13

206K 13.6K 504
                                    

***

Viola menghentak-hentakan jalannya. beberapa kali mulut manisnya mengeluarkan kata-kata umpatan. Namun orang yang sedang dia kesali justru malah tidak peka. Bayangkan saja, disepanjang perjalanan Anya terus-terusan nempel sama Pak Bagus. Eh pas mau pergi pulang, ibu-ibu komplek juga ikutan ngegodain Pak Bagus. dan yang anehnya mereka di respon sama senyum mautnya. Nah apakabar Viola, dia mah malah kena omel terus. Emang ya kalo suka sama cowok ganteng itu harus banyak ngelus dada. Siapin hati biar gak stres.

"Marni kamu gak akan bantuin saya?"

Bagus menjinjing beberapa kantung kresek berisikan sayur untuk persediaan bahan makanan, yang di belinya di grobak tukang sayur langganan. Namun boro-boro pembantunya bawain, yang ada malah Bagus yang harus bawa. Sebenarnya yang jadi pembantu itu Bagus apa Viola?

"Pak Bagus kan ototnya gede. Sayang kalo nganggur, dikit-dikit bantuin pembantu. itung-itung amal buat di akherat nanti".

Ini bukan tentang amal-amalan tapi pembantu, dia yang gaji. Kalo kayak gini mendingan Bagus gak punya pembantu sekalian. Sekalian capenya. Namun Viola masih dengan wajah kesalnya memasuki gerbang rumah.

Yasudahlah itung-itung olahraga tambahan pikir Bagus. Daripada harus berdebat sama orang yang lagi patah hati. Gak akan bener.

Bagus memasukan sayurannya kedalam kulkas. Viola pergi kekamar mandi untuk mencuci muka. Namun ketika keluar, Gadis itu masih stay dengan wajah kesalnya. Udah macam istri yang lagi ngambek sama suami. Bagus yang melihatnya, tidak tahan untuk tidak tertawa. Hingga tawanya pecah. Namun orang yang diketawain malah melotot tidak suka.

Dasar Om-om bangkotan. Orang lagi kesel diketawain.

"Masih mau ngambek nih ceritanya?"

"Kagak dengeeer.." Viola pura-pura tidak mendengar dengan membawa masakan yang hendak dia hangatkan.

Bagus mendekati Viola yang pura-pura asik sendiri. Tidak bisa dipungkiri, wajah kesal pembantunya itu sangat imut ketika ngambek. Dan itu justru malah membuat Bagus ingin sekali menggodanya.

"Kamu ngambek karena apa sih?"

Abaikan aja Viola.

"Oh saya tahu. Kamu cemburu kan gara-gara Anya deket-deket saya terus"

Abaikan aja sampe mampus.

"Apa kamu ngambek karena tadi ibu-ibu komplek godain saya?"

Bodo amat.

"Kamu tuh cantik kalo lagi ngambek!" bisiknya ditelinga Viola.

Viola bersemu merah. Ini tidak bisa di abaikan. Yang tadinya masih bersikap Abai akhirnya Viola menoleh kesamping kirinya. Membuat wajahnya dan Bagus sangat dekat.

Bagus tersenyum manis kearah Viola. Viola masih mematung ditempatnya berdiri. melihat wajah mereka yang saling berdekatan, membuat jantungnya kembali berdegup kencang. Bahkan nafas majikannya itu bisa dirasakannya di area sekitar mulut.

"Maafin saya kalo udah buat kamu terluka"

Ucapan Bagus semakin membuat matanya berkaca-kaca. Bukan karena cemburu, melainkan karena dia sedang terharu. Meski perasaannya tak terbalas tapi dia merasa di hargai. Mungkin ini akan ia jadikan alasan untuk tetap bertahan mencintainya.

"Kamu jangan nangis! kalo kamu nangis, saya jadi merasa bersalah sudah membuat anak orang terluka. Udahan ya ngambeknya!"

Bagus tersenyum sambil menatap lekat ke mata Viola. Dan secara tiba-tiba Viola mencium bibir Bagus tanpa permisi.

My Perfect Majikan (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang