4

44 5 0
                                    

Waktu berlalu begitu cepat, saat ini Sam tengah duduk di kursi kebanggaan nya sembari memeriksa beberapa dokumen. Akhir - akhir ini pria itu sudah bisa sedikit tersenyum lega, pasalnya sang istri sudah mulai membaik. Siklus menangis nya juga tidak sesering waktu itu. Walaupun kadang kala sam masih melihat istrinya menangis, wanita itu seolah menyembunyikan kesedihan darinya, berkata ingin mengambil sesuatu, namun saat diikuti ternyata hanya sekedar duduk menyendiri dan menangis.

"Nggak usah fokus banget Sam, gue takut lo kesurupan!"

Sam berdecih kesal mendengar penuturan makhluk kasar di hadapannya itu. Rasanya ia menyesal mempekerjakan manusia itu. Ingin memecatnya bisa saja, namun Sam tidak mau rugi harus mengeluarkan uang karena melanggar kontrak dengan memecat sekretaris barunya itu tanpa sebab yang jelas.

"Brisik!!!"

"Sammm.... Elo udah kaya, mau seberapa kaya lagi sih?"

"Gue mau kaya raya sekaya kayanya sampai berkaya dan beraya, udah? puas lo?" Ucap Sam sembari meletakkan bolpoin nya asal hingga menimbulkan suara khas pertemuan bolpoin dan dasar meja.

Pria dihadapan nya hanya terkekeh lucu melihat ekspresi sahabatnya yang sudah lama tak ia lihat.

"Gak usah ketawa, bosen gue, lo kerja sama gue hampir tiga bulan, dan selama itu pula kantor gue jadi berisik"

"Pecat aja pecat, Arga siap kok dapet duit lima puluh juta"

"Mami ketemu lo dimana sih?" Tanya Sam penasaran.

Petaka Arga adalah mami Hilda yang membawa, tepat setelah kejadian itu, emosi Sam naik turun layaknya rolelcoster. Karenanya Sam sengaja memecat sekretaris pengganti Rama karena pria itu merasa tidak nyaman dengan tingkahnya.

"Gue kan punya kafe nih, kebetulan si mami bos mampir, ketemu sama gue yaudah nostalgia"

"Terus kenapa besoknya lo daftar kerja di sini?"

"Ditawarin, yaudah mau aja, lumayan dapat duit tambahan kan? Lagian kafe juga ada yang urus, itung-itung cari jodoh di mari, mana tau ketemu" Jelas Arga sembari menggigiti kukunya.

"Perusahaan bokap lo?"

"Gak dikasih pegang, katanya suruh dari nol, noh dikasih kafe, katanya kalau berkembang gue dikasih warisan kalau gak ya udah wasalam, tau gak sam?" Tiba-tiba saja Arga mendekatkan wajahnya kearah Sam. Reflek Sam menatap mata Arga.

"Bokap gue kan, senengggggggg banget gue kerja di tempat lo, katanya supaya gue belajar"

"Ck... Munduran dikit lah, nafas lo beraroma kemunafikan"

"Hah... Hah.. Hah.. Rasain noh kemunafikan asli dari sumbernya"

"Tapi kan Sam"

"Apa lagiiii?" Geram Sam, baru saja pria itu hendak menghubungi istrinya, Arga sudah mengganggunya.

"Gue harus belajar apa coba dari lo, otak pas-pasan gitu"

"Setidaknya duit gue gak pas-pasan, udalah gue mau nelpon ISTRI gue dulu" Ucap Sam sembari menekankan kata istri dan itu sukses membuat Arga mendengus kesal.

Jika dipikir kembali, dari tiga sejoli, Sam, Arga dan Niel, memang hanya tinggal Arga lah yang masih setia dengan status kesendiriannya. Padahal daftar jajaran para mantan kekasih Arga lebih banyak, hampir meluas disepanjang garis peta. Namun kenapa sampai saat ini Arga masih menyendiri? Itulah pertanyaan yang selalu Arga tanyakan.

"Kamu udah makan zil?"

Arga kembali mendengus mendengar tutur kata Sam yang melembut kala berbicara dengan Izly, sedangkan dengannya sangat kasar bagai parut dan sangat keras bagai batu. Arga juga kan ingin diberi kelembutan.

"Vitaminnya diminum juga, jangan capek-capek, banyakin istirahat, nanti aku usahakan pulang cepat, ya"

"Jangan percaya Zil! Sam banyak tipunya, nanti selingkuhan Sam mau dateng LOH, waspada ya zil, AKU ADA DI PIHAK MUUUU!! SALAM MANIS AR... ADUHHHHHHH"

Sam sangat kesal tentunya dengan ucapan Arga yang tiba-tiba itu, tentu saja izly langsung menjadi dingin, walau wanita itu tak bertanya lebih lanjut.

"Bisa gak? gak usah mantik api di atas tumpukan jerami?" Tanya sam lembut namun menusuk.

Arga yang sedari tadi menggosok kepalanya yang baru saja berciuman dengan pajangan meja berbentuk paus. Benar sekali, sam melemparkan paus itu tepat dikepala Arga.

"Tapi lo gak usah ngelempar paus ke kepala gue Sam? Paus lo sam, paus, lo kira gak sakit apa?"

"Keluar lo,"

"Males, gue kan juga butuh perhatian!"

"Gak usah ngelunjak, keluar gak? Atau gue lempar ni meja ke arah lo, biar pingsan sekalian?"

"Iyeee bosssss" Arga segera meninggalkan ruangan sam dengan perasaan yang sulit diartikan.

"Awas aja gue bales Tragedi paus hari ini" Gumam Arga.

Setelah memastikan Arga pergi, Sam kembali melanjutkan percakapannya dengan izly. Namun wanita itu tak banyak berbicara.

"Zil, kamu gak percaya ucapan Arga kan?" Tanya Sam khawatir.

"Sam, aku ngantuk mau istirahat"

"Zil, kam-"

"Udah dulu ya, bye"

"Zil dengerin ak ... Ckck, Arga sialan!" Ucap Sam sembari melempar ponselnya asal keatas meja.

***

Hy readers,
Lama ya, iya sih lama banget gak update.
Soalnya lagi sibuk nugas sekolah 😭
Harap dimaklumi, karena bentar lagi mau lulus.
Oia kalau ada typo mianhae 🙏

Biarpun aku hiatus sementara kemarin, aku harap kalian tetap ngikutin kisah Sam dan izly babak kedua ini, semoga aja akhirnya gak mengecewakan ya.

Jangan lupa selalu dukung cerita ini, terimakasih banyak semua, atas waktu yang sudah di sempatkan untuk membaca.

Aku harap aku bisa sering update,
Luv you

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

(Bukan) Pengantin PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang