Kau dan cinta itu memiliki kesamaan
Yang mana jika cinta tak dapat di lihat sementara kau tak dapat di miliki.Noah, Pentolan SMA national high
***
Lari bukan lah hobi bagi semua orang,termasuk enzi, namun hal itu harus di lakukan nya saat dua orang preman mengejar nya saat ingin menuju sekolah, harus nya ia berasama ojol yang ia pesan tadi, namun nasib buruk menimpa nya karena ban motor ojol tersebut bocor, tak ada pilihan lain selain berlari karena enzi memilih jalan pintas di sebuah gang yang sepi.
"Mau ke mana"cegah seorang preman berambut keribo persis seperti tempat ayam bertelur, yang sudah berdiri menutup akses jalan enzi.
"Mau apa kalian"
"Serahin handpon lu, atau uang jajan lo, cepat"pinta seorang preman bertubuh gempal dan rambut kuning
"Berani minta doang, lu kira gampang carik duit, kerja dong bang, badan aja yang gede, otak nggak ada lu"enzi memasang raut wajah angkuh ingin melawan namun tenaga nya tak sebanding.
"Banyak bacot lo, sini in"preman bertubuh gempal itu menarik paksa tas ransel yang enzi kenakan dan mencoba membongkar isi nya, sebelum sebuah bongkahan batu besar mengenai salah satu wajah dari preman tersebut.
"Bangsat..!!"preman itu meringis sambil memegang batang hidung nya yang terasa ingin patah, darah segar keluar dari hidung nya.
"Kalau berani jangan sama cewek dong bang, kalau mau carik duit, banyak tu kerjaan yang halal"seorang laki-laki berdiri tak jauh dari mereka, seorang yang bertubuh tinggi, tubuh propesional dan vein di tangan nya yang menanda kan bahwa laki-laki tersebut tidak bisa di remehkan begitu saja.
"Brengsek..!!!"umpat preman berambut kriting itu sambil berlari dan ingin melayangkan pukulan nya ke arah laki-laki tersebut, namun sebuah pukulan keras lebih dulu mencium pipi preman tersebut hingga membuat nya tersungkur, hal tersebut memancing emosi preman bertubuh gempal walau darah sudah menghiasi sekitaran bibir nya ia tetap melakukan perlawanan, namun tetap saja membuat kondisi hidung nya semangkin memburuk, laki-laki itu menerjang tepat mengenai wajah nya.
Enzi terperanga, dengan mulut sedikit terbuka berlutut di atas tanah dengan memeluk erat ransel nya, menatap sebuah perkelahian yang ia rasa sama seperti sebuah pertunjukan sirkus.
"Cabut"salah satu preman itu menarik lengan teman nya, berlari saat mereka merasa tidak sanggup untuk melawan lagi dalam kondisi babak belur.
KAMU SEDANG MEMBACA
another belief
Teen Fiction[follow dulu sebelum baca] Cinta di antara tasbih dan salib "Terimakasih telah hadir di dalam hidup ku walau tak bisa bersama sampai mati" "bagian diri ku merasa sakit mengingat diri nya yang sangat dekat, namun tak tersentuh" Juni. 2020