6

218K 15.2K 1K
                                        

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Viola melepaskan tautan bibirnya dengan Bagus. Bagus tak bergerak satu incipun dari tempatnya berdiri. Tenggorokannya terasa tercekat tak bisa berkata apapun. Semua orang yang berada disanapun menatap mereka dengan tatapan tak percaya. Ibu-ibu yang melihat disebelah meja makan yang Bagus tempati tampak mencibir dalam hatinya.

anak muda jaman sekarang mesra-mesraan tak kenal tempat. Ibu itu menggeleng-gelengkan kepalanya.

Alex tak bergeming ketika melihat Viola bersama laki-laki lain. terlebih lagi adegan yang beberapa detik lalu ia saksikan dengan mata kepalanya sendiri. Viola berbalik melihat ke arah Alex.

"Aku harap Alex ngerti sekarang! Alex selingkuh dari aku. tapi maaf  aku juga masih bisa selingkuh dari kamu"

"Aku tahu, kamu melakukan ini biar bisa aku cemburu kan? Jadi sudahlah, kita akhiri saja pertengkaran ini. Aku bisa jelasin semua yang kamu lihat tadi".

Viola mencibir perkataan Alex. Bagus yang berada ditempatnya masih tidak mengerti dengan arah pembicaraan mereka. Bagaikan sedang menonton sinotron FTV dia malah makin penasaran kelanjutan dari adegan didepannya ini.

"Ayo Mas kita pulang! percuma dengerin omongan orang kayak dia. Gak penting!".

Viola langsung menarik tangan Bagus. Padahal Bagus masih ingin melihat pertengkaran mereka. Namun yasudahlah, lagian dia kesini memang untuk makan. bukan untuk melihat Drama cerita cinta pembantunya. Tidak penting sekali.

Selama perjalanan pulang Viola hanya menatap kaca jendela mobil dengan tatapan nanar. Hatinya seakan remuk. Hubungan cintanya selama setahun dengan Alex kandas sudah. Padahal Viola sudah sangat mempercayai semua perkataan Alex. Namun melihatnya selingkuh dengan sahabatnya sendiri, itu lebih menyakitkan baginya.

"Maaf pak saya tadi panggil mas".

Akhirnya Viola bersuara. Padahal Bagus sudah menunggu penjelasan dari pembantunya sedari tadi.

"Terserah! lagian kan saya memang gak tua-tua amat".

Namun ketika Bagus membalikan arah pandangnya dari jalan ke sebelah kiri dia justru semakin iba melihat pembantunya meneteskan air mata. Inilah yang bagus tidak suka. Dia tidak tahan jika melihat wanita menangis dihadapannya.

"Mar ko kamu nangis?"

Sreeekkk suara ingus Viola terdengar. "Saya sudah putus pak sama calon suami saya"

Bagus yang mendengar hal itu semakin penasaran.

Jadi, laki-laki di Mall itu Pacar Marni?.

My Perfect Majikan (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang