1

137 8 0
                                    

"Bang!.... Kakak Bang" Remaja itu berlari menghampiri pria yang beberapa menit lalu dihubunginya agar segera pulang.

Dia Sam pria tampan,mapan, setia bahkan sosoknya hampir digolongkan kedalam mahluk sempurna. Hanya saja namanya manusia, tidak ada yang sempurna, kesempurnaan hanya untuk sang Pencipta. Begitupun dengannya, sebab dibalik kelebihan yang ia miliki, masihlah tersimpan berbagai macam kekurangan.

"Dia masuk ke ruangan itu?" Tanya Sam dengan wajah khawatir. Adik iparnya hanya mengangguk. Tak lama Sam segera berlari dengan cepat menaiki anak demi anak tangga.

BRAKK

Pintu ia buka dengan keras, seorang wanita cantik dengan wajah pucat pasi dan cekungan mata yang menggelap sedang terduduk dipinggiran boks bayi sembari memeluk sebuah bantal kecil.

"Sayang!" Lirih Sam, hatinya perih melihat perubahan pada sang istri hari demi hari. Tragedi yang sudah menghancurkan kehidupannya, menjungkirbalikkan perasaan dan mental istrinya.

Bahkan setelah kejadian itu, banyak yang menyarankan agar Sam membawa Izly ke rumah sakit jiwa. Tentu saja Sam menyangkal, baginya Izly tidak gila, wanitanya hanya belum bisa menerima keadaan yang sudah terjadi. Jika dirasa, sebenarnya Sam juga merasakan hal yang sama, hanya saja dia sadar bahwa masih ada Izy yang harus dikuatkan.

Sam berjalan kemudian memeluk istrinya, terdengar isakan keras memenuhi setiap sudut ruangan. Luka itu masih sangat perih bagi keduanya. Harap akan diramaikan dengan gelak tawa dan tangis bayi malah berakhir dengan tangisan sendiri.

"Anak kita"

"Mereka udah istirahat," Ucap Sam sembari menyelipkan surai panjang istrinya. Wanita itu menggeleng lemah, kemudian menatap boks bayi di sebelahnya, tangannya terurur mengusap sekitaran, lagi dan lagi air mata itu kembali menetes.

"Kamu belum makan kan zil? Ayo makan dulu" Namun Izly tetap bersikeras menggelengkan kepalanya.

"Kita makan sama-sama atau ... mau aku suapi?"

Wanita itu tetap saja menggeleng, bahkan tanpa menatap Sam, seolah dunianya berhenti saat ini.

Sam menghela nafas berat, kemudian memaksakan diri untuk tersenyum.

"Kamu makan dulu, badan kamu kurusan Zil, please dengarkan aku kali ini aja, aku nggak mau kamu sakit"

"Aku mau mati Sam!" Gumam Izly lirih. Namun ucapan lirih itu mampu membuat perasaan Sam seolah tertindih beban yang sangat berat. Nafasnya seolah berhenti ketika istri yang sangat ia cintai mengatakan kalimat yang sangat ia benci.

"Aku gak bisa hidup kaya gini,"

"Seharusnya mereka yang tetap hidup,"

"Sayang ...." Ucap Sam menatap Istrinya dengan pandangan yang sulit diartikan.

" AKU MAU MATIII SAMM!!! AKU MAU KETEMU ANAK-ANAKKU...  ANAK KU SAM ANAK KUUU!!!  Sam lantas kembali memeluk izly yang kembali menangis sembari berteriak histeris. Berulang kali pula izly memukuli tubuh Sam, berusaha melepaskan segala macam emosi yang ia rasakan.

"Aku mau ketemu mereka Sam"

"Kalau kamu pergi aku sama siapa Zil? Tetap sama aku! Aku cuma minta itu!" Ucap Sam kemudian mencium puncak kepala istrinya penuh cinta. Masa bodoh kepada semua orang yang menganggap Sam memiliki istri gila.

Bahkan tantenya, kakak dari maminya selalu memaksa Sam untuk menceraikan Izly, karena dia menganggap Izly sudah tidak waras. Belum lagi para karyawan kantornya atau bahkan tetangga - tetangganya yang hampir setiap hari menggosipkan kehidupan rumah tangganya. Sungguh Sam sangat menyayangkan tindakan mereka, bagi Sam mereka tidak tahu bagaimana rasanya kehilangan.

(Bukan) Pengantin PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang