tas dika

17 4 0
                                    


"Jadi, sudah sejauh mana kalian?"

Bu Airin mandangin kita satu persatu. Gila ni guru bk, padahal masih pkl tapi sangarnya naudzubillah. Dulu aja, pas masih masa perkenala, dia ramah banget, ayu, dan gaada aura mengintimidasi sama sekali. Tapi, pas dia ditugasin buat nyelesain satu kasus, taringnya mulai keliatan. Ngeri!

"Kita gak kemana- mana kok, bu." Daniel masih bisa aja ya lu santai.

"Saya serius, Daniel!" Gue doa dalam hati semoga bu Airin ga berubah jadi kyubi.

"Hh, kalau tanya sama kamu gak akan selesai. Kalau gitu, mina, kalian udah sampai mana?" Doa gue ga dijabah, bu airin udah jadi kyubi, tapi masih 2 ekor.

"Cuma teman, bu." Si Minanya nunduk. Cewek emang gitu ya?

"Teman, ya?"

"Ibu mau lebih, emang?"

"DANIEL, SAYA LAGI GA MOOD BERCANDA, YA!" Daniel kampret sialan, udah nambah lagi ekornya bu Airin.

"Hoshi, kapan kamu mulai jadi kurir surat- menyurat mereka?" dan akhirnya giliran gue sampai.

"Saya lupa kapan pastinya, bu. Tapi itu pas kami kelas 10 semester 2." Gue milih jujur, daripada ekor kyubinya terus nambah.

Gue juga ga inget kapannya, ntah sejak kapa gue jadi kurir surat- surat para manusia puber disekolah. Yang pasti, orang- orang seenak jidatnya aja buat minta tolong- lebih tepatnya maksa –gue ngirimin suratnya ke orang- orang yang menjadi pujaan hati mereka.

Dan, begitu juga dengan kasus ini.
Ntah darimana Mina tau gue, padahal dia anak keagamaan yang bahkan ruang kelasnya tersembunyi.

Saat itu, gue lagi fotokopi lks biologi dikoperasi. Kebetulan, dia sama temannya juga lagi disitu, milih- milih gorengan. Gue bodoamatin, kan dulu gak kenal. Trus, tiba- tiba aja dia manggil gue.

"Kamu, ochi?" gue noleh ke dia, trus liat kanan kiri, gaada orang. Berarti dia ngomong ke gue.

Gue ngangguk. btw, dia sokap. maggil gue pake sebutan ochi.

"Bisa bicara sebentar." Dia keluar, dan otomatis gue ngikutin dia.

"Jadi, aku lagi suka sama orang."

HUBUNGANNYA SAMA GUE, APA?!

"Jadi, aku harap, kamu mau nolongin aku."

Gue angkat alis gue sebelah.

"Tolong kasihin surat ini, ya. Jangan kamu baca, ya! Tujuannya ada dibelakang surat. Makasih, ochi. Aku bayarin deh fotokopian kamu." Dia senyum ke gue. DIA SENYUM KE GUE ANJ-

ITU SENYUMNYA INDAH BANGET, HAMPIR GUE KEBABLASAN BALASIN SENYUMAN DIA. UNTUNG GUE NGANGGUK AJA KAN. HAMDALAHGUE GAK JADI KHILAF!!

"Siapa yang memulai surat menyurat ini." Bu Airin ngelipat tanganya didada.

"Mina, bu." Gue ngelirik mina, pengen tau reaksi dia. Tapi dia keliatan masih nunduk aja.

"Oke, selanjutnya, Daniel, kamu ada melibatkan perasaan kamu disini?"

"Mm, mung-kin bu." Daniel gugup? Tumen.

"Kamu yakin?" daniel gak jawab.

Bu Airin ngehela nafas, "Hoshi, kamu sudah boleh keluar."

Yha:(

Gue ka pengen keluarnya kalau masalahnya udah kelar. Gue kepo, sumpah. Tapi apalah daya, gue udah diusir duluan, yaudah gue keluar. Daripada diamuk kyubi betina.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SANTRI !AU!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang