<06> Kepastian Perasaan?

14 1 0
                                    

~Selamat Membaca~

*
*
*
*

Hari sabtu jam kuliahnya tidak banyak,Dita bisa leluasa beristirahat. Jangan tanya Suci dimana?! Yap! Suci sudah pergi mencari mangsa. Dita bisa keluar untuk menenangkan pikiran, karena Dita dan Suci sudah tidak mengasuh si kembar.

Dan yaah, setiap hari sabtu ia keluar pada saat jam istirahat kantor bersama Arya. Hingga lebih dari satu bulan ini mereka sering berhubungan semakin dekat, Arya belum mengutarakan perasaannya kepada Dita.

If he loves me, he will not make you wait for him without 'feeling' certainty.

Adakah perempuan yang tahan dengan sebuah ketidakpastian? Yang diombang-ambimgkan oleh sebuah harapan? Bahkan kejelasan hubungan yang mereka jalin.

Ck! Dasar emang laki-laki kurang peka!

Dita pikir Arya tidak akan berpacaran dengannya. Ekspetasinya : Dita,aku tidak mau pacaran.Aku mau kita langsung ke pengajuan nikah, aku tidak peduli kamu masih kuliah.

Namun kenyataannya? Tidak sesuai ekspetasi. Yah sudahlah, memikirkannya membuat Dita pusing sendiri. Lebih baik dia memikirkan kuliahnya.

__

Di dalam kamar kosnya, Dita sendiri sedang menonton boyband asal korea kesukaannya yang menampilkan roti sobeknya.

Tiba-tiba ada sebuah notifikasi yang masuk ke hp-nya.

Mas Aryaaaaa💥
online

Nanti malam aku jemput
kamu.

See you.

Wooke Babe! :)

Lihat saja balasan dari Dita, seperti tidak tahu malu. Bukan karena virus corona, namun karena virus bucin telah melanda.

__

Dita tengah menunggu Arya  didepan rumah kos-nya. Ia melihat jam tangannya yang tertutupi kemeja oversizenya.

Tak lama kemudian, sebuah motor Vario memghampirinya. Yaah, orang itu adalah Arya.

"Assalamualaikum" Arya mengucap salam pada Dita setelah melepas helm-nya.

"Waalaikumsalam," jawab Dita.
'Calon imam' imbuh dalam hati.

"Ini mau kemana mas?" Tanya Dita.

"Mau ke Mall aja ya? Jalan-jalan."

Dita melangkah mendekati motor Arya- Bukan itu bukan motornya, melainkan motor rekan kerjanya.

Lalu mereka melenggang pergi. Awalnya Dita tidak memeluk perut Arya, tapi....

"Jangan dipegang jaketnya, Pegang saja perutku. Aku tidak mau kamu jatuh, yang repot juga aku." Ucap Arya.

Mau tidak mau Dita menurutinya,padahal aslinya malu-malu kucing guys.

__

Di pintu Mall dia berpapasan dengan Dicki bersama teman-temannya yang kampret itu.

"Yaa ampun tuan putri Dita sampun gadah pacar ya," ("Yaa ampun tuan putri Dita sudah punya pacar ya,")  sapa Dicki dengan wajah yang jahil.

FEELING (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang