"Fafaaa."
"Keyfaa."
"Faa."
Waktu menunjukkan pukul 06.20. Akupun dengan cepat memasukkan laptop, paper, dan pouch make up kedalam tas. Oh! tak lupa untuk memakai parfum! Dimanapun dan kapanpun seorang Keyfa harus tetap harum. Akupun mengambil parfum Miss Dior Blooming Bouquetku dan menyemprotkanya pada bagian leher serta pergelangan tanganku. Lalu berlari kecil kearah walk in closet lebih tepatnya rak sepatu, ambil sembarang, duduk dan langsung memakainya dengan terburu buru. Aduhh berasa dikejar rentenir tau gak. Cape aku tuhhh.
"KEYFA WETZILONDRA!!." Teriakan untuk yang kesekian kalinya.
"Iya mihhh, sabar mih sabar. Ini aku sebentar lagi turunnnn." Akupun bergegas untuk turun.
Iya barusan mamih yang teriak teriak berasa lagi nonton konser. Bayangkan saja teriak di dalam rumah yang terbilang luas ini dari lantai dasar terdengar cetar membahana badai sampai ke lantai atas. Wow the power of mamih, and I'm proud of daughter!!. Untung kaca jendela tidak ada yang pecah. Lampu gantungpun masih aman tidak tiba tiba terjatuh ke lantai dasar.
Aku menuruni anak tangga dengan sedikit berlari. Langsung menuju ruang makan. Mengambil dan meminum susu yang udah disiapkan oleh mamih hanya dalam sekali teguk bersih tak tersisa. Saya haus pemirsa sehabis marathon lari sana sani mengeluarkan banyak tenaga wahai sahabat.
"Kamu tuh mamih teriakin dari tadi sampe sakit nih tenggorokan mamih." Seru mamih.
Ya siapa suruh main teriak teriakan.
"Iya mih maaf, Fafa tuh tadi lagi siap siap mih. Yang penting sekarang Fafa udah dibawah, udah siap ini Fafa tinggal berangkat." Ucapku sembari mengatur nafas yang tak beraturan.
"Yaudah, sana kamu udah ditunggu abang sama adik kamu tuh digarasi."
"Oke mih Fafa berangkat dulu ya mih. Bubay mamih luvluv." Akupun berpamitan, mencium tangan serta pipi kanan mamih.
Aku lanjut berlari keluar rumah lebih tepatnya ke arah garasi, menuju mobil. Bener saja sudah ada dua manusia duduk dengan tenang di dalam mobil. Iya, tenang sangat tenang dengan tatapannya yang sangat mengintimidasi. Ya tuhann tolonglah hamba, hamba sudah sangat lelah setelah marathon dipagi hari yang cerah ini tuhan.
Tetapi memang sangat disayangkan dewi Neptunus sedang tidak berpihak padaku. Baru juga membuka pintu sudah langsung kena semprot.
"Kak! lo ngapain aja sih lama banget? Bisa telat nih gue nungguin lo doang." Dengan tatapan sengitnya.
Iya yang barusan ngomel itu adikku "Damian Arionsam Pradita" biasa dipanggil Rion/Ion. Akupun langsung duduk disamping bang Axel. Banyak yang bilang bang Axel itu idaman para wanita. Hampir semua perempuan dari tiap fakultas kampus yang berbeda banyak yang mengidam idamkan manusia ini untuk menjadi kekasihnya. Dengan Jeffry Achaziaxel Pradita sebagai nama lengkapnya.
"Iya iya maaf, lo kan tau gue kesiangan. Lagian lo juga kenapa gak bangunin gue?" seruku.
"Eh asal lo tau, gue udah bangunin lo 3 kali kak!!. Dan tiga tiganya gagal!. Makanya kalo tidur tuh jangan kaya orang mati." Dengan nada yang tidak kalah tinggi dibanding sebelumnya.
Sumpah minta banget diunyel mulutnya. Iya aku tau aku salah pake segala kesiangan. Tapi tidak bisakah ditahan dulu emosinya walaupun hanya sebentar? Lagipula aku ini kakaknya. Lelah dengan marathon dadakan aku tuhhh.
"Udah udah lagi juga kan sekarang Fafa udah disini Ion. Udah lari larian juga, kasian masih ngos ngosan. Kita juga masih ada waku sebelum bel masuk." Sambil menyalakan mesin dan membawanya keluar perkarangan rumah.