Part 1 O'Clock

157 73 17
                                    

Ketika pagi mulai datang , Matahari terbit dengan semangatnya cahaya mentari muncul bersinar menyinari jendela kamarku , cahaya yang terang membuat silau . Hal itu membuatku merasa terusik.

Tring tring tring terdengar dering telpon yang tengah berdering hingga mengusik jam tidur seorang wanita yang kini sedang terlelap dalam tidurnya.

Han Yuna perlahan terbangun dari tidurnya sambil mengucak matanya berulang-ulang kali agar memulihkan tingkat kesadarannya dan segera meraih telepon genggam yang berada di atas nakas lalu menjawab teleponnya.

"Halo?" jawabku dengan suara yang lirih , bahwa kenyataannya diriku masih membutuhkan sedikit waktu untuk memulihkan kesadaran sebab rasa kantuk ku belum menghilang secara total.

"Halo, Yuna apakah kamu sudah selesai bersiap untuk pergi? Yak! Jangan bilang kalau kamu baru bangun! Bukankah hari ini seharusnya kamu merasa senang karena bisa kembali ke kampung halaman mu? Ayo cepat bangun dan bersiaplah, jangan membuat kita terlambat" kata Sua dengan nada sedikit khawatir dan juga sedikit teriakan.

Sebab merasa kesal mengetahui fakta bahwa sahabatnya ini baru saja tersadar dalam alam mimpinya , padahal sudah di beritahukan bahwa jadwal penerbangan mereka pada pagi hari namun entah mengapa sahabatnya bisa saja tertidur lelap tanpa mengetahui bahwa kini dirinya dilanda khawatir. Takut di tinggalkan , jika pesawat telah berangkat terlebih dahulu dan meninggalkan mereka berdua. Ya , dirinya dan Han Yuna.

"Hm baiklah ,sudah dulu teleponnya aku akan bersiap dan berangkat kesana bye" jawabku sambil menekan tombol merah untuk mematikan teleponnya dan segera beranjak untuk memulihkan kesadaran ku. Diriku sudah sejak malam , bahkan sejak terhitung dua hari yang lalu ketika kami pergi memesan tiket bersama . Aku sudah menyiapkan semua barang ku , jadi tak perlu khawatir tentang terlambat maupun urusan barang ku . Sebab yang perlu ku siapkan saat ini tak lain adalah persiapan batin , psikologi ku saja.

Apakah aku sudah siap kembali kesana ? kembali ke tempat kelahiran ku dengan sejuta kenangan . Siapkah aku bertemu dengan dirinya ? itu adalah hal yang harus dipikirkan terlebih dahulu.

Biar ku jelaskan tentang sesosok yang baru saja selesai bercengkrama dengan diriku melalui telepon tadi.

Dia adalah seorang gadis yang bernama Lee Sua.

Gadis yang memiliki paras nan cantik , mempunyai ukuran mata yang bulat dan tak lupa dengan sebuah senyuman yang manis dan tak hanya mempunyai fitur wajah yang indah namun dirinya juga memiliki jenjang kaki yang indah warna kulit yang putih seperti susu.Setiap dirinya memberikan sebuah senyuman maka dengan setia lesung pipitnya muncul pada sisi pipi kirinya.

Sua merupakan seorang teman sekaligus sahabat bagiku. Waktu kami dib bangku sekolah tingkat menengah (SMA) hingga sekarang , Sualah yang selalu ada dan menemaniku kemanapun aku berada bahkan sering di sebut dengan magnet karena tak betah jika berjauhan satu sama lain.Ialah yang paling mengetahui semua jalan cerita yang tengah ku lalui dengan dia ,seorang lelaki yang menemaniku dan juga pergi meninggalkanku dalam keadaan terpuruk ini.

Seoul. 04.12.2019,08.00 a.m

Ya.Tepat hari ini , sekali lagi tepat hari ini adalah hari dimana aku harus kembali ke tempat tinggalku yang dulu. Dimana banyak terukir kenangan indah maupun sedih yang kini mulai perlahan - lahan bermunculan di dalam benak pikiran ku.

Wajar saja akan hal tersebut terjadi pada diri ku. Sebab aku tahu bahwa kini aku belum merasa siap untuk mengulangi bahkan mengingat masa lalu yang terasa rumit bagai sebuah teka-teki yang tak berujung pada sebuah kepastian akan jawaban akhir permainannya , karena yang tengah ku lakukan saat ini tak lain adalah aku mulai perlahan – lahan belajar bahkan berusaha melupakan dirinya .Walaupun aku akui , diriku sangat membutuhkan waktu yang lama hanya untuk menyembuhkan luka yang ku rasakan saat ini.

Im And YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang