pas bunga tampak murung setiap orang yang menyapanya hanya di jawab dengan senyuman.

"Woyy... Ngelamun aja sya, ayo dong ko ga semangat sih, ulululuh" Sazra menepuk punggung shasya.


"Astaghfirullah sazrut.. Kaget tau arrgghh" Shasya memngembuskan nafas kesal.

"Hehe, maaf lagian sih kamu murung banget semangat dong" Sazra dengan polosnya memamerkan rentetan gigi.

"Ra.. " Nada rendah sangat terdengar dari bibir shasya.

"Iya apa sya? "

"Yang jadi wali aku siapa nanti? Sedangkan aku sendiri ga berani nyampein undangan, buat balik ke rumah aja aku ga berani," Shasya menundukan kepalanya.

Sazra terdiam mendengar ucapan shasya, kenapa selama ini sazra tidak terpikirkan siapa yang menjadi wali shasya.? Tak sempat berfikir shasya kembali bersuara.

LELAH yang LILLAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang