Happy Reading!
Changwook memandangi wajah Yuri yang begitu pulas setelah mereka berhubungan intim. Changwook memang menyuruh Yuri untuk berinisiatif agar wanita itu menyerahkan dirinya dengan suka rela namun tetap saja Changwook yang mengendalikan permainan hingga Yuri kewalahan dan begitu lelah.
Pria itu menghela nafas berat, mengapa dirinya dan Yuri harus berada dalam situasi itu? Mengapa tidak bisa mereka hidup tenang bersama? Changwook menggerakan jarinya menyingkirkan rambut mantan istrinya yang menghalangi wajah ayunya begitu lelap.
" Lihatlah, bahkan wajahmu memperlihatkan kau begitu menderita. Apa yang dia miliki hingga membuatmu seperti ini? ", dengan lirih pria itu terus berbicara pada Yuri yang masih betah dengan alam mimpinya dan tidak mungkin jika wanita itu mendengarnya.
Changwook merasakan ponselnya berbunyi, tertera nama Dahee dan suara benda itu pun mengusik lelapnya Yuri yang perlahan membuka matanya. Changwook melihat tubuh Yuri bergerak, dia bangun dari tempat tidurnya lalu memakai jubah handuknya, membawa benda pipih yang belum juga berhenti berbunyi.
" Ya? ", sahut Changwook sambil memandangi kota Seoul dari jendela kamar hotel yang begitu besar.
Yuri membuka maniknya dan terbangun, tubuhnya seperti remuk. Changwook tidak membiarkannya walaupun dia sudah merasa lelah, pria itu benar - benar tidak memikirkannya selain kepuasannya.
Apa ini balas dendamnya padaku? Yuri mendesah berat, dia hendak turun dari tempat tidur namun kakinya terasa lemah hingga harus menopang ke arah meja disamping tempat tidurnya.
Changwook kembali melihat Yuri kesulitan berjalan namun pria itu hanya menatapnya tidak berniat membantunya sama sekali.
" Apa kau selemah itu? Apa suamimu tidak pernah melakukan dengan keras sepertiku? ", kembali lagi ucapan pria dihadapannya seperti duri yang menusuk hatinya.
" Kau benar, suamiku selalu melakukannya dengan lembut bahkan dia takut untuk menyakitiku ", Changwook mengepal erat tangannya dengan rahang yang sudah keras.
" Begitu?! Baguslah, setidaknya kau tidak akan melupakan aku jika kau sedang melakukannya bersama suamimu ", Changwook tersenyum menyeringai sedangkan Yuri sudah berbalik membelakangi pria itu dengan air mata, dia pun melangkah perlahan menahan segala rasa sakit yang begitu kentara entah itu dari hatinya atau pun tubuhnya.
Sedangkan Changwook menggertakan giginya, entah mengapa rasanya ingin sekali dia menghabisi seseorang terutama pria yang Yuri sebut suaminya, tapi Changwook tidak sekejam itu hingga benar - benar menghabisi nyawa seseorang.
Brengsek!
------------
" Maafkan kami Nyonya, tapi pihak rumah sakit tidak bisa membantu jika anda tidak membayar biaya rumah sakit suami anda dengan segera. Kami benar - benar harus melepaskan alat bantunya. Kami juga sudah memberikan masa tenggang hingga besok ",
Yuri memejamkan kedua maniknya saat air shower yang hangat mengguyur tubuhnya.
Bisakah air itu menghapus segala rasa sakitnya?
Dia menatap dirinya di cermin, wajahnya begitu sedu hingga dia lupa kapan terakhir kalinya dia memperhatikan penampilannya? Tapi semua itu sudah tidak penting karena prioritasnya hanya pada suaminya yang sakit juga puteranya.
Setelah selesai Yuri membersihkan tubuhnya, dia keluar mendapati Changwook yang duduk di sofa dengan beberapa lembar kertas dihadapannya. Yuri bertanya - tanya, apa yang akan dilakukan pria itu lagi?
" Duduklah! ", Yuri menurut hingga dia duduk dihadapan Changwook.
" Ini kontrak antara kita. Jika kau setuju maka tanda tanganilah jika tidak itu terserah padamu aku tidak akan memaksa ", Yuri mengambilnya dengan ragu, perlahan di membaca setiap poin yang ada disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trap With My Ex
Fiksi PenggemarKetika semua pintu tertutup, tidak ada yang bisa dia lakukan selain mengambil jalan itu. Karena keputusasaan membuatnya mengambil jalan yang akan membawanya kedalam kesengsaraan. " Pinjami aku uang, aku akan melakukan apapun sebagai gantinya ", Kwon...