Hai. makasih ya, udah mau baca Destiny Faith sampai bab ini. Awalnya Pie ragu sih buat upload cerita ini, tapi ternyata masih ada beberapa yang mau baca. Destiny Faith ini adalah cerita pertama yang aq tulis di wattpad. Buat kalian yang udah baca ceritaku Just Not a Play Pretend, Berondong Attact dan Love's Destiny pasti bisa bedakan gaya tulisanku di cerita ini. yakk, cerita ini aku tulis pas lagi belajar nulis. Pernah Pie unpublish setelah kepedean self publish alias bikin buku cetaknya.
Trus kenapa di publish lagi? Seperti cinta pertama, cerita ini gak mudah Pie move on nya. Selalu baper kalau baca ulang. Malah punya project buat remake nya di lapak sebelah. Love's Destiny. Yakk, cerita bang Ragatra adalah versi remake cerita Destiny Faith. Buat kalian yang baca babang Ragatra sama Artha, tenang, ceritanya gak sama kok. Bakal beda kok. Tokoh, plot juga bakal banyak bedanya kok. xixixii
oya, udah pada ikutan Give Awaynya Just Not a Play Pretend? Udah banyak yang tap love dan follow sih, tapi pada belum komen, padahal komenan itu yang bakal nunjukin nama ikutan GA apa engga. hahaha jadi, yg ikutan GA, selain follow dan tap love, pastiin jangan lupa komen. wkwkwk.
---
Ivander membelokkan mobilnya ke Caferalatte. Ah, pantas saja ia bilang coklat panas disini lezat. Aku bahkan menjadikannya tempat favorit untuk meeting atau sekedar bersantai di sela-sela kesibukanku. Hot chocolate di sini luar biasa bisa menenangkan pikiranku. Aku mengikuti mobil Ivander dan memarkirkan mobil tepat di samping mobilnya.
"Di sini?" Aku mengulum senyum.
"Benar. Kau tidak akan menyesal mencobanya." Ia tertawa lebar lalu mempersilakanku masuk duluan. Aku tersenyum simpul lalu membuka pintu. Freddie menyambutku dengan senyuman khasnya. Aku hanya menyeringai lebar, lalu menuju tempat favoritku, di samping jendela besar yang menghadap ke jalan.
"Meeting selarut ini, miss?" tanya Freddie ketika menghampiri mejaku untuk mencatat pesanan. Aku tersenyum lebar.
"Tidak, Freddie. Aku bersama seorang teman kali ini. seperti biasa dan buatkan yang sama untuk temanku," ujarku disambut senyum lebarnya, lalu meninggalkanku untuk membuatkan pesanan.
"Kau, sering kesini, Faith?" Ivander memandangku heran.
"Aku menggunakan tempat ini untuk meeting dengan klien, atau saat aku membutuhkan ketenangan. Seperti yang kau bilang, hot chocolate di sini memang luar biasa lezatnya." Aku mengulum senyum.
Kesukaan dan tempat favorit yang sama. Hmm, manusia setengah dewa ini cukup menarik perhatianku.
"Tidak kusangka kita memiliki tempat favorit yang sama." Ivander tersenyum lebar. Aku hanya dapat menatap senyumnya dengan menahan nafas.
"Dan, kenapa pelayan tadi lebih mengira kau akan meeting selarut ini dari pada mengira kau sedang menghabiskan waktu bersama kekasihmu? Sepertinya hanya ada dua option, dia sudah hafal wajah kekasihmu, atau kau memang tidak pernah membawa kekasihmu ke sini." Ivander terkekeh. Aku tertawa kecil.
Memang benar, aku selalu sendirian ke sini jika aku ingin bersantai, selebihnya itu aku hanya akan bersama orang lain ketika meeting.
"Sepertinya memang option yang kedua." Aku tertawa.
Sepertinya aku menikmati pertemananku dengan Ivander. Dia tampak berbeda dengan orang lain yang baru aku kenal. Aku merasa nyaman di dekatnya dan merasa tidak perlu menyembunyikan apa pun darinya.
"Oh, sudah kuduga." Ia melebarkan senyumnya. Apa maksudnya sudah ia duga? Sudahlah, aku tidak ingin berpikir negatif tentangnya.
"Sudah berapa lama kau menjalani profesimu sebagai model?" Aku tiba-tiba bertanya. Sebenarnya aku tidak begitu tertarik tentang hal itu. Tapi bertanya saja boleh kan? Apalagi aku merasa dia cukup piawai bergaya, tidak seperti klien-klienku yang sering tampak kaku ketika diarahkan untuk bergaya. Dan untuk hal itu aku maklum, karena aku tahu mereka memang bukan model.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Faith
RomanceFaith merasa takdir selalu mempermainkan hidupnya. Mulai disakiti oleh pria yang juga menghancurkan hidup keluarganya, cinta bertepuk sebelah tangan kepada Hyden, sahabatnya, hingga muncul seorang manusia setengah dewa yang ternyata mempunyai rahasi...