18: Feelings

3.2K 229 37
                                    

.
.

"Emmmhhh... " Yoongi menggeliat terbangun dari tidurnya. Tubuhnya terasa berat. Ada kaki dan tangan yang memeluknya. Matahari menembus kaca mobil membuatnya silau.

"Eh? Hyung? Bangun... Sudah pagi" Yoongi mengguncang tubuh Taehyung yang masih asyik ngorok.

"Hhmm... Nyam nyam" Bukannya bangun Taehyung malah menarik Yoongi dan memeluknya lebih erat.

"Hihihi... Bangun hyung. Sudah pagi. Ayo kita pulang" Yoongi mengusak rambut Taehyung yang sekarang warnanya hitam. Tae memang cukup sering mengganti warna rambutnya. Seperti kpop idol saja. Tapi tak masalah sih, semua warna rambut cocok saja di wajahnya yang tampan bagai pahatan patung dewa Yunani itu.

Tae menggeliat malas.

"Jam berapa sekarang sayang?"

"Sudah jam 8. Ayo kita pulang hyung... "

"He em... Apa aku tidurnya ngorok?"

"Iya. Keras sekali"

"Haha.. Maaf... "

Yoongi dan Taehyung memakai kembali pakaian mereka dan membereskan bantal serta selimut lalu turun dari mobil.

Mereka membeli bensin dari nelayan yang datang ke pantai lalu segera pulang kembali ke kota.

.
.

Mereka menjenguk Jennie yang tampak masih tertidur di apartemen Rose. Setelah ngobrol sejenak dengan Rose dan menitipkan adiknya padanya Tae pamitan karena dia akan mengantar Yoongi pulang.

"Nanti aku mampir lagi makasih ya Rose" Tae memeluk sahabat adiknya itu hangat. Rose memang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri.

"Iya oppa. Jangan khawatir. Aku akan menjaga Jennie. Dia akan baik-baik saja. Aku akan menelepon nanti kalau ada apa-apa" Jawab Rose.

Yoongi pamitan juga padanya. Dia kenal Rose tentu karena gadis itu adalah kekasih sahabatnya. Rose melambai pada kedua pemuda tampan itu sampai mobil Hyundai Taehyung menjauh dari parkiran apartemennya.

.
.

Sudah ada mobil sport warna hitam milik Jungkook di depan kosan Yoongi. Si empunya tampak duduk menunggu di kap mobilnya dengan ekspresi bosan. Namun wajahnya langsung cerah saat melihat Yoongi yang turun dari mobil Taehyung.

"Sayang.... "

"Kookie... " Sapa Yoongi malu-malu.

Jungkook menarik Yoongi dalam pelukannya dan membelai rambutnya. Namun matanya menatap Taehyung yang baru keluar dari mobilnya dan berdiri sambil bersandar di pintu mobil. Nampak sedikit waspada, namun tetap tampan luar biasa.

"Kau darimana saja? Apa Jennie sudah ketemu?" Tanya Jungkook pada Yoongi yang sudah melepaskan pelukannya.

"Sudah. Dia sudah aman. Polisi menemukannya tadi malam di taman kota.... " Cerita Yoongi tanpa pikir panjang.

Kening Jungkook berkerut. "Tadi malam?"

Yoongi mengangguk.

"Kalau Jennie sudah ketemu tadi malam lalu ngapain kamu baru pulang sekarang?" Tanya Jungkook tajam.

"Eh... Itu... Kami... Em" Yoongi mendadak gugup. Jungkook menghela nafas lalu mendekatkan wajahnya mengendusi tubuh Yoongi. Membuka sedikit kemejanya dan mengamati tubuh putih mulus itu. Bekas kemerahan di dada pemuda itu jelas bukan miliknya.

"K... Kookie... "

Jungkook menarik tangan Yoongi, menempatkannya di belakang tubuhnya lalu ia berjalan mendekati Taehyung dan berhadapan langsung dengannya.

.

Bruughhhh

.

"Kookie!" Yoongi menjerit ngeri ketika Jungkook meninju wajah Taehyung tanpa ragu sedikitpun.

Brughhhhhh. Lagi satu pukulan telak melayang ke wajah tampan Taehyung.

"Kookie! Sudah!" Yoongi menarik tubuh kekasihnya berusaha menghentikannya.

Tae terhuyung namun tak ada niat sama sekali untuk melawan pukulan Jungkook. Jauh di dalam lubuk hatinya ia tahu ia memang pantas dihajar. Yoongi kekasih Jungkook. Siapa dia berani membawanya pergi dan menidurinya?

"Berani menyentuhnya sekali lagi kubunuh kau!!" Suara Jungkook bergetar penuh amarah, kecewa, dan cemburu....

"Kookie! Sudah! Kumohon maaf... Maafkan aku! Ini salahku, sungguh" Yoongi memeluknya erat-erat dan mendorong Jungkook mundur menjauhi Taehyung.

"Hyung! Pulanglah!" Ia berteriak pada Tae yang meludahkan darah segar.

"Pulang!" Teriaknya sekali lagi karena Taehyung bergeming.

"Ah sial!" Akhirnya Taehyung tersadar. Ia masuk kembali ke mobilnya dan menyalakan mesinnya. Lalu pergi berlalu meninggalkan Yoongi yang memeluk Jungkook erat-erat.

"Maaf... Maaf... Maafkan aku... " Gumam Yoongi.

Yoongi meraih wajah Jungkook dengan  kedua tangannya.

Dan mencium bibirnya lembut.

Otot tubuh Jungkook mengendur sedikit karena ciuman itu.

"Maaf ya... " Desah Yoongi lirih. Tangannya mengalungi leher Jungkook dan ia menyatukan dahi mereka.

"Aku cemburu... " Jungkook tampak sangat kalut. Matanya basah.

"Please Yoongi. Aku tak pernah merasakan sampai seperti ini. Sakit sekali. Aku cemburu.... " Suara Jungkook bergetar penuh emosi.

Ia menyenderkan kepalanya di bahu Yoongi dan terisak membuat Yoongi tersentak kaget.

"Apa kau tahu rasanya...? Hmmph... Sakit sekali... "

Perasaan bersalah menyusup ke dalam hati Yoongi.

"Aku tahu, maaf... "

"Jangan pergi dengannya lagi"

"Iya... "

"Kau janji?"

"Iya"

Yoongi menghapus air mata Jungkook dan memeluknya lebih erat.

"Maaf. Aku janji tak akan pergi dengannya lagi... "

.
.

//skip seminggu kemudian.

Hidup mereka terus berjalan. Yoongi makin dekat dengan  Jungkook dan bahkan sudah menceritakan semua masa lalunya dengan Taehyung. Yoongi pikir ya sekarang mereka pacaran kan jadi Jungkook berhak tahu apa yang terjadi antara dia dan Tae.

Di luar dugaan Jungkook seolah biasa saja ketika Yoongi memberitahunya ia dan Tae pernah terlibat kerjasama dalam produksi video porno. Walaupun itu semua terpaksa buat beli mobil. Dan esoknya Yoongi terkejut karena Jungkook menyerahkan BPKB mobilnya tersebut.

"Sudah kubayar lunas, kau tak perlu kerja seperti itu lagi hanya untuk membayar cicilan mobilmu" Ucap JK.

"Huah? Serius? Terima kasih" Yoongi mencium pipi Jungkook sekilas. Jungkook tersenyum lalu menjawil dagu Yoongi membawanya mendekat dan mencium bibirnya lembut.

"Aku ingin kau berterimakasih dengan cara lain" Bisik Jungkook parau membuat bulu kuduk Yoongi meremang.

"M... Maksudmu?"

"Malam ini... Tidur denganku ya?" Bujuk Jungkook.

Yoongi tersenyum dan mengangguk.

.
.

"Iya tentu... Kookie sayang.... Aku milikmu"

TBC

✔️ Baby No. 49Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang