0.5 | ke rumah camer |

130 20 40
                                    

Bulan bercerita kepada bumi bahwa ia rindu pada matahari, namun takdir tak berpihak, mereka tidak bisa bersama dan hanya bisa bertemu saat gerhana tiba itu pun hanya sekedar berpapasan dan menyapa, karena mereka tahu mereka tidak akan bisa bersama, karena jika mereka bersama maka bumi akan gelap

Another belief



Enzi cukup merasa gugup, kala suara ayah nya terdengar di luar kamar nya, ia menatap noah yang diam membeku takalah panik dengan tangan yang sudah menempel di knop pintu, dengan cepat enzi menarik noah untuk bersembunyi di balik gorden, enzi berlari membukakan sedikit pintu kamar nya dan hanya menampilkan kepala nya.

"Eh ayah udah pulang"enzi berusaha tersenyum untuk menutupi kegugupan nya.

"Kamu udah lama pulang?"tanya ayah nya yang tak merasa curiga dengan tingkah enzi"ayo makan, ibu ada beli nasi bungkus"

"Ayah duluan aja, enzi mau ganti baju dulu"ujar enzi dan langsung mendapat anggukan dari sang ayah, setelah ayah nya turun enzi menutup pintu dan mengunci nya, bahu nya merosot turun dengan helaan nafas lega, ia menatap noah yang masi setia di balik gorden dengan mengeluarkan sedikit kepala nya, hal itu memancing gelak tawa enzi, ia terkekeh pelan melihat kekasih nya yang menurut nya lucu itu.

Noah membawa enzi ke arah balkon kamar"aku pulang ya"noah berujar sambil melalui pagar pembatas tersebut"yakin mau loncat"tanya enzi sambil melirik kebawah,letak nya memang tak terlalu tinggi yang membuat noah mampu menuruni nya dengan melompat, untung saja ia memiliki tulang yang kuat hingga ia bisa mendarat dengan sempurna.

Setelah benar-benar turun noah menoleh kearah enzi untuk memastikan bahwa diri nya baik-baik saja"cium jangan"tanya noah sedikit menggoda, enzi tersenyum sambil memberi kan playing kiss nya ke arah noah, seolah tengah menangkap benda di udara noah sedikit berlonjak dan meraih lalu menelan playingkiss yang di berikan enzi.

"Tu kan kebanyakan makan cinta maka nya bucin"ujar enzi sedikit ngledek.

"Nggak apa-apa asal cewe nya kamu"ujar noah

"Pintar gombal ya, gini ni kalau bergaul sama jamet jakarta selatan"

"Aku bukan jamet ya, aku good boy"ujar noah dengan menyisir  rambut nya ke belakang dengan jari nya.

"Iya deh terserah kamu, pulang gih"

"Lepas makan, jangan lupa mandi terus belajar setelah itu tidur, jangan stalking korea-korea terus"gumam noah sambil berkacak pinggang.

"Laksanakan kapten"enzi memberikan hormat sekaligus tersenyum manis"kamu juga pulang jangan sok jadi jagoan lagi"

"Siap bos, oh ya satu lagi kalau aku sms ngucapin good night itu di balas, jangan jadi siders"ujar noah

"Kan aku balas besok nya"enzi tersenyum kala melihat ekspresi kesal dari sang kekasih.

"Yaudah aku pulang ya sayang, dahh"noah berjalan ke arah pagar dan membuka nya dengan hati-hati lalu menghampiri motor nya yang berada di sebrang jalan. Enzi masi berdiri di balkon memastikan noah sudah benar-benar meninggalkan komplek perumahan nya.


Hari ini enzi di antar ayah nya kesekolah, atas kemauan ayah nya sendiri,pagi sekali karena takut terjebak macet, enzi lebih memilih diam menatap keluar jendela mobil, atensi nya tertuju pada tepian jalan kota yang mulai ramai oleh pejalan kaki, enzi tersadar dari lamunan nya kala telinga nya mendengar suara motor yang tak asing bagi nya, ia menoleh ke kaca spion mobil dan tersenyum saat mendapati noah mengikuti mobil mereka di belakang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

another beliefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang